Berita

MS Hidayat

Wawancara

MS Hidayat: Tidak Berdampak Negatif Terhadap Otomotif Di Sini

Setelah Tiga Minggu Gempa & Tsunami Jepang
MINGGU, 03 APRIL 2011 | 01:00 WIB

RMOL.Gempa dan tsunami yang melanda Jepang mengancam ketersediaan pasokan komponen industri elektronika dan otomotif dalam negeri.

“Bencana tersebut memang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Jepang dan dunia. Na­mun, tidak semunya ber­dampak negatif. Bagi perekono­mian Indo­nesia, masih lebih banyak positifnya,” ujar Menteri Perin­dustrian, MS Hidayat, kepada Rakyat Merdeka, di kantornya, Jakarta.

“Gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang 11 Maret lalu itu, tak akan berdampak be­sar terhadap industri elektronika dan otomotif nasional,’’ tam­bahnya.

Menurut politisi Partai Golkar itu, untuk melakukan pembangu­nan kembali Jepang akan mem­butuhkan banyak material bahan baku yang harus didatangkan dari luar negeri, termasuk dari Indo­nesia. Artinya, selama 5 tahun ke depan, Indonesia dapat meng­ekspor bahan baku, seperti kayu, furniture, baja, dan sejumlah bahan baku lainnya.

Selain itu, sambung dia, sektor industri dalam negeri juga akan terdorong oleh arus relokasi in­dustri. Karena, puluhan bahkan ratusan industri Jepang saat ini tak lagi berfungsi.

“Saat ini, mereka memang se­dang berpikir untuk mem­bangun kembali beberapa komoditi yang spesifik. Namun, mereka juga berencana merelokasikan industri tersebut ke beberapa tempat, di mana industri mereka diinves­tasikan,  Seperti Indonesia, Thai­land dan Korea,” paparnya.  

Berikut kutipan selengkapnya:

Anda yakin ada sisi positif­nya?

Berdasarkan siaran resmi pe­merintah Jepang dan World Bank, untuk me-recovery wilayah per­dagangan, industri, perumahan, instalasi, infrastruktur, pelabu­han, dan sebagainya, Jepang mem­butuhkan biaya 330 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Itu bukan jumlah yang sedikit, ham­pir 3 kali lipat APBN Indonesia. Jadi, dalam waktu dekat pertum­buhan ekonomi dunia pasti akan berpengaruh. Tapi, apakah hal itu akan berdampak besar terhadap Indonesia, saya rasa tidak.

Sejumlah pengusaha otomotif dan elektronik mengkhawa­tir­kan lembatnya pasokan suku ca­dang dan kenaikan harga?

Saya mendapat informasi dari pengurus Gabungan Industri Ken­daraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), terjaminnya suplai komponen Jepang cuma sampai Mei 2011. Artinya, setelah Mei be­lum jelas, dan itu harus kita sikapi.

Saat ini, Jepang harus kembali membangun pabrik baru, karena sejumlah komponen industrinya mulai lumpuh. Tapi, pembangu­nan sejumlah komponen itu kan tidak harus dilakukan di sana. Mereka dapat merelokasi dan membangunnya di sini.

Apakah sudah ada pembi­caraan?

Saya sedang melobi. Tapi, saya tidak berani cepat-cepat karena mereka sedang sibuk membuat program recovery. Mungkin, bulan depan saya akan berangkat ke sana. Saya telah mendapat isya­rat dari rekan saya, salah seorang menteri di sana, untuk membicarakan per­soalan ter­sebut.

Jadi, tidak akan ada kenaikan harga otomotif dan elektronik?

Hal itu belum dapat kami pasti­kan. Kalau toh ada, hal tersebut masih dapat diimbangi dengan nilai investasi mereka tahun ini. Rencananya, investasi Jepang ke Indonesia tahun mencapai 40 miliar dolar AS. Investasi itu akan dialolasikan pada sejumlah sektor, termasuk Metropolitan Priority Area (MPA) atau pem­bangunan infrastruktur di se­keliling Jakarta.

Dengan kondisi seperti seka­rang, apakah nilai investasi itu tidak akan berubah?

Kalau untuk proyek investasi yang nilainya besar, mungkin mereka akan menunda, karena investasi dari Jepang kebanyakan dibiayai oleh The Japan Bank for International Cooperation (JIBC). Dengan kondisi saat ini, JIBC mungkin akan kembali me­nata bugetnya, karena ada beban baru. Kita juga harus bisa me­ngerti. Saya juga sudah men­dengar, mereka sudah meng-appear ke­pada pemerintah agar ten­dernya diundur beberapa bulan. Namun, komitmen inves­tasi yang jumlah­nya kecil, seperti program pem­bangunan industri kecil di pro­vinsi-provinsi, jalan terus.

Mengenai keinginan Jepang yang meminta tambahan paso­kan gas dari Indonesia, bagai­mana?

Indonesia berutang budi de­ngan Jepang, terutama saat tsunami melanda Aceh 2004 lalu. Jadi, kalau satu-satunya keingi­nan meningkatkan impor gas, ya kita harus pertimbangkan untuk diberikan. Namun, dengan cata­tan sekaligus kita memikirkan agar pasokan kita dicukupi.

Saat ini, pemerintah sedang me­mikirkan tambahan pasokan gas untuk Jepang, sekaligus berupaya menambah produksi gas. Namun, pasukan itu untuk jangka pendek, mungkin sekitar 1 sampai 2 tahun.

Mengenai suplai gas nasional, saya menghimbau agar persoalan tersebut segera diselesaikan. Se­bab, pasokan gas untuk industri nasional terus berkurang. [RM]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya