Berita

Faozan Amar

Pesan Universal Halal Bihalal

Oleh Faozan Amar
SENIN, 12 SEPTEMBER 2011 | 12:57 WIB

SALAH satu tradisi yang menyertai pelaksanaan hari raya Idul Fitri adalah halal bihalal. Yakni saling maaf-memaafkan antar sesama manusia, terutama dengan orang tua, sanak saudara, tetangga dan teman sejawat.

Sebab, dalam perjalanan hidup dan kehidupan ini, manusia pasti tidak luput dari berbuat dosa dan kesalahan, baik itu yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Dan solusi untuk mengatasinya, agar dapat kembali ke fitri adalah dengan saling memaafkan secara tulus dan ikhlas, lahir dan bathin.

Di samping itu, hal ini juga tidak terlepas dari makna Idul Fitri itu sendiri, yakni kembali kepada kesucian, sebagaimana sucinya bayi yang baru dilahirkan.


Secara etimologis, Idul Fitri berarti hari raya kesucian atau juga berarti hari raya kemenangan. Yakni kemenangan mendapatkan kembali mencapai kesucian, fitri yang sejati. Adapun kata ‘id dalam bahasa Arab diambil dari akar kata ‘ain-wa-da, yang memiliki banyak arti, di antaranya sesuatu yang berulang-ulang. Kata ‘id juga berarti kebiasaan dari kata ‘adah. Dan kata ‘id juga memiliki arti kembali, kembali ke asal dari kata ‘audah.  
thayyib (halalan thayyiban). Ukuran halal yang harus dijadikan guidance, selain halal bermakna diperkenankan, juga yang baik dan yang menyenangkan.

Dalam konteks makanan, misalnya, daging kambing adalah halal (diperkenan) tetapi bagi penderita penyakit hipertensi maka menjadi tidak menyenangkan. Sebab mudharatnya lebih banyak dari pada manfaatnya. 

Allah SWT berfirman,"(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri , mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran 134-135).

Ayat tersebut dapat menjadi landasan teologis bagi pelaksanaan halal bihalal. Sebab dengan melaksanakan halal bi halal, berarti kita termasuk golongan orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan jika hal tersebut diamalkan dengan baik dan benar, pahala akan mengalir bagi yang melaksanakannya.

Kultur saling memaafkan, yang populer disebut halal bihalal, merupakan fenomena yang terjadi di Indonesia dan telah menjadi tradisi turun temurun di negara-negara rumpun Melayu, seperti di Malaysia dan Singapura. Hal tersebut merupakan salah satu refleksi dari ajaran Islam yang menekankan sikap persaudaraan, persatuan, dan saling memberi kasih sayang. Karena itu, di hampir semua institusi, baik pemerintah maupun swasta, acara halal bihalal telah menjadi tradisi tahunan yang “wajib” dilaksanakan.

Dalam konteksnya yang lebih luas, halal bihalal adalah acara maaf-memaafkan pada hari Lebaran Idul Firi, yang merupakan bentuk eksistensi pesta kemenangan umat Islam yang telah berhasil mengatasi berbagai nafsu hewani pada bulan Ramadhan. Dalam konteks yang lebih sempit, pesta kemenangan Lebaran Idul Fitri ini, dikhususkan bagi umat Islam yang telah berpuasa dengan dilandasi rasa iman dan mengharap ridho Allah SWT.

Berdasarkan makna halal bihalal seperti tersebut di atas, pesan universal Islam yang harus kita ambil dan amalkan adalah perintah untuk selalu berbuat baik, memaafkan orang lain dan saling sayang menyayangi. Jika hal tersebut terwujud, maka kedamaian dan ketentraman akan terwujud di bumi Indonesia tercinta. Wallahu a’lam.

Penulis adalah dosen Studi Islam pada Fakultas Ekonomi Universitas Prof. Dr. HAMKA, Jakarta.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya