RMOL. Kalau tidak ada aral melintang, besok digelar Sidang Paripurna DPR untuk menggodok pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Mafia Pajak.
Partai Demokrat yang tidak setuju pembentukan hak angket ini, tentu akan berjuang keras untuk membendungnya. Bahkan, kader terbaiknya, Marzuki Alie, diturunkan memimpin sidang.
“Insya Allah saya yang pimpin (sidang paripurna). Dalam situasi genting beÂgini, saya perlu turun gunung,†ujar Ketua DPR MarÂzuki Alie kepada Rakyat MerÂdeka, Sabtu (19/2).
Saat ditanya apa persiapannya agar tidak terulang kekisruhan seperti Sidang Paripurna 2 Maret 2010 mengenai Pansus Hak Angket Bank CenÂtury, MarÂzuki mengatakan, tidak ada persiapan khusus untuk memimpin sidang paripurna, Selasa (22/2).
Saat ditanya apa persiapannya agar tidak terulang kekisruhan seperti Sidang Paripurna 2 Maret 2010 mengenai Pansus Hak Angket Bank CenÂtury, MarÂzuki mengatakan, tidak ada persiapan khusus untuk memimpin sidang paripurna, Selasa (22/2).
“Saya nggak punya’persiapan khusus untuk memimpin sidang untuk rencana pembentukan Pansus Hak Angket Mafia Pajak ini,’’ ucapnya.
Seperti diketahui, sidang pariÂpurna DPR soal Pansus Hak Angket Bank Century, Selasa (2/3/2010) berlangsung alot dan ricuh. Saat itu, pimpinan sidang yang juga Ketua DPR Marzuki Alie dinilai otoriter, karena meÂmakÂsakan menutup sidang paripurna.
Tapi Fraksi Demokrat DPR menganggap tindakan Marzuki sudah benar dan sesuai tata-terÂtib. Sebab, agenda sidang sudah seÂlesai.
Marzuki selanjutnya mengataÂkan, dirinya tidak mengalami trauma dengan peristiwa tahun lalu itu.
“Kalau ramai itu biasa, tandaÂnya dinamis. Kalau adem-adem saja itu tandanya statis. Era deÂmoÂkrasi saat ini kan berjalan dinamis. Jadi, nggak ada masaÂlah. Orang bebas untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat kok,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Nggak merasa was was ya?Nggak, biasa-biasa saja. Ini kan kegiatan rutin DPR. Jadi saya tidak perlu melakukan persiapan khusus.
Yakin berjalan lancar?
Ya dong. Tapi tentunya semuaÂnya mengerti tata tertib sidang. Kalau sidang yang dulu itu (SiÂdang Paripurna soal Pansus Hak Angket Bank Century) gara-gara ada anggota DPR yang tidak mengerti tata tertib. Kalau meÂreka mengerti tata tertib, mereka tidak akan melakukan hal itu. Dalam sidang besok, mari kita ikuti tata tertib agar peristiwa seÂrupa tidak terulang.
Namun, sejumlah pihak meÂnuding Anda sebagai penyebab kericuhan tersebut karena diÂnilai otoriter?Nggak. Waktu ribut-ribut itu kan bukan kali pertama saya pimÂpin sidang (paripurna). SebelumÂnya biasa-biasa saja. Namun saat memimpin sidang Century, saya harus memiliki sikap yang berÂbeda. Hari itu, saya harus bersiÂkap tegas, karena pembahasanya bisa ngalor ngidul, jika kondisi tersebut saya diamkan.
Apakah hal itu akan Anda laÂkukan pada persidangan, SeÂlasa (22/2)?Sebagai pimpinan kan saya harus punya sikap. Kalau meÂmang sidangnya tertib dan tidak ada yang melanggar aturan, ya tidak akan ada masalah. Tidak akan ramai.
Menurut prediksi Anda, apaÂkah dalam sidang nanti situasi yang sama akan kembali teruÂlang? Ya kita lihat saja nanti. Kita nggak usah berandai-andai tenÂtang perkembangan suasana hari selasa nanti.
Dalam Rapat Bamus DPR memutuskan dua usulan. PerÂtama, ditanÂdataÂngani 114 angÂgoÂÂta DPR terkait peÂnerimaan negara dari perpaÂjakan dan mafia pajak. Kedua, digagas anggota Komisi XI DPR seÂbanyak 35 tanda tangan terkait hak angket kaÂsus perpajakan, apakah keduanya bisa diseÂtujui?Ya, kita lihat saja besok. Kalau nggak sama, ya jalan saja dua-duanya.
Apa perbedaannya?Yang jelas, yang satu basisnya data BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), sementara yang satu lagi berbasis informasi. Yang berbasis informasi berasal dari Panitia Kerja (Panja) Komisi III, sementara yang basisnya BPK berasal dari Panja Komisi XI.
Jika pansus tersebut dipuÂtuskan untuk dibentuk, berapa anggaran yang akan dialokasiÂkan DPR?Masalah anggaran belum diÂbicarakan. Dalam rapat paripurna nanti, pengusul angket harus mengajukan anggaran. Itu mekaÂnismenya. Kalau mereka tidak mengajukan anggaran, ya angketÂnya akan ditolak.
Mengenai peta kekuatan daÂlam rapat paripurtna nanti, bagaimana sikap Demokrat dan mitra koalisinya jika terjadi voting?Ya nggak ngerti. Kalau masaÂlah peta kekuatan dan sebagaiÂnya, tanyakan pada pimpinan Fraksi. Meskipun saya kader Demokrat, dalam sidang pariÂpurna nanti posisi saya adalah Ketua DPR. Kalau masalah sikap partai biar fraksi saya yang berÂbicara. Sebagai pimpinan, saya harus mampu mengayomi semua pihak.
[RM]