Heru Lelono
Heru Lelono
RMOL. Presiden SBY tidak khawatir terhadap ancaman sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang akan melakukan demo besar-besaran 28 Oktober 2011.
“Silakan saja demo. Ini kan negara demokrasi. Pemerintah meÂlindungi hak-hak kebebasan mengemukakan pendapat. Tidak ada yang melarang, asalkan dilaÂkuÂkan sesuai aturan yang ada,†ujar Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi dan Informasi Heru Lelono, kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, keÂmarin.
Sebelumnya, Sekretaris JenÂdeÂral Gerakan Mahasiswa (Gema) Kosgoro Dian Assafri mengaÂtaÂkan, aksi besar-besaran yang akan dilakukan pada 28 Oktober 2011 diperkirakan dihadiri 142 orÂgaÂnisasi kepemudaan dan keÂmaÂhaÂsiswaan. “Masing-masing orÂgaÂnisasi pesertanya 1.000 orang,†ujar Dian, Senin (24/10).
Rencananya, lanjut Dian, para pengunjuk rasa akan menggelar aksi di depan Istana Negara Jakarta untuk memperingati dua tahun kinerja pemerintahan SBY-Boediono. “Ini sebagai evaluasi agar peÂmerintah bisa mawas diri,†tegasnya.
Heru Lelono selanjutnya meÂngaÂÂtakan, aksi tersebut henÂdakÂnya dilakukan dengan tertib. SeÂbab, negara demokrasi hanya menÂjamin kebebasan untuk berÂbicara, bukan kebebasan untuk berbuat apa saja.
“Kebebasan berbuat apa saja tidak ada di negara mana pun. Ada batasan-batasan dan aturan yang harus ditaati saat melakuÂkan demo,†tuturnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa Presiden tidak melakuÂkan apa-apa untuk mencegah demo terÂsebut?
Presiden tidak bisa melakukan apa-apa. Ini kan negara deÂmokÂratis. Siapa pun presidennya tidak akan bisa membendung keÂbeÂbasan berpendapat. Sebab, konÂstitusi kita melindungi hak-hak tesebut.
Apakah masalah ini sudah diÂbahas dalam rapat kabinet?
Tidak ada sama sekali ada pemÂbicaraan secara khusus deÂngan menteri-menteri. Soalnya, untuk menjaga keamanan dan keÂterÂtiban itu tidak usah dipeÂrinÂtahkan lagi oleh Presiden. Itu otoÂmatis menjadi tugasnya aparat keÂamanan.
Barangkali Presiden membaÂhasÂnya secara internal dan terÂtutup?
Kami tidak pernah membahas, karena tidak pernah secara khuÂsus ada yang melaporkan itu. Tapi kalau sudah diberitakan di media massa, pastinya beliau tahu. Tapi hal-hal seperti itu nggak perlu dikhawatirkan.
Masa nggak khawatir sih?
Ya, tidak. Seperti yang saya kaÂtakan tadi. Demo-demo itu kan suÂdah dilindungi Undang-UnÂdang. Cuma Presiden mengÂingatÂkan, demokrasi yang baik harus juga taat dengan aturan-aturan hukum.
Silakan mengeluarkan pendaÂpat. Tapi mengeluarkannya deÂngan baik sesuai dengan misinya. Yang paling penting adalah apa yang kita niatkan itu tidak meÂrugikan pihak lain. Nggak boleh seenaknya.
Demo selalu memacetkan jaÂlan, tanggapan Anda?
Ini yang perlu dihindari. JaÂngan memacetkan jalanan. Kalau orang kaya sih nggak apa apa, biÂsa berhenti di mana saja, seperti kafe. Tapi bagaimana dengan tuÂkang ojek, pekerja yang memaÂkai motor. Pasti mereka nggak bisa leÂwat dan harus berputar nggak kaÂruan, sehingga ongkosÂnya leÂbih banyak lagi.
Perlu diingatkan, demo-demo diperbolehkan, tapi tetap dalam taÂtaran aturan. Itu harus dipahÂaÂmi. TanÂpa pemahaman seperti itu, deÂmonstran bisa khilaf. Itu bisa meÂlanggar hak orang lain. JaÂngan luÂpa mengeluarkan penÂdapat juga haÂÂrus melindungi hak-hak orang lain.
Sejumlah politisi Senayan meÂminta pemerintah tidak mengÂanggap enteng aksi terÂsebut, tangÂgapn Anda?
Salah satu hal penting dalam meÂnyampaikan aspirasi, yakni unjuk rasa itu jangan ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan golongan atau kelompok terÂtentu. Kalau politisi biasanya berÂmaÂnuver dan memanfaatkan keÂadaÂan.
Bung Karno mengatakan, poÂlitik bangsa kita itu berÂdaÂsarkan permusyawaratan, perwakilan, dan mufakat. Namun, yang terÂjadi sekarang hanya perÂmuÂsyaÂwaratan dan perwakilan saja. Sudah ketuk palu pun, ada saja yang tidak mufakat.
Kondisi inilah yang membuat masyarakat merasa tidak terÂwaÂkili. Sebagai bagian dari maÂsyaÂrakat, saya pun ingin meÂnunÂtut partai politik. Sebab, kalau ingin berdemokrasi dengan baik, parÂtai politik kita harus baik.
Kenapa Anda bilang belum baik?
Buktinya, masyarakat masih biÂngung menaruh aspirasinya di maÂna. Kalau masyarat sudah punya tempat untuk menyamÂpaikan aspirasi, mereka tidak akan menyampaikannya di jalan. Makanya jangan menyalahkan masyarakat kalau mereka turun ke jalan. [rm]
Salah satu hal penting dalam meÂnyampaikan aspirasi, yakni unjuk rasa itu jangan ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan golongan atau kelompok terÂtentu. Kalau politisi biasanya berÂmaÂnuver dan memanfaatkan keÂadaÂan.
Bung Karno mengatakan, poÂlitik bangsa kita itu berÂdaÂsarkan permusyawaratan, perwakilan, dan mufakat. Namun, yang terÂjadi sekarang hanya perÂmuÂsyaÂwaratan dan perwakilan saja. Sudah ketuk palu pun, ada saja yang tidak mufakat.
Kondisi inilah yang membuat masyarakat merasa tidak terÂwaÂkili. Sebagai bagian dari maÂsyaÂrakat, saya pun ingin meÂnunÂtut partai politik. Sebab, kalau ingin berdemokrasi dengan baik, parÂtai politik kita harus baik.
Kenapa Anda bilang belum baik?
Buktinya, masyarakat masih biÂngung menaruh aspirasinya di maÂna. Kalau masyarat sudah punya tempat untuk menyamÂpaikan aspirasi, mereka tidak akan menyampaikannya di jalan. Makanya jangan menyalahkan masyarakat kalau mereka turun ke jalan. [rm]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 10:12
Senin, 29 Desember 2025 | 10:07
Senin, 29 Desember 2025 | 10:06
Senin, 29 Desember 2025 | 10:03
Senin, 29 Desember 2025 | 09:51
Senin, 29 Desember 2025 | 09:49
Senin, 29 Desember 2025 | 09:37
Senin, 29 Desember 2025 | 09:36
Senin, 29 Desember 2025 | 09:24
Senin, 29 Desember 2025 | 09:20