RMOL. Masyarakat diminta berpikir positif terhadap DPR atas fit and proper test calon pimpinan KPK.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi III DPR Tjatur Sapto Edy kepada Rakyat MerÂdeka, di Jakarta, Sabtu (20/8).
“Jangan berprasangka buruk, ada dagang sapi, dan sebagainya. Kami belum melakukan seleksi, kok sudah banyak tudingan. Itu doa loh. Kalau kita mendoakan yang buruk-buruk maka hasilnya buruk,†ujarnya.
Seperti diketahui, Pansel PimÂpinan KPK memberikan ranking calon yang sudah disampaikan ke DPR. Yakni; Bambang WidjoÂjanto, Yunus Husein, Abdullah Hehamahua, Handoyo Sudrajat, Abraham Samad, Zulkarnain, Adnan Pandupradja, dan Aryanto Sutadi.
Ini dilakukan untuk benteng moral bagi DPR dalam melaÂkuÂkan seleksi. Sebab, lembaga itu diragukan memilih empat orang menjadi pimpinan KPK.
Tjatur Sapto Edy selanjutnya mengatakan, tidak ada institusisi yang ingin menghancurkan neÂgara ini. Pada dasarnya, peÂmerinÂtah, DPR, kepolisian, kejaksaan, dan KPK sama-sama mau negara ini menjadi baik.
“Nggak ada institusi ini peruÂsak negara. Mari kita benahi seÂmuanya bareng-bareng,†ujar KeÂtua Fraksi PAN DPR itu.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apakah DPR meloloskan seÂsuai ranking yang dibuat Pansel Pimpinan KPK?
Kalau mereka memaksakan itu, berarti mengintervensi DPR dong. Kami nggak pernah mengÂintervensi.
Mereka bukan Rasul yang wajib diikuti. Mereka itu manusia biasa seperti kami yang masih bisa salah.
Artinya ranking itu diabaiÂkan?Tidak begitu. Kami menghorÂmati penilaian pansel dan itu akan dijadikan sebagai masukan berÂharga dalam pengambilan kepuÂtuÂsan di DPR. Namun, kami tidak bisa memastikan kalau hasilnya akan persis seperti itu.
Mudah-mudahan hasil uji keÂpatutan dan kelayakan yang dilaÂkukan DPR, hasilnya sama. Tapi kalau tidak sama, jangan marah. Kan semuanya punya kewenaÂngan masing-masing.
Calon dari kepolisian dan keÂjaksaan disorot, apa itu diperÂtimÂÂbangkan?Sekali lagi saya ingatkan, tidak ada institusi perusak negara atau institusi itu memperbaiki negara. Buktinya, para pimpinan KPK seÂbelumnya yang berasal dari kepoÂlisan dan kejaksaan kiÂnerjanya tetap baik. MisalÂnya, Bibit Samad Riyanto dan TauÂfiequrachman Ruki, mereka kan berasal dari kepolisian.
Kemudian dari kejaksaan ada Tumpak Hatorangan Panggabean dan Antasari Azhar.
Menurut saya, orang yang baik bukan orang yang tidak pernah salah. Orang yang baik adalah orang bertobat setelah melakukan kesalahan.
Apa saja tahapan uji kepaÂtuÂtan dan kelayakan itu?Kami akan melakukan proseÂdur standar uji kepatutan dan keÂlayakan. Kami akan mengundang pansel untuk menyampaikan hasil seleksi yang telah mereka lakuÂkan, meminta masukan dan inforÂmasi dari masyarakat, serta mengÂundang institusi yang berÂwenang, seperti PPATK, BIN dan institusi lain yang kita pandang kredibel untuk memberi inforÂmasi.
Kemudian, kami melakukan inÂvestigasi lanjutan dan melakuÂkan kunjungan ke kediaman atau kantor yang bersangkutan. SeteÂlah memperoleh cukup data dan informasi, kami akan melakukan rapat internal komisi dan uji keÂpatutan dan kelayakan.
Kapan dimulai?
5 September mendatang. Kami targetkan awal Oktober, seÂluruh tahapan selesai, dan meneÂtapkan pimpinan KPK yang baru.
Apa kriteria yang ditetapkan DPR?
Fokusnya pada track record, keÂÂmampuan kepemimpinan, kreÂdibilitas, gagasan, cita-cita, dan keberanian terhadap pembeÂrantaÂsan korupsi.
[rm]