Berita

ilustrasi

13 TAHUN REFORMASI

Kegagalan 98 Diakui, Sekrup Kekuasaan Bercokol

KAMIS, 12 MEI 2011 | 13:11 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Kalangan eks aktivis mahasiswa era 1998 mengakui, agenda perubahan yang pernah mereka usung saat menjatuhkan rezim Orde Baru ikut tenggelam bersama 13 tahun perjalanan reformasi dan lima kali pergantian pemerintahan. Kegagalan utamanya adalah ternyata gerakan reformasi 98 hanya berhasil menumbangkan rezim Soeharto yang berkuasa lebih dari tiga dekade.

"Ketika kami berhasil menumbangkan Soeharto, kami mengalami euforia sesaat seolah bahwa semua problem bangsa selesai dengan Soeharto turun. Ternyata selama 13 tahun reformasi kita mengalami dekadensi kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar salah seorang tokoh 98, Ahmad Kasino, kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Kamis, 12/5).

Mahasiswa pada saat itu, menurut Kasino, sudah merasa muak akan sifat otoriter dan korup Orde Baru. Akumulasi kekecewaan puluhan tahun itu mendapat momen pada 1998 hingga tumbangnya Soeharto. Tapi dalam perjalanannya, reformasi dibajak kekuatan penumpang gelap karena mahasiswa memberikan cek kosong kekuasaan pada elit. Sementara, aktor-aktor yang waktu itu berada di lapangan reformasi semakin hari semakin terpinggirkan.


"Karena idealismenya para mantan aktivis itu tidak bisa masuk dalam sistem. Sementara mereka yang pernah berjuang dulu dan ada di dalam sistem hanya menjadi sekrup kekuasaan, untuk melegitimasi kekuasaan sekarang," terang Kasino.

Sejatinya, imbuh Kasino, cita-cita reformasi adalah substansial, tentang bagaimana warga negara terlibat secara langsung untuk dalam pembuatan kebijakan publik. Tapi akibat dari pembajakan reformasi itu yang tercipta hanya demokrasi prosedural yang membanggakan proses Pemilu.

"Setelah itu kelompok liberal memasukkan agenda-agenda neoliberal ke dalam proses amandemen UUD 45. Padahal tuntutan agenda reformasi sesuai amanat konstitusi dalam mukadimah UUD 45. Tapi akhirnya kelompok neolib berhasil mengubah pasal-pasal yang sangat strategis," ungkapnya.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya