Berita

istimewa

Mahasiswa Katolik: Negara Jauh dari Timur yang Miskin

RABU, 25 MEI 2011 | 10:20 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Hari ini, tepat di usianya yang ke-64 tahun Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) sebagai organisasi pembinaan dan perjuangan ingin memulai sebuah gagasan perubahan dengan mengangkat "the real problem" Indonesia yaitu kesejahteraan dan kemiskinan dari tempat yang bisa dinamakan sebagai teras depan negara Indonesia yaitu Attambua, daerah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste.

Peringatan dies natalis PMKRI yang ke 64 hari ini sekaligus sebagai pembukaan acara Konferensi Studi Regional Timor, NTT, yang merupakan jenjang kaderisasi formal PMKRI sebagai wujud nyata konsistensi keberpihakkan dan keterlibatan PMKRI terkait persoalan-persoalan sosial yang ada di masyarakat.

Dalam data yang dipaparkan Ketua Presidium PMKRI Stefanus Gusma (Rabu, 25/5), kemiskinan masih menjadi persoalan utama bangsa dan negara ini. Dalam kondisi  demikian, negara justru mengambil posisi jauh dari amanat konstitusi dan cita-cita kemerdekaan 17 Agusus 1945 yang sesungguhnya.


Berdasarkan data Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 -2014, ada 183 kabupaten di seluruh Indonesia yang dikategorikan miskin dan tertinggal.

"Peringkat pertama harus dibebankan kepada saudara-saudara kita di Papua yang memiliki 27 kabupaten miskin dan tertinggal," terang Gusma saat dihubungi Rakyat Merdeka Online, Rabu (25/5).

Sedangkan untuk provinsi Nusa Tenggara Timur harus menduduki peringkat kedua dengan 20 kabupaten yang masuk kategori miskin dengan persentase kemiskinan sebesar 27,51 persen padahal secara nasional persentase kemiskinan Indonesia 15,52 persen (data Badan Pusat Statistik 2007-2008 ).

"PMKRI beberapa hari ke depan khususnya regional Timor akan membahas secara sistematis persoalan kemiskinan, kesejahteraan, dan korupsi yang ada di Indonesia, khususnya NTT," kata Gusma.

Menurut Gusma, kompleksitas persoalan salah urus yang berakibat pada kemiskinan dan ketidakadilan sosial merupakan persoalan serius yang beban tanggungjawabnya paling besar ada di pundak pemerintah.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya