RMOL. Kongres ulang PSSI yang digagas Menpora Andi Mallarangeng dinilai langkah bagus dari pemerintah untuk menyelesaikan kemelut di tubuh persatuan sepak bola di tanah air itu.
â€Itu bagus, patut kita dukung. Gebrakan Andi Mallarangeng ditunggu penggemar bola. Tapi prosedurnya tidak boleh meÂnyaÂlaÂhi aturan FIFA. Misalnya, peÂnyelenggara kongres itu harus baÂdan yang bersangkutan seperti KoÂmite Normalisasi. Kalau perlu AFC atas perintah FIFA,’’ ujar calon Ketua Umum PSSI AchÂsaÂnul Qosasi kepada Rakyat MerÂdeka, di Jakarta, kemarin.
Achsanul mengungkapkan, kalau kongres itu dilaksanakan kemÂbali tetapi tidak mengikuti proÂsedur yang ada, maka keabÂsahÂannya bakal dipertanyakan. Ini juga nggak bagus.
Dikatakan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, kongÂres itu harus sesuai dengan staÂtute. Misalnya harus ada unÂdangan.
Kedua, selama dua mingÂgu materinya harus dikirim ke peserta.
Ketiga, FIFA harus berÂsedia datang.
Menurut Ketua DPP Partai DeÂmokrat itu, gagalnya kongres PSSI, Jumat lalu memang sangat disesalkan. Apalagi, FIFA bakal memberikan sanksi, 1 Juni menÂdatang. â€Tapi kalau kongres ulang diÂkabulkan FIFA, dan kita berhasil. Tentu sanksinya tidak ada. MÂuÂdah-mudahan itu bisa terwujud,’’ kata anggota DPR itu.
Berikut kutipan selengkapnya;Apa Anda yakin FIFA bakal mengabulkan permintaan peÂmeÂrintah untuk melakukan kongres ulang?
Tergantung lobinya. sebenarÂnya Komite Normalisasi bisa saja meÂlakukan lobi agar kita tidak terÂkena sanksi dari FIFA, tetapi konÂdisinya berbeda dengan neÂgara lain yang organisasi sepak bolanya terkena masalah dengan FIFA.
Kekisruhan yang terjadi dalam kongres lalu sudah termasuk kaÂteÂÂgori penghinaan kepada FIFA.
Kalau kondisinya seperti itu, bagaimana tanggapan Anda?Kita semua menyayangkan kondisi ini. Kongres itu tidak mengÂhasilkan apa-apa. Itulah akiÂbat pemaksaan kehendak dari saÂlah satu pihak. Kita hanya tinggal menunggu sanksi FIFA 1 Juni mendatang.
Apakah langkah Agum GuÂmeÂlar saat itu sudah tepat?Saya rasa langkah itu sudah tepat. Saya lihat Pak Agum sudah berusaha untuk bersabar mengÂhaÂdapi tekanan dari beberapa pihak waktu itu. Kita harus memahami kaÂlau Pak Agum tidak boleh meÂmiliki agenda lain. Tugasnya meÂnyeÂlenggarakan kongres dan meÂlakukan pemilihan tiga hal, yaitu Ketua Umum PSSI, Wakil Ketua Umum PSSI dan exco. Artinya, kalau Pak Agum melakukan hal-hal diluar itu, berarti dia meÂlangÂgar kewenangannya. Itulah agenda FIFA.
Banyak supporter daerah mengÂanggap dalang kegagalan kongres adalah kelompok 78, tanggapan Anda?Mereka itu melihat secara langsung kejadian saat kongres. Opini ini tidak perlu dibentuk kaÂrena mereka membentuk keÂsimÂpulan sendiri, sehingga wajar bila mereka berpendapat seperti itu. Sebab, kongres berlangsung terÂbuka. Tahu siapa di balik keriÂcuhÂan tersebut. Kalau ada yang bilang kegagalan kongres karena ketidakmampuan Pak Agum, itu jelas mengada-ada. Kita tahu siaÂpa yang bermain.
Anda mengindikasikan ada aktor intelektual di balik keriÂcuhÂan itu?Saya tidak mau berkomentar terlalu jauh. Tanyakan saja keÂpaÂda kelompok 78 kenapa mereka meÂlakukan itu. Yang jelas saya meÂngenal mereka sudah cukup lama. Misalnya kongres tahunan deÂlapan kali, kongres pemilihan dua kali. Di seluruh kongres itu meÂreka rapi dan sopan, tapi keÂnaÂpa kongres lalu itu seolah-olah ada kekuatan besar merubah sikapnya.
Selain itu, dulu mereka enak kalau diajak diskusi, tapi kenapa ada kekuatan besar yang meruÂbahÂnya. Seakan mereka tidak mamÂpu menolaknya. Padahal, apa yang mereka suarakan itu berÂseberangan dengan keÂpenÂtingan rakyat.
Apa Anda sudah memÂperÂkiraÂkan kongres terjadi deadlock?Kondisi kongres saat itu sangat sulit. Masing-masing pihak berÂtahan pada sikapnya. Saya memÂperkirakan memang terjadi deadlock, dan benar terjadai kan. Tidak ada putusan apa-apa lagi. Ini sungguh memalukan.
Seharusnya keputusan FIFA diterima saja ya?Kalau menurut saya, sepak bola itu tidak bisa dipisahkan deÂngan otoritas FIFA. Kita harus paham bahwa keputusan meÂlaÂrang dua calon tersebut berdasar pada rapat Exco FIFA.
Bukannya FIFA tidak boleh ikut campur?Memang benar FIFA tidak boleh ikut campur. Tapi permaÂsaÂlahannya adalah kondisi PSSI sekarang sifanya darurat dan tiÂdak normal. Makanya, FIFA meÂngÂambil keputusan melarang keduanya atas dasar rapat Exco FIFA dan rapat itu sah untuk meÂlarang seseorang maju atau tidak dalam pencalonan ketua umum PSSI. Sebab, di dalam statuta FIFA tidak bisa membuat kepuÂtusÂan bahwa kedua calon itu tidak bisa maju dalam pemilihan dan rapat itu sah serta mengikat pada suatu negara.
[RM]