Berita

Michael Tene

Wawancara

WAWANCARA

Michael Tene: 23 WNI Di Libya Terus Dipantau

MINGGU, 11 SEPTEMBER 2011 | 07:53 WIB

RMOL. Kondisi keamanan di Libya semakin membaik setelah terbentuknya Dewan Transisi Nasional. Namun pemerintah Indonesia terus memantau kondisi warganya di sana.

“Saat ini ada 10 WNI yang su­dah dievakuasi ke KBRI Tunisia. Kondisi mereka sehat dan aman,” ungkap Juru Bicara Ke­menterian Luar Negeri, Michael Tene, ke­pada Rakyat Merdeka, ke­marin.

Seperti diketahui,  6 Septem­ber 2011, Indonesia berhasil menge­va­kuasi delapan WNI dari Libya ke KBRI di Tunisia. Ke de­lapan orang itu adalah Eliya binti Sana Darsilah, Roatinih binti Walir, Parni binti Mai Endi, Asiyah binti Ardi, Dian Yulianti, Kadmini binti Said Muhammad, Rosidah binti Sanawi, dan Eni binti Sair Bosar.

Michael Tene selanjutnya me­ngatakan, berdasarkan pantauan dan catatan terkini KBRI Tunisia, masih ada 23 WNI yang berada di Tripoli, Libya. Pemerintah Indonesia tidak membiarkan be­gitu saja keberadaan 23 WNI ter­sebut. Namun melalui KBRI di Tunisia, pemerintah terus mela­kukan komunikasi dengan 23 WNI tersebut.

“KBRI kita yang ada di Tu­nisia terus menjalin komunikasi de­ngan 23 WNI. Kami terus me­man­tau. Kami menghimbau me­reka untuk dievakuasi ke Tuni­sia,” ujar Tene.

Berikut kutipan selengkapnya;

    

Bagaimana proses evakuasi 10 WNI itu?

Sejak pecah pertempuran, De­wan Transisi Nasional me­ngua­sai Tripoli. Sejak itu sudah ada 10 WNI yang dievakuasi keluar Tripoli. Proses evakuasi dilaku­kan dalam tiga tahap, yaitu tanggal 30 Agustus 2011 menge­vakuasi satu orang, tanggal 6 September 2011 mengevakuasi delapan orang dan tanggal 8 September 2011 mengevakuasi satu orang.


Kenapa tidak langsung satu ta­hap?

Proses evakuasi kita sesuai­kan dengan keadaan setempat, yang saat ini kondisinya sudah mem­baik.

 Kemungkinan besar kita akan mengevakuasi ke KBRI Tuni­sia be­berapa orang dari 23 orang yang masih berada di Libya.


Apa benar pas­­por 10 WNI itu ber­­­masalah?

Ada beberapa dari mereka yang tidak memegang paspor­nya masing-masing. Namun hal itu tidak masalah, karena kita sudah ada kerja sama antara pe­tugas KBRI di Tunisia dengan petugas Imigrasi di perbatasan Libya-Tu­nisia. Untuk itu me­reka bisa men­­dapatkan izin me­lintasi per­ba­tasan.

Bagaimana dengan kondisi ke­sehatan mereka?

Semuanya dalam keadaan se­hat dan aman. Yakni 10 orang yang sudah di KBRI Tunisia dan 23 orang yang masih bertahan di rumah majikan mereka di Libya.


Kapan lagi ada evakuasi?

Dalam waktu dekat ini satu atau dua orang akan dievakuasi ke KBRI Tunisia. Namun sisanya masih ada yang ingin tetap ber­tahan di Tripoli.


Bagaimana WNI yang ingin tetap di Libya?

Memang keadaannya tidak se­mua WNI ingin dievakuasi karena kondisi di Libya sudah semakin membaik. Mereka ingin tetap di Libya. Mereka ini tetap akan kita pantau kondisinya. Namun bagi mereka yang ingin dievakuasi, pemerintah Indonesia akan memfasilitasi proses eva­kuasi ke KBRI Tunisia.


10 WNI itu akan dipulang­kan ke Indonesia?

Hal ini masih dibicarakan ke­pada mereka. Apakah me­nunggu situasi di Libya aman dengan tetap menunggu di KBRI Tunisia atau  kembali ke Indonesia. Tapi saya belum bisa memastikan berapa yang ingin ke Indonesia.

   

Apa kendala evakuasi itu?

Sejauh proses evakuasi yang kami lakukan, kendala utamanya adalah kondisi keamanan. Sebab, proses evakuasi dilakukan dari jalan darat, tidak bisa lewat udara. Sebelum mereka melintasi per­jalanan ke perbatasan Libya-Tunisia, tentunya kami harus me­mastikan rute yang dilaluinya relatif aman.

Kendala lainnya masalah logis­tik, seperti bahan bakar karena memang persediaan bahan bakar itu tidak mudah diperoleh di Tripoli. Namun kendala itu bisa diatasi.   [rm]


10 WNI itu akan dipulang­kan ke Indonesia?

Hal ini masih dibicarakan ke­pada mereka. Apakah me­nunggu situasi di Libya aman dengan tetap menunggu di KBRI Tunisia atau  kembali ke Indonesia. Tapi saya belum bisa memastikan berapa yang ingin ke Indonesia.

   

Apa kendala evakuasi itu?

Sejauh proses evakuasi yang kami lakukan, kendala utamanya adalah kondisi keamanan. Sebab, proses evakuasi dilakukan dari jalan darat, tidak bisa lewat udara. Sebelum mereka melintasi per­jalanan ke perbatasan Libya-Tunisia, tentunya kami harus me­mastikan rute yang dilaluinya relatif aman.

Kendala lainnya masalah logis­tik, seperti bahan bakar karena memang persediaan bahan bakar itu tidak mudah diperoleh di Tripoli. Namun kendala itu bisa diatasi.   [rm]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya