ilustrasi, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
ilustrasi, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
RMOL.PT Pertamina (Persero) menjatuhkan sanksi kepada 61 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Perseroan juga mengancam akan mencabut izin usaha SPBU jika menjual bahan bakar minyak (BBM) kepada yang tidak berhak.
Sebelumnya, Pertamina teÂlah menghukum 30 SPBU bandel di wilayah SuÂmatera. Belum lama ini, BUMN migas itu menjatuhÂkan sanksi lagi keÂpada 31 SPBU di wilayah KaÂliÂmantan (Region VI). Jadi, seÂcara nasional ada 61 SPBU yang telah dijatuhi sanksi.
Dari 31 sanksi SPBU di KaliÂmantan, 24 SPBU diberikan surat teÂguran/peringatan. Sementara 6 SPBU dikenai denda untuk meÂngemÂbalikan kerugian kepada PerÂÂtamina mulai dari Rp 30-62 juta. Sedangkan satu SPBU diÂberÂÂhenÂtikan pasokan BBM-nya selama satu bulan.
Vice President Corporate ComÂmunication Pertamina M Harun mengatakan, sanksi yang dijaÂtuhkan kepada SPBU nakal ini sesuai dengan komitmen perÂseÂroan dalam meningkatkan pengÂawaÂsan dalam tata niaga penyaÂluran BBM bersubsidi.
Harun membeberkan, dari daÂta yang ada, SPBU yang menÂdapat sanksi pengembalian ganti rugi terdapat di Kalimantan BaÂrat. SPBU itu terbukti menjual solar berÂsubsidi tidak melalui disÂÂpenÂser sebanyak 16 kiloliter. Total denÂda pengembalian keÂruÂgian yang diÂkenakan sebesar Rp 62.550.400.
Setelah surat teguran/periÂngatan, Pertamina juga tidak seÂÂgan-segan menjatuhkan sankÂsi yang lebih berat dan penÂcabutan izin kepada SPBU yang bandel.
Oleh karena itu, Pertamina mengimbau kepada pemilik SPBU mentaati tata niaga penÂjualan BBM bersubsidi sesuai ketentuan yang berlaku.
“Jangan menjual BBM bersubÂsidi kepada mereka yang tidak berhak seperti pengecer, spekulÂan, apaÂlagi kalangan industri. SeÂlain dicabut izinnya, itu bisa dipiÂdaÂnakan ke pengadilan,†tegas HaÂrun di Jakarta, kemarin.
Selain itu, Pertamina juga meÂnyerukan kepada SPBU untuk beÂÂkerja sama mengatasi kelangÂkaan BBM di berbagai daerah, deÂngan menjual BBM bersubsidi keÂpada yang berhak.
SPBU juga harus proaktif dan menjadi garda terdepan bagi Pertamina untuk menyalurkan BBM bersubsidi sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Direktur Pusat Studi KebijaÂkan Publik (Puskepi) Sofyano ZaÂkaria mengatakan, jika benar terÂjadinya kelangkaan BBM berÂsubsidi di beberapa daerah akiÂbat tindakan penyelewengan/penyaÂlahgunaan, maka pemeÂrintah haÂrus menjeÂlaskan keÂpada publik fakta dan data peÂnyeÂlewengan tersebut.
Menurut Sofyano, perbuatan peÂnyelewengan BBM bersubsidi saÂngat merugikan negara. Oleh karena itu, pemerintah harus menÂdorong agar aparat penegak huÂkum dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH MiÂgas) melakukan tindakan penÂceÂÂgaÂhan dan memproses hukum deÂngan mempidanakan para peÂlaÂku penyelewengan tersebut. [rm]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43
Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32
Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13
Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26
Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41