Achmad Mubarok
Achmad Mubarok
RMOL. Presiden SBY diminta perlu mewaspadai reshuffle kabinet dengan penyusupan agenda kepentingan politik Pilpres 2014. Jangan sampai seperti memelihara anak macan.
Untuk itu, perlu diwanti-wanti masukan pimpinan parpol dan pebisnis. Sebab, penyusupan memÂbawa agenda busuk untuk mendiskreditkan pemerintah yang tinggal tiga tahun lagi.
“Watak pimpinan parpol dan pebisnis itu kan selalu mengejar keuntungan, termasuk dalam rencana reshuffle kabinet ini. Sebab, ideologi partai politik adaÂlah kepentingan,†ujar anggota Dewan Pembina Partai DemoÂkrat, Ahmad Mubarok, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Makanya, lanjut bekas Wakil Ketua Umum Partai Demokrat terÂsebut, yang diperlukan sekaÂrang ini adalah loyalitas agar proÂgram pemerintah bisa terwujud.
“Beberapa kementerian strateÂgis, seperti kementerian ekonomi dan kementerian BUMN harus diisi kalangan non-partai. Ini demi untuk menjaga agar tidak dijadiÂkan sapi perah bagi partai poÂlitik,’’ paÂparÂnya.
Berikut kuÂtipan selengÂkapnya;
Anda melihat ini sebagai ajang funÂdriÂsing bagi partai poÂlitik?
Kalau bagi presiden bukan, tapi bagi partai politik saya menginÂdikasikannya seperti itu. Karena seperti yang saya ungÂkapkan, waÂtak partai ya seperti itu, mengejar keuntungan.
Kalau reshuffle ini disusupi, apa dampaknya bagi Presiden?
Kalau buruk kinerja kementeÂrian, maka nama Presiden buruk juga. Tapi sebaliknya, kalau kiÂnerja kabinet bagus, nama PreÂsiden baik juga. Kalau niatnya ada kepentingan politik 2014, tentu ini nggak bagus. Tujuannya ingin mendiskreditkan pemerinÂtah, lalu mereka mendapatkan keuntungan.
Saya kira beliau tahu mengenai itu. Pak SBY selaku pemegang hak prerogatif dalam reshuffle kabinet ini, tentu akan melakukan yang terbaik demi bangsa, negara, dan rakyat.
Berarti reshuffle kabinet ini harus dengan pertimbangan kiÂnerja, bukan politis?
Saya berkeyakinan bahwa reshuffle sekarang murni untuk peningkatan kinerja, dan pertimÂbangan politis tidak terlalu besar. Apalagi, beliau tidak mencalonÂkan lagi Pilpres 2014, sehingga diharapkan beliau meninggalkan jejak kesejarahan yang baik. Dicatat dengan tinta emas dalam perjalanan bangsa ini.
Kriteria seperti apa yang panÂtas menjadi menteri di biÂdang ekoÂnomi?
Tentunya sang menteri harus memiliki pengetahun ekonomi global atau ekonomi makro. Hal ini cukup penting agar arah ekoÂnomi kita tidak bergantung pada satu kawasan saja. Misalnya Amerika Serikat atau Eropa saja. Apabila ini berhasil, kita bisa berÂpindah pasar tidak hanya berganÂtung pada satu tempat.
Bagaimana dengan bidang mikro?
Dalam bidang ini bisa disiasati dengan menempatkan pejabat Eselon 1 atau pun Dirjen yang paÂham mengenai strategi ekonomi mikro. Bila ini berhasil, maka kita memiliki ketahanan yang kuat di dalam negeri dan ada kesinamÂbungan ekonomi makro dan mikro bisa tercapai, sehingga ekoÂnomi kita bisa mandiri, tidak bergantung dengan negara lain.
Dalam bidang ini bisa disiasati dengan menempatkan pejabat Eselon 1 atau pun Dirjen yang paÂham mengenai strategi ekonomi mikro. Bila ini berhasil, maka kita memiliki ketahanan yang kuat di dalam negeri dan ada kesinamÂbungan ekonomi makro dan mikro bisa tercapai, sehingga ekoÂnomi kita bisa mandiri, tidak bergantung dengan negara lain.
Apa yang harus dikuasai seoÂrang menteri di bidang ekoÂnomi?
Tentu seorang menteri ekoÂnomi harus paham masalah maÂkro. Kita saat perjanjian-perjanÂjian internasional selalu kalah karena tidak menguasai masalahÂnya. Sering masalah sengketa internasional kalah karena dikonÂtrak, kita banyak tertipu. [rm]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 10:12
Senin, 29 Desember 2025 | 10:07
Senin, 29 Desember 2025 | 10:06
Senin, 29 Desember 2025 | 10:03
Senin, 29 Desember 2025 | 09:51
Senin, 29 Desember 2025 | 09:49
Senin, 29 Desember 2025 | 09:37
Senin, 29 Desember 2025 | 09:36
Senin, 29 Desember 2025 | 09:24
Senin, 29 Desember 2025 | 09:20