RMOL. Presiden SBY menggunakan bahasa Inggris saat berpidato di acara forum Gerakan Non Blok (GNB) yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali,(25/5) dikritik sejumlah kalangan.
“Saya melihat kritikan itu seÂbuah dinamika dalam demokrasi kita. Ini masukan dari masyaÂrakat untuk kebaikan,†ujar Staf KhuÂsus Presiden Bidang HuÂbungan Luar Negeri, Teuku Faizasyah, kepada Rakyat MerÂdeka, kemarin.
Menurut Faizasyah, masyaraÂkat harus memahami elemen-eleÂmen praktek diplomasi yang dijalankan pemerintah. Misalnya, penggunaan bahasa internasional yang biasanya digunakan dalam forum-forum internasional. Ada enam bahasa resmi PBB, seperti Inggris, Prancis, Mandarin, Arab, Rusia, dan Spanyol.
Berikut kutipan selengkapnya;Apa alasan penggunaan baÂhasa Inggris dalam pidato SBY di forum GNB?Sebenarnya kita mempertimÂbangkan dari sisi kepraktisan pengÂgunaan bahasa Inggris. Sebab, kami menginginkan agar pesan yang disampaikan Pak SBY dapat dimengerti dan dipaÂhami secara tepat oleh semua perÂwakiÂlan negara yang hadir, seÂhingga pesannya diterima secara utuh.
Bukannya banyak perwakilÂan yang tidak mengerti bahasa Inggris?Pertemuan GNB itu dihadiri lebih 120 perwakilan negara dari seluruh dunia. Kami memaklumi perbedaan bahasa yang mereka gunakan. Untuk memudahkanÂnya, maka ada penerjemah baÂhasa secara simultan kedalam enam bahasa resmi PBB. SebeÂnarnya ada sisi kepraktisan ketika menggunakan bahasa Inggris dan juga bahasa PBB lainnya, yakni persoalan yang dipaparkan dalam forum itu akan dipahami secara bersama.
Bagaimana dengan pertimÂbaÂngan diplomasi?Ini menjadi salah satu pertimÂbangan juga ketika penyampaian pidato dalam bahasa Inggris. Sebab, GNB ini merupakan foÂrum yang strategis bagi beberapa negara, khususnya Indonesia untuk bisa berperan serta dalam perdamaian dan kemajuan dunia internasional.
Untuk itu, aspek penerjemahan secara simultan dapat dipahami dengan seksama, sehingga tidak ada perbedaan persepsi yang dimunculkan saat sebuah pidato diÂsampaikan dalam bahasa Inggris. Misalnya, Menteri Luar Negeri Mesir yang menggunakan bahasa Arab dan diterjemahkan ke bahasa PBB lainnya, termasuk bahasa Inggris.
Pertemuan apa saja samÂbuÂtan SBY menggunakan bahasa Inggris?Dalam sambutan jamuan keneÂgaraan yang diiringi lagu kebangÂsaan kita dan lagu nasional negara sahabat, Bapak Presiden selalu menggunakan bahasa Indonesia. Lalu diterjemahkan kedalam bahasa Inggris. Saya tegaskan itu untuk acara-acara resmi kenegaÂraan yang dilakukan di Istana negara, sehingga acara itu diÂtandai dengan mengumandangÂkan lagu nasional kita.
Ada yang menilai sambutan Presiden menggunakan bahasa inggris tidak sesuai dengan UU No 24 tahun 2009, bagaimana tangÂgapan Anda?Memang dalam pasal 28 di undang-undang tersebut menyeÂbutÂkan, bahasa Indonesia wajib digunakan dalam pidato resmi Presiden, Wakil Presiden, dan pejabat negara yang disampaikan di dalam atau di luar negeri. Saya tidak mengerti forum kenegaraan resmi seperti apa, karena GNB itu adalah forum internasional dan biasanya digunakan enam bahasa resmi PBB, antara lain bahasa Inggris.
Apa kritikan ini akan diresÂpons pemerintah?Tentunya akan diperhatikan walaupun kita melihat kembali kepada undang-undang tersebut, banyak hal yang sulit diimpleÂmenÂtasikan. Mungkin perlu meliÂhat UU No 24 tahun 2009 mengeÂnai cara mengatur hal-hal yang tidak mudah untuk diaplikasikan. Misalnya, masalah perjanjian antara warga negara lain dengan WNI karena ada hal-hal yang tidak mudah dalam implemenÂtasinya. Namun saya tidak tahu secara detail mengimpleÂmentasiÂkannya tapi ada hal-hal yang perlu dikaji ulang.
Anda melihat ada esensi yang lebih penting disamping masalah itu?Sebenarnya kalau kita ingin melihat sedikit di luar itu, yang perlu di apresiasi adalah esensi dari pidato. Apa yang disampaiÂkan Pak SBY sangat diapresiasi para peserta GNB. Sebab, meÂmuat visi ke depan dan apa yang harus dilakukan GNB dalam menyikapi perubahan global yang terjadi. Dengan demikian pidato tersebut menjadikan suatu acuan dalam pembahasan menÂteri-menteri untuk mendesign visi dan kerja GNB 50 tahun ke depan.
Apa ada evaluasi terkait peÂnyampaian pidato SBY?
Tentunya kami akan melakuÂkan evaluasi dengan melakukan pembicaraan dengan delegasi-delegasi yang hadir. Esensi pidato itu yang digunakan sebagai referensi dalam pembahasan visi dan kinerja gerakan non blok ke depan. Hal ini yang menurut saya merupakan hasil positif dari evaluasi yang kami lakukan. Kita berkontribusi bagi kemajuan gerakan non blok di masa menÂdatang.
[RM]