Berita

erry riyana/ist

PANSEL KPK

SBY Kuburkan Centurygate Memakai Erry Riyana?

RABU, 25 MEI 2011 | 16:55 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Erry Riyana Hardjapamekas, menjadi salah seorang dari sembilan anggota Panitia Seleksi (Pansel) pimpinan KPK periode 2012-2015. Sementara Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar, memegang mandat memimpin 12 orang Pansel yang bertugas menseleksi pengganti Busyro Cs itu.

Mandat tugas bagi Patrialis Akbar dan Erry Riyana Hardjapamekas sudah resmi ditetapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Keputusan Presiden No.12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Tidak sekali ini saja, sebelumnya Erry Riyana juga menjadi anggota Pansel yang menghasilkan Busyro Muqqadas sebagai Ketua KPK pengganti Antasari Azhar.

Tapi sayang, Erry Riyana yang bisa disebut senior, malah bermasalah karena satu hal yaitu memiliki konflik kepentingan dalam membela kasus bailout Bank Century.


Pada awal April 2009, Erry terlibat dalam pertemuan Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah dengan bekas konsultan hukum Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Arief Suryo Wijoyo. Meskipun KPK sudah membantah pertemuan tersebut sebagai langkah mengamankan kasus Century, nama Erry Riyana dikenal sebagai pendukung gigih kebijakan bailout Bank Century oleh KSSK. Erry disebut kerap terlibat dalam aksi-aksi mendukung kebijakan bailout Century pada 2009.

Pengamat politik dan tokoh aktivis anti-korupsi, Adhie Massardi, mengutarakan, Erry Riyana memang bermasalah dan sempat ditolak oleh aktivis anti-korupsi ketika ditugaskan jadi anggota Pansel 2010 lalu.

"Tahun lalu kita sudah curigai keberadaan Erry Riyana di Pansel. Tapi karena ada nama Syafii Maarif di Pansel waktu itu, teman-teman percaya pengaruh kuat Buya (panggilan akrab Syafii Maarif) sehingga kita setengah lega. Buktinya, Pansel menghasilkan nama Busyro, tidak terlalu buruk," terang Adhie saat berdialog dengan Rakyat Merdeka Online, Rabu petang (25/5).

Yang ditakutkannya, jika Pansel terbaru ini menempatkan Erry Riyana sebagai tokoh paling senior karena pernah menjabat sebagai pimpinan KPK. Kecenderungannya, 75 persen calon pimpinan KPK yang lolos seleksi adalah hasil pengaruh Erry Riyana. Apakah Erry Riyana memang sesakti itu?

"Dia memang tidak sakti. Tapi faktanya, kasus Century terhambat menurut saya karena penyidiknya orang-orang Erry Riyana. Di KPK ini penyelidikan bukan tegantung pimpinan saja, tapi kalau di bawahnya yang tidak beri masukan ke atas, pimpinan tidak akan bisa apa-apa," ucap orang dekat almarhum Gus Dur ini.

Jika Pimpinan KPK periode 2012-2016 adalah hasil pengaruhi kuat Erry Riyana, lanjut Adhie, bisa dipastikan pengusutan perkara-perkara yang menyentuh elit-elit penguasa akan tetap menggantung.  

"Kasus Century ini masih dipegang KPK sekarang, yang masa kerjanya tinggal hitungan bulan (sampai Desember), dan dalam waktu singkat itu mereka tidak bisa diharapkan," ucapnya

Adhie Massardi menduga kuat akan ada kongkalikong pihak eksekutif (pemerintah) dalam pemilihan pimpinan KPK yang baru.

"Dari 15 nama, kalau 10 nama sudah sudah diplot mereka, siapapun yang dipilih DPR, 5 orang itu, sudah jadi bagian dari skenario. DPR tidak akan ada artinya karena dari awalnya subjektif akibat keterlibatan presiden dalam kasus korupsi Century," ucapnya.

Tentu saja pimpinan KPK periode 2012-2016 bisa berperan sangat penting dalam mengamankan kekuasaan. Adhie memprediksi, kasus-kasus korupsi mendatang akan lebih banyak melibatkan lingkaran dalam kekuasaan.

"Dari Partai Demokrat, lalu ada Menteri Pangestu ada Hatta Rajasa dan beberapa menteri lagi kemudian politisi dari parpol-parpol. Saya yakin bahwa calon pimpinan KPK nanti sudah disetting mengamankan kasus penguasa," jelasnya.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya