stefanus gusma/ist
stefanus gusma/ist
RMOL. Belajar dari kegagalan gerakan reformasi 1998 yang dibelokkan "pembajak-pembajak", gerakan mahasiswa sekarang sudah menyiapkan rancangan yang akan dikawal apabila gerakan mereka mampu mendorong perubahan mendasar.
"Belajar dari gerakan 98, gagasan-gagasan itu pun harus dipimpin. Saya tidak katakan 98 tanpa konsep, tapi 98 lebih cenderung fokus pada figurnya Soeharto dan tidak bicara pada rancangan perubahannya," ujar Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Stefanus Gusma, kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (21/5).
Pada April lalu, tegas Gusma, Gerakan pemuda dan mahasiswa mendeklarasikan "7 Cita-Cita Perubahan". Isi tujuh butir cita-cita itu adalah: (1) Indonesia bebas dari penjajahan gaya baru, (2) Supremasi hukum tanpa diskriminasi, (3) Tangkap, adili dan sita harta koruptor dimulai dari Istana Negara, (4) Persatuan Indonesia berlandaskan keadilan sosial dan pemerataan, (5) Distrubusi tanah untuk rakyat, (6) Dorong pemimpin mandiri, berani, demokratis dan bermental kerakyatan, serta (7) Demokrasi tanpa oligarki.
Populer
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
UPDATE
Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10
Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01
Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51
Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40
Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26
Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07
Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01
Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54
Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31
Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10