Berita

KPK Lamban, Revisi Gedung Baru DPR Tidak Hilangkan Bau Korupsi

SABTU, 14 MEI 2011 | 09:21 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Kendati sudah ada wacana untuk mengurangi jumlah lantai dari 36 menjadi 26 lantai, dan anggaran pembangunan gedung pun sudah beberapa kali direvisi hingga menjadi Rp 777,7 miliar dari angka sebelumnya Rp 1,8 triliun, tetap saja proyek pembangunan gedung baru DPR masih ditentang keras publik dan LSM.

Direktur Eksekutif Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen
Indonesia (KP3I), Tom Pasaribu, mengatakan, hal itu wajar. Karena sejak awal aroma ganjil telah tercium dalam rencana yang sempat "disentil" Presiden SBY itu.

"Justru disini bodohnya penegak hukum. Sejak semula diianggarkan 1 triliun lebih, lalu turun dan terus turun jadi angka Rp 777 miliar itu. Apa tidak curiga disitu ada unsur korupsi?" ujar Tom kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (14/5).

"Justru disini bodohnya penegak hukum. Sejak semula diianggarkan 1 triliun lebih, lalu turun dan terus turun jadi angka Rp 777 miliar itu. Apa tidak curiga disitu ada unsur korupsi?" ujar Tom kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (14/5).

Tom menyayangkan keengganan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berwenang masuk ke dalam kasus yang diindikasi mengandung korupsi APBN, meskipun masih dugaan.

"Sudah ada yang coba rampok uang rakyat melalui pembangunan sesuatu, lalu KPK tidak mau teliti. Kenapa ada indikasi korupsi, APBN sudah disahkan melalui UU, kemudian turun terus padahal sudah ditetapkan. Disitu yang saya katakan kebohongan publik. Anggaran itu disahkan oleh paripurna. Dan jikalau ada perubahan harus tetap ada persetujuan paripurna," paparnya.

Menurut Tom, KPK patut diduga sudah diintervensi penguasa. Apalagi, terlihat dari beberapa kali Presiden SBY memanggil KPK ke Istana Negara.

"Presiden panggil KPK itu sudah masalah. Sesudah akumulasi segudang kasus korupsi, lalu KPK dipanggil seperti terakhir kali pada pekan lalu. Itulah bentuk pembodohan dan pembohongan pada masyarakat," tegasnya.

Selainn itu, Tom yakin saat ini Sekretariat Jenderal dan pimpinan DPR sedang berupaya mengambil hati rakyat dengan menurunkan anggaran pembangunan gedung baru. Seolah DPR dan Marzuki Alie sudah sekuat tenaga mendengar aspirasi rakyat.

"Padahal ada makna yang lebih terbalik. Mereka paksa kekuatan rakyat untuk mengetes sekuat apa rakyat memaksa mereka membatalkan proyek itu. Tetap saja menurunkan anggaran secara tiba-tiba itu berarti melanggar UU dan tercium kasus korupsi," terangnya.

Selain itu, menurutnya DPR sedang mencoba mengalihkan perhatian masyarakat dari kasus2 yang menyentuh pusat kekuasaan seperti perkara bailout Century, mencuatnya rekayasa kasus Antasari Azhari dan kasus korupsi Ketua DPR.

Rencananya, pimpinan DPR akan mendengarkan paparan hasil kajian dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terkait revisi rencana pembangunan gedung baru DPR pekan depan.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya