Berita

tb hasanuddin/ist

Komisi I: Pemerintah Seperti Menunggu Tragedi Kebumen Terulang

RABU, 11 MEI 2011 | 18:53 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin, menyelipkan sebuah surat ke sela rapat dengar pendapat antara Pansus Pengadaan Tanah untuk Pembangunan dengan Panglima TNI dan Kapolri di Gedung DPR (Rabu, 11/5).

Isi surat tersebut intinya meminta Panglima TNI Agus Suhartono memerintahkan penarikan pasukan TNI AU yang berada di Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Bogor karena situasi di kawasan itu sedang memanas. Sebelumnya dia menerima perwakilan 4000 warga dan petani di Rumpin yang mengadukan sengketa tanah dengan TNI AU.

TB mengaku, dia memanfaatkan kehadiran Panglima di DPR untuk menyampaikan kekhwatirannya tentang potensi terjadinya bentrokan antara warga dengan TNI di Rumpin, seperti yang pernah terjadi di Kebumen, Jawa Tengah bulan lalu.


"Hari ini sekian ribu warga Rumpin turun ke DPR, sementara di sana (di Rumpin) sedang terjadi penguatan pengamanan oleh TNI AU seperti penambahann pasukan. Ada juga pesawat-pesawat yang diakui warga mengintimidasi dengan terbang rendah di atas rumah warga," ujar TB kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Rabu petang, 11/5). Sebelum masyarakat terprovokasi, TB meminta Panglima TNI menarik pasukan AU dari lokasi.

Dia juga mendorong Komisi II, memfasilitasi pertemuan pihak warga Rumpin, TNI AU, pemerintah daerah dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk meluruskan status 1000 hektar tanah yang diklaim pemerintah sebagai tanah negara melalui TNI AU.

"Saya berharap juga pemerintah harus pro aktif kalau hadapi masalah begini. kalau tidak, ujungnya pasti bentrokan TNI dengan rakyat. Padahal pada 2008, sudah ada memo kesimpulan rapat antara pemerintah dan DPR yang mendesak BPN menyelesaikan masalah di sana," ungkapnya.

Warga Desa Sukamulya sudah lama memperjuangkan tanah yang diklaim AURI sejak 1960-an. Bahkan, pada tahun 2007 lalu, pecah bentrokan antara warga dengan pihak TNI AU yang menyebabkan tiga warga kena tembak dan beberapa warga lainnya mengalami luka-luka. Padahal, warga mengaku sejak dulu sudah memiliki tanah itu dan tinggal secara turun temurun.

Warga yang bernaung di bawah Paguyuban Masyarakat Sukamulya, Rumpin, dalam selebaran yang dibagikan kepada wartawan di DPR siang tadi mencantumkan beberapa tuntutan dasar. Pertama, mendesak DPR untuk membatalkan surat Menteri Keuangan nomor V-237/KN.3/2009 yang secara sepihak mengklaim kepemilikan tanah seluas 1000 hektar sebagai aset negara melalui TNI AU Atang Sanjaya, Bogor, Jawa Barat.

Kedua, menuntut pemerintah RI melalui Badan Pertanahan Nasional untuk mencabut pemblokiran proses sertifikasi atas tanah rakyat di Desa Sukamulya. Ketiga, mereka menuntut kepada DPR untuk batalkan RUU Pengadaan Tanah yang akan memiliki konsekuensi perampasan tanah yang makin luas dan berdampak pada merorotnya kesejahteraan rakyat.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya