Berita

tom pasaribu/ist

Gugat Fitra, Setjen DPR Alihkan Isu

JUMAT, 13 MEI 2011 | 10:37 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Sekretariat Jenderal DPR menuntut Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), yang menyampaikan pernyataan mengenai uang isi pulsa anggota DPR yang tidak berdasar, mencabut atau menarik pernyataan mengenai uang isi pulsa anggota DPR dan menyampaikan permohonan maaf di semua media nasional.

"Apabila dalam kurun waktu tiga hari terhitung sejak pernyataan ini dimuat tidak diindahkan (oleh Fitra), maka kami akan menempuh upaya hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku," tambah ujar Sekjen DPR, Nining Indra Shaleh, dalam keterangan persnya kepada Rakyat Merdeka Online (Jumat, 13/5)

Setjen DPR membantah tudingan Fitra yang menuduh DPR menghamburkan uang pulsa senilai Rp 151 miliar. Menurutnya, yang ada cuma biaya langganan pulsa untuk sms gateway sebesar Rp 96 juta per tahun untuk 560 orang anggota dewan.


Menanggapi tuntutan Setjen DPR itu, Direktur Eksekutif Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3-I) Tom Pasaribu menyebutnya berlebihan.

"Kalau Setjen DPR itu lembaga yang harus dihormati, itu memang benar seusai UU. Tapi apakah mereka pernah menghormati rakyat. Karena tanpa rakyat, mereka takkan miliki uang," terang Tom kepada Rakyat Merdeka Online, Jumat (13/5).

Menurut Tom, data yang dimiliki Setjen DPR mengenai biaya langganan pulsa untuk sms gateway sebesar Rp 96 juta, juga tak pernah transparan. Pengakuan bahwa anggaran tersebut diperuntukkan untuk menyampaikan informasi dan pemberitahuan kegiatan rapat-rapat Dewan dinilainya berlebihan pula.

"Secara logika angka yang disebut Setjen DPR itu juga tak masuk akal. Secara keseluruhan, angka-angka anggaran di DPR itu tidak pernah menyentuh masyarakat dan untuk kepentingan pribadi," tegasnya.

Menurut Tom, kritik tunjangan pulsa yang dilakukan Fitra adalah akumulasi kekecewaan masyarakat dari tidak transparannya anggaran proyek-proyek di DPR, contohnya mulai dari pembangunan rumah dinas yang tidak kunjung selesai, perjalanan studi banding yang memboroskan uang negara, sampai pembangunan gedung baru DPR.

"Perlawanan Setjen DPR itu pintar-pintar mereka saja untuk mengalihkan isu. Mulai dari isu kebobrokan tidak transparannya anggaran juga sampai isu-isu besar lainnya yang menyentuh Istana," ujarnya.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya