Berita

bambang soesatyo/ist

Wasekjen Demokrat Minta Bambang Soesatyo Minta Maaf ke Mari Pangestu dan Keluarga

JUMAT, 20 MEI 2011 | 14:35 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Pernyataan anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo, dalam sebuah diskusi yang membahas popularitas Orde Baru di Gedung DPR, Jakarta, kemarin (Kamis, 19/5) menuai reaksi keras dari rekan-rekannya di parlemen.

Saat itu, pentolan Komisi III itu mengeritik cara SBY yang mengakomodasi menteri bukan dari kualitasnya, tapi jasa partai politik dan keterwakilan suku serta ras. Kekurangan SBY itulah yang membuat kesalahan seperti pembelian pesawat MA 60 milik Merpati terjadi karena Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu yang lebih pro China.

Rekan Bambang Soesatyo sesama politisi di DPR, Ramadhan Pohan, mengaku kecewa terhadap pernyataan politisi Bambang Soesatyo yang menurutnya nyata-nyata menyerang pribadi, etnis minoritas dan semangat pluralisme Indonesia.


"Teman-teman saya yang ada darah keturunan Tionghoa sampaikan kesedihan dan protesnya ke saya terkait pernyataan SARA itu. ‎​Kita harus tegas menolak sikap dan pernyataan Bamsat. Ini benih rasialisme dan radikalisme dan jelas bertentangan dengan empat pilar bangsa ini, yakni Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI," kata Wakil Sekjen Partai Demokrat ini kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Jumat, 20/5) .

Menurutnya, rasisme yang mewarnai pernyataan Bambang adalah kejahatan, juga penghinaan terhadap harkat, martabat manusia.

"Harus ada efek jera dialami pelaku rasisme," tegasnya.

Sebagai anggota Partai Demokrat, dia menjamin bahwa Pemerintah SBY sangat menjunjung tinggi HAM dan demokrasi.

"Saya menyerukan supaya Bamsat minta maaf kepada Mari Pangestu dan keluarga, etnis minoritas Tionghoa, dan kepada bangsa Indonesia," serunya.

Selain itu, Partai Golkar harus menegur serius Bambang Susatyo supaya minta maaf atas kekhilafannya. Jika teguran tak ada, tandas anggota Komisi II DPR ini, berarti Golkar melindungi kader rasis dan tak pedduli pada tuntutan rakyat Indonesia.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya