Berita

Akankah Nazaruddin Buktikan KPK Masuk Angin dan SBY Basa-Basi?

KAMIS, 26 MEI 2011 | 17:59 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Dugaan keterlibatan kader-kader Partai Demokrat, bukan hanya Muhammad Nazaruddin, dalam perkara suap pembangunan Wisma atlet di Palembang dan banyak kasus lain, menguatkan keyakinan masyarakat bahwa partai politik telah menjadi rahim bagi lahirnya pelaku-pelaku korupsi.

Dalam catatan  Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (DPP Permahi), beberapa perkara hukum yang melibatkan kader Demokrat namun tidak tuntas di antaranya adalah kasus dugaan suap dana stimulus pembangunan dermaga dan bandara di Indonesia Timur yang melibatkan Jhonny Allen yang kini menjabat Wakil Ketua Umum Demokrat. Selain itu, kasus korupsi penggadaan tanah untuk kantor  DPRD Bukitinggi dan kendaraan dinas pertamanan kota Bukitinggi yang merugikan negara hingga Rp 1,7 miliar yang melibatkan anggota DPR fraksi Demokrat asal Sumatera Barat, Djufri.
          
Melihat kecenderungan penyelamatan hukum terhadap kader partai Demokrat yang terlibat dalam dugaan kasus korupsi tersebut, Ketua Umum DPP Permahi, Windu Wijaya, mencurigai kasus Nazaruddin akan berakhir dengan ketidakjelasan seperti kasus-kasus korupsi yang menimpa kader Demokrat lainnya.


"Pemberhentian Nazaruddin sebagai Bendahara Umum DPP Partai Demokrat hanyalah politik pencitraan partai dan bukan suatu jaminan untuk mengiklaskan kader Demokrat diproses secara hukum," katanya dalam pernyataan kepada wartawan, Kamis petang (26/5).

Permahi curiga, kebebasan Nazaruddin dari jerat hukum menjadi penting bagi partai berkuasa itu. Tidak saja untuk mencegahnya jadi pesakitan tapi juga sebagai upaya meredam Nazaruddin agar tidak membongkar skandal-skandal korupsi lainnya yang mungkin saja melibatkan para petinggi partai Demokrat.

"Bila kecurigaan kami terbukti bahwa Nazaruddin akan lolos dari jeratan hukum, ini menandakan bahwa KPK telah masuk angin dan komitmen Presiden SBY yang selalu mendengungkan pemberantasan tindak pidana korupsi tanpa pandang bulu hanyalah pidato basa-basi.," tandas Windu.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya