Benny Susetyo
Benny Susetyo
RMOL. Bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Solo, Minggu (25/9), tidak akan menggoyahkan hubungan antar umat beragama di negeri ini.
“Provokasi ledakan bom tidak akan direspons. Hubungan antar umat beragama di tingkat pimpinan maupun akar rumput sudah cukup baik, terutama daÂlam 10 tahun terakhir,†ujar SeÂkretaris Eksekutif Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Benny Susetyo, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurutnya, tidak laku lagi upaya memecah belah kerukuan antar umat beragama di sejumÂlah daerah. Contohnya, kasus di Ambon yang terjadi belum lama ini.
“Masyarakat di Ambon dan Poso banyak belajar dari pengaÂlaman konflik di masa lalu. ProÂvokasi membenturkan umat beragama tidak lagi ampuh lagi. Sebab, tingkat kesadaran terhaÂdap pentingnya kedamaian mulai tinggi,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kenapa Anda begitu yakin?
Saya yakin masyarakat tidak akan terprovokasi oleh aksi teror tersebut. Saat ini, sebagian besar masyarakat telah menyadari kaÂlau aksi teror bukan atas dukuÂngan atau faham agama tertentu.
Sejumlah pelaku teror kerap mengaÂtasnamakan agama, buÂkanÂkah ini merisaukan?
Betul. Para pelaku teror kerap mengatasnamakan agama untuk mendoktrin atau memuluskan paham radikalnya. Makanya, perlu kita tegaskan bahwa aksi terÂÂsebut menunjukkan bahwa mereka tidak mengenal Tuhan.
Kalau mengenal Tuhan, meÂreka pasti tahu bahwa di agama apapun, rumah ibadah itu simbol rumah Tuhan atau tempat berdoa. Dengan demikian, orang yang mengenal Tuhan pasti menghorÂmati rumah ibadat. Tidak akan merusaknya, apalagi meledaÂkannya.
Apa target para pelaku teror?
Tujuan utama para pelaku teror adalah mengganti ideologi neÂgara. Pasalnya, mereka tidak yakin kalau ideologi Pancasila yang ada saat ini merupakan jalan terbaik.
Makanya, harus ada kesadaran bersama untuk mengantisipasi hal tersebut.
Apa yang telah dilakukan lemÂbaga keagamaan untuk mengÂanÂtiÂsipasi hal tersebut?
Sudah sangat banyak yang kami lakukan. Di antaranya, meÂlaÂkukan pertemuan rutin antar tokoh agama dan masyarakat. Kami juga telah melakukan seÂjumlah upaya agar masyarakat tidak mudah terprovokasi. KemuÂdian kami mengajarkan pendiÂdikan agama yang baik.
Agar cakupannya lebih luas dan maksimal, pemerintah perlu mendukung upaya pemberantaÂsan teroris.
Bukankan kepolisan sudah meÂlakukan sejumlah upaya untuk menangkal aksi teror dan memberantas terorisme?
Betul. Tapi itu belum berjalan maksimal. Untuk menangkal dan mempersempit ruang gerak teroÂrime, perlu ada upaya berÂsama dan kerja sama antar keÂmenÂterian.
Apa saja?
Sedikitnya ada tiga kementeÂrian yang perlu dilibatkan untuk mengantisipasi dan memberantas terorisme, yakni Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PenÂdidikan Nasional, dan KemenÂterian Agama.
Untuk memberantas terorisme, jangan hanya menggunakan penÂdekatan keamanan, pendekatan kultural, dan pendidikan. Tapi juga sosial ekonomi. [rm]
Sedikitnya ada tiga kementeÂrian yang perlu dilibatkan untuk mengantisipasi dan memberantas terorisme, yakni Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PenÂdidikan Nasional, dan KemenÂterian Agama.
Untuk memberantas terorisme, jangan hanya menggunakan penÂdekatan keamanan, pendekatan kultural, dan pendidikan. Tapi juga sosial ekonomi. [rm]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 20:13
Senin, 29 Desember 2025 | 19:53
Senin, 29 Desember 2025 | 19:43
Senin, 29 Desember 2025 | 19:35
Senin, 29 Desember 2025 | 19:25
Senin, 29 Desember 2025 | 19:22
Senin, 29 Desember 2025 | 19:15
Senin, 29 Desember 2025 | 19:08
Senin, 29 Desember 2025 | 19:04
Senin, 29 Desember 2025 | 18:57