Berita

SBY Diduga Bohong Lagi di Hadapan TNI dan Polri

SENIN, 24 JANUARI 2011 | 12:48 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Salah satu yang yang menjadi klaim keberhasilan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah bahwa indikator kesejahteraan rakyat mengalami kemajuan. Misalnya, pendapatan per kapita rakyat Indonesia yang pada tahun 2010 tembus mencapai US$ 3 ribu.

Namun, oleh  banyak kalangan baik dari tokoh agama, aktivis, mahasiswa maupun elit politik, mengatakan bahwa  klaim itu adalah tidak benar dan hanya bohong belaka. Akhirnya, pemerintah kebakaran jenggot.

Sama halnya apa yang dipaparkan SBY mengenai kemajuan pemerintahannya, dalam rapat gabungan pimpinan Polri dan TNI, di sela-sela SBY memberikan pidatonya mengenai adanya kenaikan renumerasi gaji prajurit TNI dan Polri untuk mencari dukungan dari parjurit TNI dan Polri, khususnya agar tidak mudah dimakzulkan sipil.


Demikian disampaikan Ketua Komite Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono, kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Senin, 24/1).

"SBY juga curhat dihadapan para petinggi TNI dan Polri mengenai gajinya yang tidak kunjung naik selama dia menjabat menjadi Presiden, agar mendapat simpati dari mereka yang hadir," katanya.

Menurutnya, dari pernyataan SBY mengenai tidak naik gajinya selama menjabat Presiden juga bisa menjadi bukti, bahwa klaim SBY mengenai meningkatnya kesejahteraan rakyat adalah bohong besar. Bagaimana dikatakan kesejateraan rakyat meningkat, tapi ternyata gajinya Presiden saja tidak ada kenaikan selama 6 tahun.

"Berarti juga bahwa kenaikan renumerasi 10 persen bagi TNI dan Polri serta para PNS dalam RAPBN 2011 serta tetap akan memberikan gaji dan pensiun bulan ke-13 bagi PNS/TNI/Polri dan pensiunan sebenarnya tidak memberikan kenaikan tingkat kesejahteraan, karena dibarengi kenaikan harga harga kebutuhan barang dan jasa yang setiap tahunnya mencapai rata rata 30 persen," tegasnya.[ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya