Jimly Asshiddiqie
Jimly Asshiddiqie
RMOL.Nazaruddin sudah resmi dipecat dari Partai Demokrat. Tapi nasib partai pemenang Pemilu 2009 itu tetap sangat tergantung ‘nyanyian’ Nazaruddin.
Apakah ‘nyanyian’ bekas BenÂdahara Umum Partai DemoÂkrat itu benar-benar fitnah atau seÂbaliknya.
Kalau fitnah, berarti partai yang diprakarsai SBY dan Vence Rumangkang itu bakal semakin besar ke depan. Tapi kalau ucapan Nazaruddin benar, maka partai ini hancur.
Demikian disampaikan bekas Ketua MK, Jimly Asshiddiqie, di Jakarta, Senin (25/7).
“Masa depan Partai Demokrat ada di pembuktian ucapan NaÂzaruddin. Setelah Nazar diperiksa mungkin ditemukan atau tidak keterlibatan dari orang-orang yang disebutkan itu,†papar bekas Wantimpres Bidang Hukum dan Ketatanegaraan itu.
Berikut kutipan selengkapnya;
Apa maksudnya nasib Partai Demokrat ada di pembuktian ucapan Nazaruddin?
Nazaruddin terlalu cepat berÂbicara. Ucapannya itu harus diÂbuktikan berapa persen kebenaÂranÂnya. Apakah 90 persen, 80 persen, 70 persen, atau 0 persen.
Apabila 0 persen kebenaranÂnya, Demokrat akan menjadi semakin besar karena berhasil membuktikan bahwa partai tersebut difitnah. Namun kalau kebenarannya 90 persen, DemoÂkrat bisa tenggelam. Makanya, masa depan Partai Demokrat ada di Nazaruddin. Namun saya berharap Nazaruddin banyak bohongnya. Sebab apabila benar akan mengganggu kinerja pemeÂrintahan secara keseluruhan.
Bagaimana bila Nazaruddin tidak pulang?
Pasti pulang. Kalau tidak, dia akan rugi. Sebab, dikucilkan daÂlam kehidupan nyata. Dia bisa pergi kemana-mana karena masih punya uang. Tapi ketika uangnya habis, mau pergi kemana lagi.
Daripada membiarkan dirinya masuk penjara pengasingan berÂtahun-tahun, lebih baik segera pulang dengan bertanggung jaÂwab, karena sebagai politisi dia seharusnya gentleman.
Nazaruddin mengaku tidak percaya KPK, itu bagaimana?
Namanya bandit begitu, orang lain yang dituduh. Saya ingin meÂnekankan, ketika KPK dituduh, bukan berarti institusi itu 100 persen salah. MeÂreka bisa meÂmeriksa internalnya sendiri tapi tidak sekarang, namun yang haÂrus diÂpeÂriksa KPK saat ini adalah NaÂzaruddin terlebih dahulu.
KPK sudah meÂmeÂriksa interÂnalÂnya?
Tidak ada gunanya KPK memÂbuat tim untuk memeriksa Chandra Hamzah dan lain-lain. Nanti saja itu dilakukan. Tetapi memang sebaiknya orang-orang yang disebut itu merasa menyeÂbabkan beban psikologis.
O ya, bagaimana dengan konÂdisi politik Indonesia saat ini?
Kita masuk perangkap dalam liÂberalisme politik. Kalau libeÂralisme ekonomi adalah ekonomi pasar bebas, maka liberalisme politik adalah politik pasar bebas. Kita membuat keputusan berdaÂsarÂkan kemauan pasar. SedangÂkan pasar ditentukan pembentuÂkan opini, dan pembentukan opini ditentukan media.
Karena itu, media saat ini laku keras, media bisa mengÂgiÂring opini ke kanan atau ke kiri. Kita memerÂlukan media yang idealis dan independen. Tidak berpihak pada siapapun kecuali kepada kebeÂnaran faktual yang bisa memberi arah perjalanan bangsa. [rm]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 20:13
Senin, 29 Desember 2025 | 19:53
Senin, 29 Desember 2025 | 19:43
Senin, 29 Desember 2025 | 19:35
Senin, 29 Desember 2025 | 19:25
Senin, 29 Desember 2025 | 19:22
Senin, 29 Desember 2025 | 19:15
Senin, 29 Desember 2025 | 19:08
Senin, 29 Desember 2025 | 19:04
Senin, 29 Desember 2025 | 18:57