RMOL. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terus memantau 19 WNI yang berada di Libya. Sekarang ini kondisinya tetap aman.
“Berdasarkan info yang kami terima, mereka saat ini daÂlam kondisi aman,†ucap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Jubir Kemenlu) Michael Tene, kepada Rakyat Merdeka, Rabu (24/8).
Menurut Tene, yang memantau kondisi 19 WNI itu Kedubes IndoÂnesia yang ada di Tunisia. Sebab, Kedubes Indonesia di Libya sudah dikosongkan sejak Maret lalu.
Tene menegaskan, satu WNI yang berada di KBRI Tripoli dan lainnya di rumah majikannya masing-masing.
Berikut kutipan selengkapnya;Apa komunikasi itu dilakuÂkan dengan 19 WNI di negara itu?Kondisi di Libya saat ini meÂmang masih belum menentu, hal ini menyebabkan alat komunikasi kadang tersambung kadang tidak. Tapi akan terus kami coba berkoÂmunikasi setiap hari.
Kami mengakui bahwa koÂmuÂnikasi ini tidak mudah dilaÂkukan, tapi kami terus memastiÂkan keamanan WNI di Libya.
Apa yang dilakukan pemeÂrinÂtah Indonesia?Usaha yang kami lakukan berÂkelanjutan. Sejak Libya bergolak awal tahun ini, kita sudah mengevakuasi sekitar 800 WNI, Maret 2011.
Gelombang terakhir, staf KeÂdubes kita di Tripoli juga dievaÂkuaÂsi, dan kedutaan kita dikoÂsongkan
Sejak Maret hingga Agustus ini, lebih 900 WNI dievakuasi dari Tripoli. Umumnya mereka dievakuasi di perbatasan antara Libya dan Tunisia. Namun ada sejumlah WNI yang dievakuasi terpisah.
Siapa yang menjaga kantor KeÂdubes di Tripoli?Saat kita mengevakuasi staf Kedutaan Besar kita di Tripoli, Kedubes hanya dijaga staf lokal.
Ketika kondisinya sudah meÂmungkinkan, oleh staf lokal itu akan diupayakan mengumpulkan WNI ke Kedubes untuk dievaÂkuasi ke Tunisia.
Evakuasi ini tergantung dari situasi dan keadaan di Libya yang saat ini masih belum menentu. Ketika situasi sudah relatif aman, diupayakan evakuasi ke luar Libya.
Apa kendala dalam evakuasi itu?
Jarak dari Tripoli ke perbatasan Tunisia sekitar 200 kilometer. Harus dilakukan melalui darat. Ada dua kendala, pertama, perÂjalanan yang jauh itu tentu harus diperhitungkan situasi keamanan sepanjang perjalanan itu.
Kedua, masalah logistik seperti makanan dan bahan bakar. KaÂrena dengan kondisi konflik seÂperti ini, untuk mendapatkan baÂhan makanan akan sulit. ApaÂlagi mendapatkan bensin.
Bagaimana kalau ada WNI yang tidak mau dievakuasi?
Pada intinya Kedubes kita di Tunisia akan membantu proses evaÂkuasi. Tapi bila ada dari meÂreka yang tidak ingin dievakuasi, itu adalah pilihan mereka dan tidak bisa dipaksa. Namun kami akan berusaha maksimal untuk mengevakuasi.
[rm]