Berita

Komjen Nanan SOEkarna

Wawancara

WAWANCARA

Komjen Nanan Soekarna: Panji Gumilang Diproses Hukum Bila Bukti Sudah Mencukupi

SENIN, 09 MEI 2011 | 07:15 WIB

RMOL. Wakil Kepala Polri, Komjen Nanan Soekarna mengatakan, pihaknya tidak memberikan perlindungan kepada pimpinan pondok pesantren Al-Zaytun, Panji Gumilang.

Kepolisian, lanjut Nanan, bertindak tegas terhadap siapa saja bila terbukti melakukan tindakan makar, termasuk dengan pimpinan Negara Islam Indo­nesia.

“Kami tidak menutup-nutupi kasus NII. Kalau nanti kami sudah mengantongi bukti-bukti terkait kasus tersebut, tentu di­pro­ses secara hukum. Tidak ada per­lindungan kepada Panji Gumi­lang,’’ ujarnya.


Sebelumnya diberitakan, NII KW9 telah melakukan penculi­kan dan cuci otak terhadap be­be­rapa orang, terutama setelah men­cuatnya kasus penculikan ter­hadap Laela Febriani alias Lian. Jaringan ini melakukan rekrut­men dengan modus peng­gala­ngan dana untuk menghidupi jaringan mereka.

“Jaringan NII KW9 melakukan penggalangan dana besar-besaran karena bermula terlilit utang cu­kup besar yakni Rp50 miliar pada sebuah bank pada 2004,” kata Sholahuddin yang meru­pakan peneliti sejarah Daruul Islam.

Nama Panji Gumilang pun disebut-sebut sebagai pimpinan NII KW9 dan juga sebagai pim­pi­nan pondok pesantren Al-Zaytun. Panji Gumilang me­nyang­kal keterlibatan dirinya da­lam organisasi tersebut. Namun bekas pentolan Darul Islam/NII Al Chaidar menya­kinkan bahwa Panji Gumilang adalah Abu Toto, pimpinan NII KW9.

Berikut kutipan wawancara dengan Nanan Soekarna:
 
Bagaimana laporan NII Cri­sis Center tentang ada 2 orang yang hilang?
Semua ada prosedurnya. Mo­hon maaf saya tidak bisa menja­wab detail. Tapi kalau ada kom­plain tentang penanganan, mohon informasikan kepada kita. Pada prinsipnya kami ingin segera me­nangani. Secara hukum mungkin sulit ditindak, tapi secara politik dan keamanan semua mesti alert.  Informasikan itu agar polisi cu­kup bukti dan unsur pidana, se­hingga kami akan menindaknya.

Apa ada pengaruh pengama­nan setelah meninggalnya Osama Bin Laden?
Meninggal atau tidak me­ning­gal­­nya Osama, aparat kepo­lisian tetap waspada terha­dap ancaman teror. Jajaran kepolisian dan yang lain sudah menjadi satu bagian dalam melakukan tinda­kan pe­nga­manan.

Bagaimana dengan penga­ma­nan ASEAN Summit, apa ti­dak khawatir terjadi balas den­dam atas tewasnya Osama?
Kami sudah melakukan chec­king terakhir bersama Wa­pres untuk pengamanan, penyeleng­ga­raan maupun kenyamanan pe­serta. Walaupun kami sudah siap, kami mohon  informasi bila ada yang mencurigakan, se­hingga segala sesuatunya bisa dicegah. Ini demi wajah Indone­sia di de­pan ASEAN dan dunia bisa tampil dengan baik. Ini pertaru­han kalau terjadi apa-apa. Sebab, akan me­rusak citra Indonesia.

Apa antisipasi bila terjadi teror?
Semua aspek yang memung­kinkan untuk mengganggu penga­­manan, keamanan, dan kenyama­nan sudah kami antisi­pasi. Namun demikian meminta masukan dari masyarakat, se­hingga kami bisa lebih alert. Ini demi wajah kita di hadapan ASEAN dan dunia bahwa kita berhasil menyelengga­rakan event yang besar.

Titik-titik mana saja yang di­persiapkan untuk diamankan?
Semua titik sudah kami siap­kan agar kondisi tetap kondusif. Kami sudah mempersiapkan per­sonil di semua titik tersebut. Tujuh ribu anggota sudah kami siagakan yang terdiri dari unsur Kepolisian dan TNI. Kami sudah siapkan, kapan polisi di ring 1, kapan di ring 2 maupun di ring 3. Artinya, kami secara bersama melakukan pengamanan, hingga mengatur kapan beralih peran di tiap ring tersebut.

Apa benar Jakarta dalam status Siaga I?
Yang siaga itu kami dan TNI. Sedangkan teman-teman yang lain santai saja. Tidak ada yang dikhawatirkan. Artinya kami siap mengamankan pelaksanaan KTT ini. Tapi siapa tahu ada di luar kendali kami, teman-teman dan rekan semua tolong memberikan informasi, jangan diumpetin.

Kabarnya ada mobil tak ber­tuan di pintu 1 Senayan?
Itu adalah skenario latihan saja. Kita mengecek sejauhmana ke­waspadaan dari semua petugas agar bisa menemukan benda men­­curigakan. Selain itu, kami ingin melihat sejauh mana para petugas bisa mengantisipasi an­caman dan teror yang terjadi menjelang event akbar ini.

Bagaimana pengamanan radikalisme di kampus?
Polisi siap masuk kampus untuk mendeteksi upaya-upaya radikalisasi yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Re­publik Indonesia (NKRI). Jika upaya radikalisasi tersebut sudah benar-benar mengarah pada tin­dakan makar, aparat kepolisian siap melakukan penangkapan. NKRI itu harga mati, tidak boleh dikalahkan dengan upaya radi­kalisme.

Bukannya itu menghambat ke­bebasan ekspresi maha­siswa?
Tentunya polisi tidak akan bertindak gegabah menyikapi potensi-potensi penghancuran NKRI. Upaya polisi untuk me­nga­­wasi dunia kampus itu bukan suatu bentuk pelanggaran. Se­lama ini polisi terus memantau kampus termasuk untuk men­cegah tindak kriminal. Kita kan wajib mengawasi untuk jaga-jaga ada pencurian mobil atau motor, misalnya. Apa itu salah.

Bagaimana dengan RUU Intelijen?
Pencegahan dari aparat ke­polisian tersebut bisa benar-benar dijalankan ketika RUU Intelijen yang sekarang dibahas di DPR bisa segera dituntaskan. Intinya polisi itu menangkap yang ber­buat kejahatan.   [RM]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya