Michael Tene
Michael Tene
RMOL.Gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang pada tanggal 11 Meret lalu, meninggalkan kesedihan bagi warga Jepang, juga terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal dan bekerja di Jepang.
Yang paling ditakutkan pasca tsunami, saat ini pemerintah Jepang sedang berupaya menÂcegah terjadi radiasi nuklir dari sejumlah reaktor yang mengaÂlami kebocoran karena dihantam tsunami.
Untuk mencegah terjadinya korban dari pihak WNI, Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Michael Tene mengÂungkapkan, pemerintah IndoneÂsia sudah melakukan langkah secepat mungkin untuk mengeÂvakuasi WNI pada hari pertama terjadinya gempa dan tsunami. Hal ini sebagai upaya menyeÂlamatkan WNI di daerah yang terkena dampak bencana.
Tene menjelaskan, bencana yang terjadi di Jepang, menyeÂbabkan pemerintah Indonesia mengeluarkan travel advisory bagi WNI yang ingin pergi ke Jepang. Ini dimaksudkan agar WNI yang ingin pergi ke Jepang, mendapatkan informasi perkemÂbangan terakhir di negara sakura itu. Selain itu, lanjutnya, agar mereka bisa dicatat nomor konÂtakÂnya, sehingga apabila sesuatu terjadi mereka bisa dihubungi perwakilan Indonesia di Jepang.
“Mengimbau warga kita di sana maupun yang akan ke JeÂpang untuk selalu mematuhi araÂhan dan peraturan yang dikeluarÂkan pemerintah Jepang. Mereka juga kita minta mengikuti perÂkembangan terakhir dan juga menghindari daerah rawan benÂcana,†tegasnya.
Berikut kutipan wawancara selengkapnya:
Tindakan apa yang dilakukan pemerintah Indonesia pasca gempa dan tsunami di Jepang?
Sejak gempa terjadi, ada dua hal yang menjadi fokus pemeÂrintah Indonesia, yaitu perlinÂdungan warga kita dan tentunya ingin membantu pemerintah Jepang dan rakyatnya dalam menghadapi situasi yang sulit ini.
Apa yang dilakukan pemeÂrintah terhadap WNI di JeÂpang?
Langkah pertama yang kita lakukan adalah membangun jaringan komunikasi, di Kemenlu dibuat situation room, di KBRI dibuat crisis center. Keduanya berfungsi 24 jam dan ada nomor hotline yang bisa dihubungi.
Selain itu?
Langkah berikutnya menÂfoÂkusÂkan pada wilayah-wilayah yang paling parah terkena gempa. Setelah dilihat keseluruhan, sebaÂgian wilayah Jepang baik, tetapi tiga provinsi termasuk parah. TeruÂtama di Perfektur Miyagi dengan ibukotanya Sendai, dan Perfektur Iwate. Pada hari perÂtama, kita konsentrasi di kedua provinsi tersebut, khususnya di Sendai.
Bagaimana evakuasi WNI di kedua wilayah tersebut?
Langkah cepat KBRI berhasil mengevakuasi atau memindahÂkan 112 warga kita, lalu ditamÂpung di beberapa tempat penamÂpungan di Sendai, lalu dibawa ke Tokyo dulu, lalu dievakuasi ke Indonesia. Sampai sekarang foÂkus kita mencari WNI, yang difokuskan di Perfektur Miyagi dan di Perfektur Iwate.
Caranya?
Kita terus mendeteksi dan meÂnyisir semua tempat-tempat peÂnamÂpungan dan beberapa rumah sakit yang ada di Miyagi maupun Iwate untuk menemukan warga Indonesia di kedua wilayah tersebut.
Bagaimana dengan di wilaÂyah Fukushima yang terjadi keÂbocoran reaktor nuklir?
Sambil upaya evakuasi dilakuÂkan, ada perkembangan baru bahwa di Fukushima ada reaktor nuklirnya yang rusak dan menimÂbulkan ancaman radiasi. Oleh karena itu, sejak awal KBRI suÂdah mengambil langkah-langkah untuk mengevakuasi WNI yang relatif dekat dengan reaktor terÂsebut. Saat itu ada tiga WNI yang dievakuasi KBRI dan langsung dibawa ke Tokyo.
Ada langkah-langkah taktis lain menghindari radiasi nuklir di Fukushima?
Terkait dengan penanganan radiasi nuklir, sejak awal, KBRI meminta warga kita yang berada di radius di bawah 50 km sampai 50 km dari PLTU, diminta untuk meninggalkan wilayah itu dan KBRI membantu evakuasi meÂreka ke Tokyo. Sedangkan meÂreka yang ada di radius 50 km sampai 100 km diimbau kalau tidak ada keperluan, tidak perlu keluar rumah. Kemudian jangan membawa barang-barang dari luar yang terkontaminasi udara. Intinya berhati-hati.
Ada data kuantitatif di ketiga wilayah tersebut?
Sebagai gambaran, dari angka yang kita peroleh di tiga provinsi itu, Miyagi, Iwate dan FukuÂshima, tercatat sekitar 502 orang WNI, dari jumlah itu, 396 orang sudah dipastikan selamat.
Bagaimana dengan WNI yang dipulangkan ke IndoneÂsia?
Mereka semua yang dievakuasi dari tiga provonsi itu ditampung di Sekolah Indonesia Tokyo. Dari sana diupayakan untuk dipulangÂkan ke Jakarta, menunggu 1-2 hari, menginap di sekolah itu. Tetapi sifatnya sukarela, mereka yang mau pulang ke Indonesia kita pulangkan. Jadi tidak kita paksakan.
Sejauh ini sudah berapa WNI yang dievakuasi ke IndoÂnesia?
Hingga sekarang sudah ada tiga proses evakuasi, tanggal 15 Maret ada 99 WNI, tanggal 16 Maret ada 10 WNI, dan tanggal 17 Maret ada 19 WNI. Jadi total ada 128 orang WNI yang sudah dipulangkan ke Indonesia.
Kendala apa yang dihadapi dalam penanganan WNI di JeÂpang?
Rusaknya infrastruktur seperti jalan, dan juga sarana telekomuÂnikasi yang hingga sekaran masih terputus.
Apa ada WNI yang meÂninggal?
Korban WNI yang meninggal belum ada laporan, kecuali ada 4 ABK WNI yang bekerja di kapal ikan Kanimaru nomor 3 yang dikatakan hilang. Jadi keberadaan mereka belum diketahui.
Apakah pemerintah memÂbeÂrikan sumbangan kepada JeÂpang?
Bantuan dari pemerintah IndoÂnesia adalah bantuan sebesar dua juta US dolar, dalam bentuk baÂrang berupa sepuluh ribu selimut yang diminta oleh pemerintah jepang, termasuk barang kebutuÂhan yang mereka perlukan. Lalu pemerintah mengirimkan tim bantuan, Tim SAR dan medis, jumlah timnya ada 60, tapi yang sudah diberangkatkan terlebih dahulu ada 15 orang. [RM]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10
Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08
Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02