Berita

stefanus gusma/ist

PMKRI: Kejatuhan Pemerintah Hanya Konsekuensi

SABTU, 21 MEI 2011 | 17:09 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Belajar dari kegagalan gerakan reformasi 1998 yang dibelokkan "pembajak-pembajak", gerakan mahasiswa sekarang sudah menyiapkan rancangan yang akan dikawal apabila gerakan mereka mampu mendorong perubahan mendasar.

"Belajar dari gerakan 98, gagasan-gagasan itu pun harus dipimpin. Saya tidak katakan 98 tanpa konsep, tapi 98 lebih cenderung fokus pada figurnya Soeharto dan tidak bicara pada rancangan perubahannya," ujar Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Stefanus Gusma, kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (21/5).

Pada April lalu, tegas Gusma, Gerakan pemuda dan mahasiswa mendeklarasikan "7 Cita-Cita Perubahan". Isi tujuh butir cita-cita itu adalah: (1) Indonesia bebas dari penjajahan gaya baru, (2) Supremasi hukum tanpa diskriminasi, (3) Tangkap, adili dan sita harta koruptor dimulai dari Istana Negara, (4) Persatuan Indonesia berlandaskan keadilan sosial dan pemerataan, (5) Distrubusi tanah untuk rakyat, (6) Dorong pemimpin mandiri, berani, demokratis dan bermental kerakyatan, serta (7) Demokrasi tanpa oligarki.
 

 
Mengutip salah satu butir deklarasi itu, ia mengatakan bahwa persoalan kepemimpinan yang lemah adalah masalah pokok mengapa saat ini rakyat mengalamai krisis multi-dimensi sehari-hari, mulai dari krisis pangan sampai keamanan.

"Konsep perubahan yang kita berikan adalah alternatif sistem. Sebelumnya harus ada penyatuan kekuatan semua komponen masyarakat untuk tindakan konkrit dorong perubahan," ucapnya.

Dia mengakui, mungkin saja gerakan perubahan yang besar itu berujung pada pergantian rezim di tengah jalan, meskipun kejatuhan pemerintahan bukan motivasi utama. Menurutnya, terjadi persengkongkolan kekuasaan yang harus dihancurkan kekuatan rakyat. Bentuk gerakan yang paling masuk akal adalah gerakan massa.

"Tidak usah aksi massa, pernyataan dari tokoh agama saja sudah bikin geger pemerintah. Tapi, kejatuhan rezim itu konsekuensi dari kegagalan pemerintahan itu sendiri. Sedangkan yang kita inginkan pembenahan sistematis. Kalau pemerintahan sekarang menghambat terjadi perubahan, kalau jadi unsur penghambat, ya akan digeser masyarakat," ujar Gusma.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya