RMOL. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa berpendapat, koalisi partai politik pendukung pemerintahan SBY bukan sekadar bergabungnya partai dalam sebuah kesepakatan bersama. Tapi koalisi itu ikut bersama-sama bertanggung jawab untuk mensukseskan pemerintahan.
“Buat saya pribadi, esensi koalisi adalah responsibility to govern,†ungkapnya kepada RakÂyat Merdeka, di kantornya, Jakarta, kemarin.
Menko Perekonomian itu meÂlihat komitmen-komitmen yang dibangun dalam koalisi meruÂpakan hal yang penting untuk dipahami dan dilaksanakan ke depan. Misalnya, komitmen keÂpada sistem presidensil, dan koÂmitÂmen kepada empat pilar, yaitu Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945.
“Kemudian komitmen untuk mensukseskan pemerintahan ini. Komitmen apabila ada perbedaan akan kita bahas bersama, dan apabila perbedaan itu sudah diÂputuskan, kita komitmen untuk menjalankannya,†ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Sebenarnya apa yang diÂinginÂkan SBY dari draft koalisi model baru?Saya perlu sampaikan bahwa presiden tidak pernah membuat draft koalisi. Presiden hanya menggariskan bahwa koalisi haÂrus solid, membangun kebersaÂmaan untuk mensukseskan pemeÂrintahan, dan membangun keseÂjahÂteraan rakyat sesuai dengan apa yang menjadi cita-cita bangsa ini. Namun demikian tetap saja tidak menghilangkan daya kritis.
Ah, masa presiden tidak memÂbuat draft koalisi? Kalau yang sekarang, presiden tidak membuat draft koalisi dan presiden tidak negosiasi pasal demi pasal. Itu bukan urusan presiden. Intinya, presiden ingin pemerintahan ini berjalan, ada kontrak politik yang menunÂjukÂkan integritas kita. Kemudian integritas itu mengantarkan kita untuk mencapai target-target yang kita tetapkan.
Bagaimana penyampaian kritik dalam koalisi?Perdebatan itu biasa terjadi. Itu sebenarnya tidak perlu diatur dalam koalisi. Sebagai politisi kita paham mana yang baik untuk pemerintah dan mana yang tidak. Ada yang kita rasakan ini wilayah hukum, tidak perlu kita campuri dengan politik. Itu yang tidak perlu diatur. Percayalah setebal apapun kontrak politik, pada akhirnya berujung pada koÂmitmen.
Anda melihat partai koalisi punya komitmen itu?Saya tetap melihat kawan-kaÂwan di koalisi, seperti Partai DemoÂkrat, PAN, PKB, Golkar, PKS dan PPP mereka memiliki spirit itu. Kita punya niat bersama untuk mensukseskan pemerintaÂhan secara bersama.
Masalah ketua harian yang digilir itu bagaimana?Saya belum bisa menceritakan soal itu, sebelum semuanya meÂnandatangani. Itu tidak baik. Jadi kalau buat saya apapun juga baik. Saya mengharapkan PKS segera mungkin menandatangani.
Masalah reward and punishÂment dalam koalisi seperti apa?Kalau masalah itu, simple saja, koalisi itu intinya kebersamaan. Kebersamaan untuk turut menÂsukÂseskan pemerintahan ini. Kalau ada sesuatu yang berbeda, pasti ada ruang untuk berdiskusi dan diperdebatkan. Tetapi sekali keputusan diambil, semua mitra koalisi harus konsisten menjalanÂkan keputusan tersebut.
Bagaimana dengan keÂsepaÂkatan antar partai dalam koaÂlisi, karena sebelumnya belum diatur?Saya pikir tidak perlu terÂlalu banyak pengaturan-pengaturan. Sebab, semakin banyak pengatuÂran belum tentu semakin baik. Buat saya, semakin tipis sebuah aturan, semakin baik, tidak perlu terlalu
njlimet.Apa yang Anda harapÂkan dari koalisi ini ke deÂpan?Saya terus terang berharap koalisi ini solid. Sebab, kita maÂsih punya tanggung jawab kepada rakyat, sebagai orang yang diberi amanah oleh presiden. Kita masih punya tanggung jawab besar selama 3,5 tahun untuk mensukÂseskan pemerintahan. Jadi kita bekerja saja dengan baik.
Bagaimana dengan isu menÂjatuhkan pemerintahan SBY?Terhadap seseorang atau suatu kelompok yang berkeinginan melakukan
stop pemerinÂtahan di tengah jalan, melakukan kudeta, saya tidak mengkhaÂwaÂtirÂkannya. Sebab, gerakan terseÂbut tidak akan didukung rakyat.
Tetapi, pemikiran yang mengÂhanÂcurkan sistem yang saya sayangkan. Kita susah payah membangun sistem di negeri kita ini setelah reformasi. Ada pemiÂlihan, ada undang-undang, peÂmilu setiap lima tahun, presiden dipilih setiap lima tahun sekali.
Artinya, demokrasi kita suÂdah berjalan?Tanggung jawab besar kita adalah membangun demokrasi. Demokrasi yang mekar dan kebeÂbasan yang disertai dengan
rule of law, sehingga keduanya berÂjalan seiringan. Artinya kita tidak terpasung oleh pemikiran kita dan hak-hak politik kita. Tetapi kita dalam waktu yang sama menyaÂdari bahwa ada hak-hak orang lain serta ada kebebasan orang lain yang harus kita respek dan hormati. Ada atuÂran dan etika yang harus kita patuhi.
[RM]