Berita

Benny Susetyo

Wawancara

WAWANCARA

Benny Susetyo: Idul Fitri Sarana Merajut Persaudaraan

SELASA, 30 AGUSTUS 2011 | 04:43 WIB

RMOL. Dewan Kepausan Gereja Katolik di Vatikan mengirimkan surat ucapan selamat hari raya Idul Fitri pada umat Muslim di dunia, Sabtu (20/8).

Inti  surat itu mengajak umat Is­lam dan umat Kristen meng­gali ke­kayaan spiritual untuk mema­jukan dan memekarkan nilai-nilai kemanusiaan.

“Ucapan selamat Idul Fitri yang dikirim adalah surat yang ke-47. Itu artinya sudah 47 ta­hun surat ucapan Selamat Idul Fitri di­ki­rim oleh Dewan Ke­pau­san un­tuk umat Muslim di seluruh du­nia,” ujar Sekre­taris Eksekutif  Konfe­ren­si Wa­ligereja Indonesia (KWI) Ben­ny Su­setyo kepada Rakyat Mer­deka di Jakarta, Minggu (28/8).


Sebelumnya diberitakan, De­wan Kepausan untuk Dialog An­tarumat Beragama mengi­rim­kan surat ucapan selamat Idul Fitri yang ditandatangi oleh Direktur Kepausan untuk Dia­log An­tar­umat Beragama Kar­dinal Jean-Louis Tauran  dan Sek­re­ta­ris­nya Uskup Agung Pier Luigi Celata.

Topik yang dianggap sa­ngat penting oleh umat Kristiani dan umat Muslim adalah sa­ma-sama menghadapi tan­tangan mate­rialis­me dan hedonisme.

Benny selanjutnya mengat­a­kan, Dewan Kepausan berharap umat manusia bersama-sama me­rajut kebersamaan mengatasi persoalan bangsa dan negara. Selama ini, umat manusia hanya berorientasi pada hal yang sifat­nya bendawi dan melupakan ke­kayaan rohani.

Berikut kutipan selengkapnya;

Apa pesan dalam surat itu?
Keserakahan membuat orang kehilangan dimensi rohani da­lam kehidupannya. Untuk itu, kami me­ngajak kepada semua mas­ya­ra­kat untuk mengem­bali­kan di­men­si rohani sebagai ma­nusia se­jati.

Ketika manusia kehilangan dimensi rohani dalam kehidupan beragamanya, maka yang muncul adalah dengki, iri hati dan ber­ba­gai macam kesenjangan sosial dalam pandangan materialisme.

Apa efek sosial dari ma­te­rialisme itu?
Masyarakat semakin egois. Orang hanya memikirkan diri dan kelom­pok­nya, sehingga menim­bulkan ke­se­rakahan. Ketika se­orang ber­kuasa, dia ingin mem­pertahankan kekuasa­an de­ngan me­nya­lah­gu­na­kan wewe­nang­nya.

Tidak ada lagi  keadilan sosial. Keadilan so­sial itu ada ketika kita meng­har­gai harkat dan mar­tabat manusia.

Dengan begitu menimbulkan kejahatan korupsi?
Korupsi, nepotisme, dan ke­se­­ra­kahan sebenarnya tidak meng­hargai martabat manusia. Ma­nu­sia direduksi dalam material. Se­bab, semua dihargai dengan material dan kekuasaan. Akibat­nya, orang yang berkuasa akan me­ma­­terialkan semuanya.

Artinya politisi hanya mem­perkaya diri sendiri?
Hal itu yang terjadi dalam diri politisi. Kehilangan di­mensi so­sialnya. Yang diuta­ma­kan mem­perkaya diri sendiri. Akhirnya politisi kehila­ngan dimensi ro­hani dalam ke­hidupan sosial.

Akhirnya lahirlah koruptor. Sebab, konsep yang salah me­nge­nai apa tujuan dimensi hidup ma­nu­sia. Tujuan dimensi hidup ma­nusia itu seperti yang dirumuskan bapak bangsa yaitu demi kese­jah­teraan umum.

Ketika hal itu tidak pernah dija­dikan cara berpikir dan cara pan­dang para elit kita, maka mereka menjadikan dimensi material itu sebagai kebendaan.

Kekuasaan itu men­jadi semu?
Betul. Kekuasaan akan terasing dengan realitas sekitarnya, se­hingga kekuasaan itu menjadi se­mu. Kekuasaan hanya sekadar berkuasa karena hanya punya dimensi kebendaan. Akibatnya, orang tidak punya kepercayaan kepada kekuasaan itu. Dia tidak punya makna lagi.

Kondisi itu menandakan bah­wa kekuasaan itu hanya menjadi alat dari kekuataan modal untuk mem­perkaya dirinya, bukan untuk me­layani dan mense­jahterakan.

Oh ya, bagaimana Anda me­mak­nai perayaan Idul Fitri?
Perayaan Idul Fitri adalah pe­ra­yaan bersama, yaitu sarana me­rajut persaudaraan. Itu yang di­te­kankan dalam surat itu, wa­lau­pun berbeda tetapi bersama-sama mengakui harkat dan martabat manusia yang diberkahi hak serta kewajiban.

Intinya, toleransi beragama yang dijalankan bangsa Indonesia, sudah berjalan dengan baik dan alami, karena hubungan ke­agamaan itu merupakan hu­bu­ngan yang cair.   [rm]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya