RMOL. Polisi yang menerima instruksi Presiden SBY untuk memburu M Nazaruddin belum menunjukkan prestasi. Pelarian dan ‘nyanyian’ nyaring Nazaruddin di media massa, membuat sejumlah pihak gerah.
Meski sudah beberapa kali memÂberi keterangan pers di teleÂvisi, keberadaan tersangka kasus suap pembangunan Wisma Atlet itu belum terendus. Kadivhumas Mabes Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengatakan, perburuan terhadap Nazaruddin sampai kini masih diintensifkan jajarannya. Ia menyebut, kepolisian telah meÂngetahui posisi Nazaruddin.
Tapi, bekas Kapolda KepulauÂan Riau ini, memilih untuk meraÂhaÂsiakan lokasi perburuan yang diÂmaksudkannya. “Nanti kalau suÂdÂah ditangkap akan dibeÂriÂtaÂhu,†katanya. Anton mengaku, poÂlisi serius menindaklanjuti insÂtruksi Presiden dalam memburu jejak Nazaruddin.
Usaha kepolisian mengendus jejak Nazaruddin di luar negeri kata jenderal bintang dua itu, dilaÂkukan melalui koordinasi berÂsaÂma Kepolisian Internasional (InÂÂterÂpol). Menurutnya, kerjasama deÂÂngan negara-negara anggota InÂterpol dilakukan guna memÂperÂceÂpat proses pemulangan Nazaruddin.
“Terakhir ada informasi dia beÂrada di Filipina. Kami cek ke sana tapi sudah tidak ada. Polisi juga fokus melacak jejaknya di SingaÂpura,†ucapnya.
Untuk kepentingan melacak NaÂzaruddin di Singapura, samÂbungÂnya, kepolisian mengirim tim ke negara tersebut. Namun, AnÂton tidak menjelaskan kapan tim berangkat serta berapa anggoÂta personil tim tersebut.
Di Indonesia, Anton mengaku, esÂkalasi perburuan jejak NazaÂrudÂdin meningkat. Lokasi-lokasi yang diduga menjadi tempat perÂsembunyian Nazar di kawasan BinÂjai, Sumut, Batam, Riau samÂpai Nganjuk dan Jember, Jatim, katanya lagi, dipantau polisi seÂcara intensif.
“Pokoknya kita beÂrusaÂha optiÂmal dalam memburu buronan kami,†tegasnya. SeÂmenÂtara Kabagpenum Polri Kombes Boy Rafli Amar memastikan, keÂpolisian telah mengetahui posisi Nazaruddin.
Namun ia menyatakan, keÂpoÂlisian belum bisa mengÂinforÂmaÂsiÂkan hal tersebut kepada publik. Alasannya langkah diplomasi antar negara tengah dilaksanaÂkan oleh kepolisian. “Dia ada di seÂbuah neÂgara bukan kepuÂlauÂan,†ucapnya.
Menanggapi soal sayembara piÂhak luar alias LSM terkait perÂburuan Nazaruddin, Anton tak mau menanggapi hal tersebut seÂcara terburu-buru. Dia menyebut, selama tidak menyalahi prosedur hukum, hal membuka sayembara sah-sah saja.
Ia menampik anggapan bahwa sayembara yang digelar LSM menÂjadi semacam upaya menÂdisÂkreditkan kepolisian yang tidak mampu meringkus buronan terseÂbut secara cepat. “Itu bentuk apÂreÂsiasi masyarakat dalam menÂdukung kepolisian. Bentuk duÂkuÂngan itu kan bisa bermacam-maÂcam,†tandasnya.
Presiden LSM Lumbung IÂnÂforÂmasi Rakyat (LIRA) Jusuf Rizal menyatakan, dibukanya sayemÂbaÂra perburuan Nazaruddin deÂngan total hadiah terakhir Rp 150 juta, ditujukan untuk memÂperÂcepat penuntasan kasus ini.
“Bukan tidak percaya sama kepolisian. Tapi, ini bagian dari sikap mendukung kepolisian dalam menuntaskan kasus ini,†katanya seraya menambahkan, seratusan orang dari seluruh wilaÂyah Indonesia telah mendaftar ke perwakilan LIRA di daerah.
Tapi, ia mengaku tidak ingat perÂsis jumlah atau total orang yang mendaftar di kantor-kantor perwakilan LIRA. “Pokoknya sudah ada ratusan. Kami sebarÂkan informasi ini sampai ke peÂloÂsok daerah,†katanya ketika diÂhubungi
Rakyat Merdeka. Menjawab pertanyaan, apakah dari sayembara tersebut, LIRA telah mendapat informasi seputar posisi Nazaruddin? Jusuf belum bisa menyampaikan hal tersebut secara terperinci. Dia bilang, haÂsil pantauan LIRA meÂnyebutkan, Nazaruddin kemungkinan besar berada di dalam negeri. “Angka perbandingannya masih 50:50. Tapi kalau saya rasa keberadaan Nazar masih di dalam negeri.â€
Jusuf bercerita, belum lama ini pihaknya mendapat informasi dari seseorang di Riau. Orang itu menyebutkan, Nazar berada di Binjai, Sumatera Utara.
“Saya dapat dari seorang inÂforman yang bernama Amir. Dia bilang pernah melihat Nazar diÂsemÂbunyikan oleh pengusaha yang bergerak di bidang
illegal logÂging,†tegasnya. Namun, ketiÂka ditanya idenÂtitas pengusaha yang meÂnyemÂbunyikan Nazar, Jusuf menolak membeberkannya.
Sementara itu, Kabiro Humas KPK Johan Budi Sapto Prabowo menyatakan, koordinasi untuk menemukan Nazaruddin dilaÂkuÂkan secara intensif. “Kita berÂkoorÂdinasi dengan keÂpolisian dan Imigrasi untuk melakukan perbuÂruan terseÂbut,†ucapnya.
Meski intensif melakukan peÂngeÂjaran terhadap Nazaruddin, ia mengaku, KPK tidak memasang target waktu. “KPK akan terus berjalan mengusut kasus ini. SiapaÂpun yang diduga terlibat perÂkara ini akan dimintai keteÂraÂngan,†tambahnya.
Biarkan Aparat Bekerja Sampai Darah PenghabisanAhmad Yani, Anggota Komisi III DPRAnggota Komisi III DPR AhÂmad Yani menilai, sayemÂbara berhadiah yang digelar LSM LIRA dapat dikategorikan seÂbagai tindakan yang meÂnganggap lemah kinerja aparat. PaÂsalnya, penangkapan NazaÂruddin merupakan kewenangan aparat penegak hukum.
“Tentunya kita sebagai maÂsyarakat harus menghormati hukum. Biarkan mereka bekerja sampai titik darah penghabisan. Saya lihat ini justru suatu hal yang kurang baik bagi peneÂgakan hukum di Tanah Air ke depan,†katanya.
Menurutnya, tindakan LIRA daÂpat memancing emosi maÂsyaÂrakat. Karena itu, Yani mengÂharapkan sayembara berhadiah itu ada baiknya tidak dilakukan. “Sebaiknya serahkan saja keÂpada yang berwajib. Lagipula, Polri dan KPK sudah bekerja sama dengan Interpol untuk meÂnangkap Nazar,†ucapnya.
Politisi PPP ini menilai, tinÂdaÂkan Nazaruddin yang berÂnyanyi melalui media massa meÂrupakan tindakan yang tiÂdak patut dicontoh. Sebab, perÂbuaÂtan itu sama dengan mengÂhanÂcurÂkan partainya senÂdiri, Demokrat.
“Tidak etis dong. Apalagi Nazar itu kan mewakili goloÂngan muda di partainya. SeÂharusnya bisa memberikan kontribusi yang baik untuk partai,†ujarnya.
Yani menilai, ada oknum beÂsar di belakang Nazar sehingga bekas Bendahara Umum DPP Demokrat itu berani bicara teÂrang-terangan pada media massa. Menurutnya, agar semua permasalahan terang benÂdeÂrang, sebaiknya Nazar segera puÂlang ke Indonesia dan memÂpertanggungjawabkan semua tindakannya. “Itu lebih baik daÂripada terus bernyanyi di tempat yang tidak ketahuan lokasinya,†ucapnya.
Akan Seperti Kasus CenturyYusuf Sahide, Direktur LSM KPK WatchRakornas Partai Demokrat diharapkan benar-benar menjaÂdi ajang pembersihan kader partai bermasalah. Hal itu diÂsamÂpaikan Direktur LSM KPK Watch, Yusuf Sahide.
“Seyogianya semua ini diÂjadikan pelajaran penting bagi Demokrat. Kami ingin partai politik di Indonesia bebas dari orang-orang yang berperkara hukum apalagi kasus koÂrupÂsi,†katanya.
Dia juga meminta kepada elit partai tidak menanggapi ocehan Nazaruddin. Karena lagi-lagi, Yusuf melihat bahwa tingkah laku Nazaruddin ini memang sengaja ditujukan untuk meÂngobok-obok internal partai. Yusuf meminta agar elit partai tak terkotak-kotak menanggapi ulah bekas Bendahara Umum Demokrat tersebut.
Namun, Yusuf sangat menÂduÂkung sayembara yang dilÂaÂkuÂkan LSM untuk membantu menÂcari keberadaan NazaruÂdÂdin. Soalnya, kata dia, maÂsyaÂrakat sudah mulai kecewa keÂpada aparat penegak hukum yang lamban menemukan NaÂzaruddin.
Menurutnya, di tengah situasi seperti itu, masyarakat tidak bisa disalahkan bila mengambil iniÂsiatif mencari keberadaan NaÂzaÂruddin Âsendiri. “Yang patut diÂperÂtanyakan itu lembaga peÂneÂgak hukumnya. Kok Nazar bisa bebas bernyanyi di media massa, tapi aparat penegak huÂkum beÂlum mampu meÂneÂmuÂkannya.â€
Yusuf mengimbau KPK agar terus menindaklanjuti pengusuÂtan kasus ini. Pasalnya, jika terÂlalu lama dibiarkan, dia khaÂwaÂtir kasus itu akan dibawa oleh pihak-pihak tertentu masuk ke ranah politik. Hal ini, menuÂrutÂnya, bisa ditemui pada skandal Bank Century.
“Century itu kan awalnya hiruk pikuk sekali. Sampai diÂbentuk pansus di DPR. Tapi haÂsilnya, tidak selesai-selesai,†tegas dia.
[rm]