Berita

Heru Lelono

Wawancara

WAWANCARA

Heru Lelono: SBY Tidak Bocorkan SMS Marzuki Alie

RABU, 13 JULI 2011 | 07:23 WIB

RMOL. Perseteruan sejumlah petinggi Partai Demokrat terkait kasus Nazaruddin membuat kinerja Presiden SBY terganggu.

Untuk itu, Staf Khusus Pre­siden Bidang Komunikasi dan Informasi, Heru Lelono, meminta kader partai berlambang mercy itu segera menyelesaikan perma­salahan internalnya.

“Saya bukan kader Partai Demo­krat, tapi sebagai staf khu­sus Presiden, saya meminta te­man-teman Demokrat ikut men­­dukung SBY. Persoalan ini te­lah menggangu pekerjaan be­liau sebagai kepala negara,” ujar Heru Lelono kepada Rakyat Mer­deka, kemarin.


Sebagai pendiri Demokrat, lanjut Hero, SBY pasti sangat men­­cintai dan berharap agar partai itu tetap yang terbesar.

“Saya ingin ikut mengingatkan agar Partai Demokrat terus men­jadi besar. Caranya seder­hana, yakni mendukung kadernya yang saat ini menjadi Presiden,” paparnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Apa saja persoalan Partai De­mokrat yang menggangu SBY?
Kemelut berkepanjangan di tubuh partai itu sangat meng­ganggu Presiden. Di antaranya, kasus Nazaruddin dan SMS Marzuki Alie.

Apa yang harus dilakukan kader Partai Demokrat?
Saya berharap kader partai ini membantu penegak hukum untuk mengembalikan  Nazaruddin se­perti perintah Ketua Dewan Pem­bina Partai Demokrat, Pak SBY. Itu kan pesannya sudah jelas, segera cari dan pulangkan Naza­ruddin. Kalau kader-kader Demo­krat itu loyal, mereka akan lang­sung melaksanakan tugas itu.

Kenapa SMS Marzukie Alie membuat SBY terganggu?
Kalau kita baca isinya, me­mang SMS itu nggak ada masa­lah. Isinya, bukan membuka bo­rok atau gontok-gontokan antara sesama kader. Tapi, kenapa masalah internal partai dibuka di ruang public. Inilah yang menjadi masalah.

Soalnya, setelah persoalan in­ternal Demokrat dilempar ke publik, mereka berhak beropini. Nah, opini publik inilah meng­ganggu Presiden. Banyak spe­kulasi dan pendapat yang muncul setelah SMS itu diberitakan.

SMS itu kan antar SBY dan Marzuki Alie, siapa yang mem­bocorkan?
Harus kita sepakati, pembo­coran itu merupakan tindakan yang tidak bijaksana. Nah, se­bagai staf khusus Presiden saya menegaskan, tidak mungkin SBY melakukan itu. Hal itu bukan cara SBY. Beliau tidak bocorkan SMS tersebut. Lagipula untuk apa be­liau melakukan itu. Pak SBY kan pendiri dan orang yang sangat mencintai partainya.

Kalau bukan SBY, berarti dari Marzuki Alie?
Bisa saja. Tapi, saya tidak dapat memastikan itu. Hal itu, masih kami pertanyakan.

Apa mungkin perseteruan ini berujung Rakornas menjadi KLB?
Walaupun saya bukan kader Demokrat, saya bisa memastikan, Rakornas Partai Demokrat tidak akan menjadi Kongres Luar Biasa (KLB). Itu tidak akan terjadi.

Saya tahu persis, Presiden ingin membina dan membuat partai yang taat asas dan mana­jemennya modern. Nggak mung­kin kader-kader Demokrat berani melakukan KLB. Sebab, SBY su­dah memberikan larangan.

17 menteri mendapat rapor merah, apakah terjadi re­shuffle kabinet?
Jika publik menafsirkan hasil penilaian UKP4 menjadi bahan reshuffle kabinet, itu sah-sah saja. Itu bisa benar. Tapi, itu semua terserah Presiden.    [rm]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya