RMOL. Tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pemburu tersangka Nunun Nurbaetie ketambahan tugas, yaitu mengendus jejak pelarian Muhammad Nazaruddin.
KPK tak mau lepas tangan begitu saja dalam memburu Nazaruddin. Meski sudah minta bantuan InÂterÂpol, KPK tetap menugaskan tim khusus untuk mencari bekas BenÂdahara Umum Partai Demokrat itu. Penjelasan tentang keberÂadaÂan tim tersebut, kemarin disamÂpaiÂkan Kabiro Humas KPK JoÂhan Budi Sapto Prabowo.
Menurut Johan, keberadaan tim khusus pemburu Nazaruddin di KPK sama sekali bukan untuk membayangi kinerja Interpol atau lemÂbaga lain yang punya misi saÂma. Soalnya, tim KPK menggunakan metode dan jalur lain.
“Kami menggunakan jalur diplomasi lain lewat koordinasi dengan Kemenlu. Tugasnya beda dengan Interpol. Kami melalui jalur lain,†tuturnya. Namun, saat ditanya identitas anggota maupun total personel dalam tim pemburu KPK ini, ia menolak merincinya.
Dia menyatakan, tim ini berisi kru yang sebelumnya bertugas memburu jejak tersangka kasus dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGSBI). â€Timnya seperti itu. SeÂperÂti saat pengejaran tersangka NN di Thailand,†sebutnya.
Yang pasti, imbuhnya, sampai sejauh ini tim KPK masih beÂkerÂja. Ia menolak merinci hasil kerÂja yang telah dicapai tim terÂseÂbut. Saat diminta menguraikan apaÂkah tim tersebut telah menÂÂdatangi negara-negara seÂperti China, Singapura maupun Argentina, ia memilih merahasiakan hal itu.
Dia hanya bilang, perburuan tim dilakukan ke sejumlah tempat yang diduga jadi tempat persemÂbunyian Nazaruddin. “KemungÂkinÂan memang ada.
Kami tidak bisa meÂnyamÂpaikÂannya,†tepisnya seraya meÂnamÂbahkan, meski punya tim khusus, KPK juga tetap berkoordinasi deÂngan Polri, Interpol dan Imigrasi.
Sumber di lingkungan KPK memastikan, tim pemburu NaÂzarudÂdin sama dengan tim yang perÂnah dikirim KPK ke Thailand untuk mengecek keberadaan NuÂnun. Sumber ini menyatakan, tim berisi tujuh personel KPK. “MeÂreka masih bekerja. Hasil kerÂjanya nanti disampaikan secara resmi,†ujarnya.
Hal senada disampaikan KaÂpolri Jenderal Timur Pradopo keÂmarin. Usai Rakor PenangÂguÂlangan Terorisme yang diikuti seÂluruh Kapolres di Indonesia, TiÂmur bilang, semua lembaga saling bersinergi dalam mencari Nazaruddin.
Namun bekas KaÂpolda Metro Jaya ini menolak meÂnyebutkan lokasi perburuan yang didatangi anak buahnya.
Saat disinggung mengenai negara Argentina sebagai tempat persembunyian Nazaruddin, KaÂpolri tidak memberikan jaÂwaban. “Sekali lagi semuanya tengah bekerja keras,†timpalnya.
Hal senada dilontarkan MenÂteri Hukum dan HAM Patrialis AkÂbar. Dikonfirmasi hasil idenÂtifikasi Tim Imigrasi dalam meÂngeÂcek keberadaan Nazaruddin, bekas pengacara ini menyatakan, tim masih terus bekerja.
Patrialis mengemukakan, tim Imigrasi dan Ditjen Adminum Kumham telah mengantongi informasi seputar posisi buronan KPK tersebut. Idem dito dengan KPK dan kepolisian, MenÂkumÂham tak menyebut spesifik neÂgara yang jadi target utama opeÂrasi tim Kemenkumham dan keÂpoÂlisian. “Kami dan kepolisian akan mendatangi langsung neÂgara-negara yang diduga menjadi temÂpat persembunyian NazarudÂdin,†tandasnya.
Ia menjanjikan, akan mengÂamÂbil langkah tegas terhadap jajarÂannya yang kedapatan terlibat peÂnerbitan paspor ganda NazarudÂdin.
Dugaan kepemilikan paspor ganÂÂda tersebut mencuat karena NaÂÂzaruddin yang sebelumnya berÂada di Singapura, kabarnya tak ditemukan batang hidungnya di negara tersebut. Padahal, pasca peÂlarian tersangka, KemenÂkumÂham telah mencabut paspor yang berÂsangkutan.
Tim Pemburu Cuma Trik KPKAchmad Basarah, Anggota Komisi III DPRAnggota Komisi III DPR Achmad Basarah menilai, pemÂbentukan tim khusus yang berÂtugas mengejar Nunun dan NaÂzar hanyalah trik politis dari KoÂmisi Pemberantasan Korupsi (KPK) supaya dinilai maÂsyaÂrakat terlihat kinerjanya. PaÂdahal, katanya, pembentukan tim itu hanyalah buang-buang wakÂtu dan biaya saja.
“Ibaratnya, bekerjasama deÂngan Interpol saja KPK belum teÂmukan tersangkanya, apalagi ini hanya mengandalkan orang Âdalam saja. Saya jamin nggak bakalan ketemu dua tersangka itu,†katanya.
Basarah menyarankan KPK tiÂdak perlu membentuk tim khuÂsus untuk mengejar dua terÂsangÂka itu. Sebab, katanya, yang dibutuhkan masyarakat saÂat ini adalah bukti nyata meÂnangÂkap kedua tersangka itu. “MaÂsyarakat sudah bosan dengan janji-janji. Saya merasa kok KPK begitu aneh dalam upaya menangkap dua tersangÂka ini. Tak seperti kasus lainÂnya,†ucapnya.
Alhasil, politisi PDIP ini pun meÂnilai, ada unsur kepentingan politik dalam perkara tersebut. “SuaÂmi Nunun kan bekas pejaÂbat polisi. Nah kalau Nazar, KPK mungkin takut bertindak kaÂrena dia berasal dari partai yang saat ini menguasai peÂmeÂrintahan,†tandasnya.
Lantas, apakah saat ini tak ada lagi lembaga penegak huÂkum yang bersikap profesional dalam menangani suatu perÂkara? Basarah menjawab, keÂmungÂkinan masih ada, tetapi saÂngat jarang ditemukan. “Satu-saÂtunya harapan kita hanya keÂpada KPK. Tapi, terkadang meÂreka juga maÂsih menerapkan meÂtode teÂbang pilih,†ucapnya.
Jangan Mudah Percaya Asing
Soekotjo Soeparto, Bekas Komisioner KY Bekas komisioner Komisi YuÂdisial (KY) Bidang HuÂbungÂan Antar Lembaga, Soekotjo Soeparto tidak meÂragukan tim khusus yang diÂbentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) guna mengejar tersangka NuÂnun Nurbaetie dan MuÂhamÂmad Nazaruddin. MeÂnuÂrutnya, lemÂbaga superbodi itu akan menuai hasil yang sigÂnifikan.
Soekotjo menambahkan, KPK berhak membentuk tim khusus untuk melakukan peÂngeÂjaran dua tersangka itu tanÂpa bekerja sama dengan pihak Interpol. Sebab, kata dia, peÂnangÂkapan kedua tersangka itu saÂngat dinantikan maÂsyaÂrakat banyak. “Pertama, kaÂsus ini menarik perhatian orang baÂnyak. Kedua, jangan terlalu muÂdah percaya kepada lembaga penegak hukum dari pihak asing,†katanya.
Meski begitu, bukan berarti Soekotjo merendahkan martaÂbat Interpol. Dia tetap berharap KPK tak memutus hubungan koÂmunikasi dengan pihak InÂterpol. Sebab, lanjutnya, lemÂbaga yang dikomandoi oleh BusÂyro Muqoddas itu pasti membuÂtuhÂkan bantuan Interpol guna meÂngetahui keberadaan dua tersangÂka itu.
“Jadi, KPK punya dua amuÂnisi. Satu tim khuÂsus murni, satu lagi dengan banÂtuan pihak InÂterpol,†tandasnya.
Mengomentari Nazaruddin yang kerap kali muncul via meÂdia elektronik, Soekotjo berÂhaÂrap tidak ada lagi politisi yang meÂniru gaya bekas Bendahara Umum DPP Demokrat itu.
[rm]