Berita

News of The World

Dunia

PM Australia Jijik Dengan Skandal Rupert Murdoch

Peraturan Media di Negeri Kanguru Ditinjau Ulang
JUMAT, 15 JULI 2011 | 07:18 WIB

RMOL. Skandal media massa Inggris milik Raja Media Ruper Mur­doch, juga membuat Australia ter­sentak dan mulai berpikir untuk meninjau peraturan media di sa­na. Anggota Parlemen Ne­geri Kanguru itu mendesak Per­dana Menteri (PM) Julia Gillard me­lakukan peninjauan menyusul penyada­pan telepon para petinggi Ing­gris oleh wartawan.

“Melihat beberapa hal yang te­lah dilakukan untuk meng­ganggu privasi orang, terutama pada saat mereka mengalami kesedihan dan stres dalam ke­hidupan kelu­ar­ganya, saya benar-benar jijik me­lihatnya,” kata Gillard di ha­dapan anggota klub wartawan Australia, kemarin.

“Kami akan melakukan disku­si di kalangan anggota parlemen tentang ini, tentang review ter­baik dan bagaimana berurusan dengan semua ini,” katanya.


Partai yang paling berpen­garuh di Australia Green Party (Partai Hijau), yang mengontrol keseim­bangan kekuasaan Senat, telah meminta pemerintah untuk me­nyelidiki perusahaan Mur­doch di Australia.

Perusahaan News Corp milik Murdoch, pria kelahiran Aus­tra­lia, telah diguncang serangkaian skandal dugaan wartawan dan in­vestigator freelance mereka, yang bekerja untuk tabloid News of The World, terkait penyadapan telepon ribuan orang, termasuk Pangeran Harry dan bekas PM Gordon Brown. Tuduhan itu juga ter­masuk me­nyuap polisi untuk informasi.

Rencana Murdoch untuk me­la­kukan ekspansi besar bagi ke­ra­jaan medianya, berantakan ke­tika kasus penyadapan telepon mencuat. Dia dipaksa mem­ba­talkan pembelian BSkyB, televisi satelit terbesar Inggris. Semula Murdoch mena­war BSkyB senilai 10 miliar pounds (atau sekitar Rp 138 triliun).

CEO News Corp di Australia John Hartigan mengatakan, upa­ya untuk menghubungkan pe­rilaku perusahaan media Inggris dan Australia adalah salah.

Kejutan dari skandal tersebut menyebar ke seluruh dunia. Beb­e­rapa anggota parlemen AS me­min­ta penyelidikan untuk melihat apa­kah Murdoch telah me­langgar hu­kum AS.    [rm]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya