Berita

presiden sby/ist

SBY: Jangan Cuma Percaya Hukum Kapitalisme!

JUMAT, 27 MEI 2011 | 10:27 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Setelah pemerintah cukup lama menyusun masterplan (rencana induk) yang dikenal sebagai Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meluncurkan rencana induk itu di Jakarta Convention Center beberapa saat lalu (Jumat, 27/5).  

Dalam pidato peluncuran masterplan, Presiden menegaskan MP3EI bukanlah kertas kosong tapi harus dibuktikan dan diimplemetasikan agar mencapai tujuan dan sasaran dari rencana besar itu, hingga tahun 2025 Indonesia bisa melihat hasil pertumbuhan yang berkualitas.

SBY kemudian menjabarkan tiga pertanyaan kunci soal MP3EI. Pertama, mengapa diperlukan sebuah masterplan. Kedua, mengapa pembangunan ekonomi di Indonesia perlu dipercepat dan diperluas. Ketiga, mengapa pemerintah mesti pro-aktif dan aktif melakukan percepatan dan perluasan ekonomi Indonesia.
 

 
"Jawaban pertama adalah kita memang butuh masterplan agar arah kebijakan dan strategi yang kita tempuh itu jelas. Ingat, yang kita bangun ini negara, jangka panjang mencakup ekonomi yang besar. Mustahil tanpa rencana dan masterplan," jelas Presiden di Balai Sidang (JCC), Jakarta, Jumat (27/5).

Kemudian, SBY menyatakan, percepatan dilakukan agar ekonomi nasional tumbuh kuat di seluruh Tanah Air. Dengan pertumbuhan kuat itu, Indonesia terus mengurangi kemiskinan dan pengangguran agar akhirnya kesejahteraan rakyat akan terus meningkat.

"Hakikat pembangunan adalah kesejahteraan rakyat. Percepatan dan perluasan bukan tujuan akhir," tegasnya.

Lalu, soal mengapa pemerintah harus berperan dan aktif melakukan percepatan dan perluasan pembangunan termasuk menyusun masterplan, SBY menjawab.

"Ekonomi tidak boleh hanya kita serahkan pada mekanisme pasar, hanya ikuti hukum kapitalisme yang fundamental. Bagaimanapun pasar itu penting, tapi peran pemerintah penting agar ekonomi adil dan berimbang," seru SBY.

SBY tahu bahwa di dalam eknomi dikenal istilah invisible hand (tangan tak terlihat), tapi dia tegaskan pula bahwa ada visible hand (tangan yang terlihat) dalam pengaturan roda perekonomian.

"Tangan yang kelihatan ini tiada lain adalah pemerintah," jelas SBY.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya