Berita

Osama Bin Laden

Dunia

Pembunuhan Osama Bin Laden Langgar Hukum Internasional

Bekas Kanselir Jerman Kecam Kebrutalan Amerika
RABU, 04 MEI 2011 | 00:26 WIB

RMOL.Amerika Serikat (AS) dituding melanggar hukum internasional setelah mengklaim berhasil membunuh    pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden. Tudingan itu disampaikan bekas Kanselir Jerman Helmut Schmidt.

Schmidt (93) mengecam pem­bunuhan Osama yang diko­ma­n­doi AS. “Pembunuhan Osama bin Laden jelas melanggar hukum internasional yang ada,” kata Schmidt di Berlin, Jerman, Senin (2/5). Dia memperingatkan,  ope­rasi komando AS itu bisa ber­dampak global yang tak terduga, terutama di dunia Arab yang dicekam kerusuhan besar saat ini.

Schmidt adalah kanselir Jerman dari tahun 1974 sampai 1982, telah menyaksikan kebangkitan po­litik dan intelektual dalam be­berapa tahun terakhir.

Dari Kairo, Mesir, pemimpin pusat pengajaran Al Azhar Imam Besar Dr Ahmaed El-Tayeb me­ngecam ‘pembuangan’ jenazah Osa­ma bin Laden di laut. Menu­rut El-Tayeb, ini merupakan peng­­hinaan terhadap nilai-nilai agama dan kemanusiaan.

“Umat Islam sangat meng­hor­mati kuburan di darat dan me­ne­rima pemakaman di laut hanya da­lam kasus di mana mayat tidak dapat dipertahankan utuh di atas kapal hingga kapal itu mencapai pantai,” kecam kata Imam Besar Sheikh Al Azhar, Dr Ah­maed El-Tayeb. Dia sangat menyayangkan jika pelemparan jenazah Osa­ma bin Laden ke laut itu benar di­lakukan.

“Prosedur (pemakaman bin Laden oleh AS) itu melawan semua nilai agama dan norma-norma kemanusiaan. Imam Besar menegaskan bahwa dilarang dalam Islam merusak mayat, apa­pun keyakinannya. Orang meng­hormati mayat dengan mengu­bur­kannya,” kecam Tayeb.

Beberapa pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan, mayat bin Laden telah dilempar ke laut dari dek se­buah kapal induk setelah tentara AS membunuh pemimpin Al Qaeda untuk men­cegah makam­nya dijadikan tem­pat keramat.

Pengakuan Mr Ten Percent

Presiden Pakistan Asif Ali Zar­dari membantah negaranya ikut da­lam operasi Amerika Serikat un­tuk membunuh Osama bin La­den, Minggu (1/5) waktu setempat.

“Meskipun peristiwa Minggu itu bukan operasi bersama, kerja sama dan kemitraan selama satu dekade antara Amerika Serikat dan Pakistan telah menye­bab­kan penghapusan Osama bin Laden sebagai ancaman bagi peradaban dunia,” kata Zardari, yang dijuluki “Mr Ten Percent” kemarin.

Menurut media Pakistan, pem­bu­nuhan Osama akan mema­lu­kan otoritas Pakistan. “Kega­galan Pakistan mendeteksi kebe­radaan orang yang paling dicari di dunia itu sangat mengejutkan,” kata The News dalam editorial.

“Bagaimana dia bisa ber­sem­bunyi di sini tanpa ada aksi yang menjadi bagian kita,” tulis Daily Times.

Pakistan telah meng­hadapi pengawasan internasional besar sejak Osama bin Laden tewas oleh pasukan khusus AS. Ke­gagalan Pakistan membuat AS mulai berpikir ulang untuk me­ninjau bantuan ke Pakistan.

“Pemerintah kami dalam ke­sulitan keuangan. Memberikan kontribusi ke negara yang tidak memberikan dukungan penuh merupakan masalah bagi banyak orang, “kata Ketua Komite In­telijen Senat AS Dianne Feinstein.

Presiden AS Barack Obama dan stafnya mengikuti serangan atas Osama menit demi menit melalui video.

“Kita mendapatkannya,” kata Presiden, seperti dikisahkan Ke­pala Kon­traterorisme Gedung Putih John Brennan, setelah misi itu tercapai.

Mengingat kecurigaan yang mungkin ada dari dunia Muslim, seorang pejabat AS mengatakan, tes DNA menunjukkan “hampir 100 persen” cocok dengan pe­mimpin Al Qaeda itu. “DNA-nya cocok dengan beberapa kerabat Osama,” kata pejabat AS yang tidak mau namanya disebutkan. [RM}


Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya