Berita

ilustrasi/ist

Demokrat Endus Permainan Kubu Neolib dalam Kasus Nazaruddin dan Demonstrasi di Malaysia

KAMIS, 14 JULI 2011 | 08:29 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Sementara kalangan di tubuh Partai Demokrat mengendus kemungkinan keterlibatan kubu pendukung neolib dalam berbagai kasus yang kini mendera partai itu.

Berbicara kepada Rakyat Merdeka Online dalam sebuah pertemuan di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu siang (13/7), pengurus DPP Partai Demokrat itu antara lain mengatakan:

"Kami juga menyadari ada upaya dari kelompok ini untuk menghancurkan dan menghilangkan kredibilitas partai politik. Di saat bersamaan mereka sedang mengusung seseorang yang sangat neolib, bahkan menjadi salah satu figur kubu neolib di sini."


Ia juga mengatakan, pihaknya menyadari bahwa Partai Demokrat yang dipimpin Anas Urbaningrum bukan satu-satunya partai di Indonesia yang sedang diganggu dan dirusak. Namun ia tak menyebut partai mana saja yang dimaksudnya.

Lantas, bagaimana keterkaitannya dengan demonstrasi besar di Malaysia pekan lalu yang dimotori kubu oposisi Anwar Ibrahim?

"Di sini ada yang menganggap bahwa Anwar Ibrahim adalah tokoh reformasi dan pembaruan Malaysia. Itu keliru. Saat krisis ekonomi 1998 lalu Anwar Ibrahim termasuk yang mendorong Malaysia agar tunduk pada IMF (International Monetary Fund). Untung Mahathir (perdana menteri Malaysia saat itu) menolak dan bersikeras menyelamatkan ekonomi Malaysia dengan cara Malaysia," terangnya.

Pengurus Partai Demokrat ini tidak mengatakan bahwa tudingan-tudingan yang disampaikan mantan bendahara umum partai itu, Muhammad Nazaruddin, tentang keterlibatan sejumlah petinggi partai itu dalam kasus suap plus korupsi dan gerakan oposisi di Malaysia dikelola oleh kelompok yang sama. Ia hanya mengisyaratkan bahwa di banyak tempat dan kasus kubu neolib memiliki modus operandi yang kurang lebih serupa, yakni mendompleng atau memboncengi aspirasi rakyat awam pada umumnya.

"Kasus di Demokrat adalah kasus internal. Dan apapun yang disampaikan oleh pihak yang mengaku Nazar tidak dalam kerangka projusticia. Tapi sesuatu yang sumir ini mereka manfaatkan (untuk memojokkan Partai Demokrat). Di partai lain juga begitu," ujarnya lagi.

Masih katanya, di Malaysia, sebagian rakyat yang terpukau pada "Arab Spring Uprising" juga dimanfaatkan untuk menentang pemerintahan Perdana Menteri Datuk Seri Najib Razak. Padahal, di balik gerakan yang menggunakan tagline "bersih" dan menuntut perbaikan sistem pemilu Malaysia itu ada agenda lain yang sedikit banyak berseberangan dengan kepentingan nasional Malaysia.

Dari pengamatan sepintas Rakyat Merdeka Online yang pagi ini (Kamis, 14/7) berada di Kuala Lumpur, ibukota Malaysia, tak banyak kalangan masyarakat awam yang membicarakan tentang demonstrasi kubu Anwar Ibrahim itu.

Staf senior editorial New Straits Times, Noor Adzaman Baharuddin, dalam artikelnya di koran itu hari ini bahkan mengecam gerakan Anwar Ibrahim.

"Ini bukan tahun 2008," Noor Adzman Baharuddin mengawali tulisannya. Tiga tahun lalu popularitas kubu Anwar membuat kubu Barisan Nasional gelagapan. Kubu pemerintah untuk pertama kali gagal meraih 2/3 kursi parlemen. Keadaan telah berubah, dan kubu oposisi memanfaatkan rakyat untuk mendapatkan tebusan.

Kalau menurut supir taksi yang ditumpangi Rakyat Merdeka Online pagi ini, Anwar Ibrahim adalah pemain drama yang baik. [guh]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya