RMOL. Presiden SBY tidak bakal ragu memilih pengganti Jenderal TNI George Toisutta yang akan pensiun akhir bulan ini.
“Posisi Kepala Staf Angkatan Darat langsung terisi saat George Toisutta memasuki masa penÂsiun,†ujar Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Heru Lelono, kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
“Pak SBY bukan tipe peragu. Beliau pasti memilih yang terÂbaik, sekalipun calon tersebut meÂmiliki hubungan keluarga dengannya. Ini bukan nepotisme, tapi penilaian objektif yang diÂdasarkan pada profesionalitas seseorang,†paparnya.
Seperti diketahui, George ToiÂsutta akan memasuki masa penÂsiun 1 Juli 2011. Untuk mengÂgantiÂkan posisinya, ada empat jenderal bintang tiga yang meÂmiÂliki peÂluang, yakni Letjen BudiÂman, Letjen Pramono Edi WiÂbowo, Letjen Marciano Norman dan Letjen Johanes Surjo PraÂbowo.
Tapi Panglima Komando CaÂdangan Strategi Angkatan Darat (Kostrad), Letjen Pramono Edi Wibowo disebut-sebut meÂmiliki peluang paling besar. Adik kanÂdung Ani Yudhoyono itu bahÂkan mendapat dukungan dari sejumÂlah politisi di DPR.
Heru selanjutnya mengatakan, pemilihan KSAD tidak dipolitiÂsasi dan dijadikan objek kepenÂtingan kelompok tertentu. Sebab, TNI harus tetap profesional dan sudah memiliki standarisasi yang ketat dan baku dalam melakukan penilaian.
“Saya cukup senang kalau Pramono Edi Wibowo yang jadi. Tapi, biarlah proses tersebut berÂjalan apa adanya. Jangan kita kait-kaitkan dengan politik. JaÂngan mengiming-imingi tentara dengan politik,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Apakah Presiden sudah memÂÂbahas tentang calon KSAD?Dalam pertemuan terakhir, sebelum keberangkatan Pak SBY ke Jenewa, Swiss, belum ada pemÂÂbicaraan mengenai kandidat pengganti Pak George. Saya pun belum mendapat informasi kalau nama calon pengganti itu sudah masuk (ke meja presiden, red). Mungkin kalau ke Setneg (SeÂkretariat Negara) sudah.
Berapa nama yang diajuÂkan?Saya tidak memiliki informasi dan kewenangan untuk itu. Saya tidak tahu Panglima TNI mengaÂjukan berapa nama. Namun, seÂbaiknya mengajukan satu nama.
Dasar berpikirnya begini, kalau kita diminta merekomenÂdasikan orang lain, kita pasti akan mengaÂjukan yang terbaik dari yang baik, dan itu hanya satu. Artinya, kalau kita mengaÂjukan dua atau tiga orang, berarti kita sendiri tidak yakin dengan pilihan itu. Saat mengajukan calon Kapolri (Timur Pradopo, red), Presiden juga hanya meÂngaÂjukan satu nama.
Jika Pramono Edi Wibowo menjadi salah satu calon, apa SBY tidak khawatir dituding nepotisme?Kita tidak boleh menilai seÂseorang dari sisi silsilahnya. Apalagi, dalam menilai kinerja seorang tentara. Mereka memiliki standar profesionalisme yang baku dan terukur. Nah, Edi Wibowo sudah melewati jenjang-jenjang tersebut hingga mencapai posisi perwira. Jadi, beliau layak menjadi calon KSAD.
Apakah fair kalau karier Pak Edi Wibowo dijegal karena adik ipar Presiden. Apa dosanya Pak Edi. Beliau jadi adik ipar PresiÂden kan tidak direncanakan saat masuk sebagai tentara.
Kesimpulan saya, Presiden tidak akan ragu untuk memilih siapapun yang terbaik, termasuk adik iparnya kalau memang layak.
Apakah ada lobi atau koÂmuÂnikasi tentang pemilihan terÂsebut?Beberapa waktu lalu, tepatnya saat proses pemilihan Kapolri, nama-nama yang beredar katanya sudah melobi Ketua Partai, melobi Presiden. Bahkan mendaÂpat restu dari Cikeas. Tapi, apa yang dikatakan Pak SBY saat berbicara dengan saya bahwa kalau para calon dan nama-nama yang beredar itu ingin menjadi pemimpin, kinerjanya harus baik. Kemudian, kalau mau ‘melobi’ ya lobi Kapolri sebelumnya, yaÂkinÂkan atasannya. Sebab, yang memberikan penilaian calon Kapolri adalah Kapolri sebeÂlumnya.
Menurut saya, dalam kasus ini pun sama. Kalau ada yang merasa mampu jadi KSAD, ya lobi KSAD yang lama atau Panglima TNI. Karena mereka memiliki otoritas untuk menilai kinerja. Salah satu cara untuk mendapat penilaian baik dari Panglima atau KSAD adalah menunjukkan kinerja. Jangan dibawa ke arah politik.
Tapi, sejumlah kader partai politik, termasuk PDIP terlihat mendukung Edi Wibowo?Sebaiknya tokoh-tokoh yang memberikan dukungan itu, tidak perlu kita lihat dari partainya, seÂhingga penilaiannya lebih objekÂtif. Kalau banyak pihak yang mendukung, bagus dong. Sebab, posisi seorang pemimpin akan menjadi semakin kuat.
Apa Anda tidak heran PDIP mendukung?Saya tidak heran. Sebab, Pak Edi Wibowo pernah menjadi ajuÂdan Ibu Mega. Jadi, teman-teman PDIP berhubungan dekat dengan Pak Edi Wibowo saat menjadi ajudan.
Kita pun sama-sama tahu, saat Pak Edi menjadi ajudan Ibu Mega, hubungan Pak SBY dan Ibu Mega agak sedikit renggang. Namun, Pak Edi tetap berjalan dan mengerjakan tugasnya secara profesional.
Jika calon KSAD sudah diteÂrima presiden, proses penetaÂpanÂnya berapa lama?Saya kira sesuai prosedur yang berlangsung di Angkatan Darat. Prosesnya tidak akan lama. Kalau sudah saatnya Pak George penÂsiun, Insya Allah penggantinya sudah siap. Presiden akan berÂgerak cepat, karena beliau tidak menginginkan adanya kekosoÂngan pemimpin di Angkatan Darat.
[rm]