Berita

PRESIDEN SBY./IST

SBY Sudah Terlambat Untuk Merangkul

SENIN, 17 JANUARI 2011 | 15:03 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Gerakan kritis ekstra parlementer tidak akan mempercayakan perubahan situasi sosial dan politik pada DPR karena terbukti penuh transaksi kekuasaan di dalamnya.

Demikian dikatakan tokoh gerakan Reformasi 1998, Ahmad Kasino, yang kini aktif mempelopori Gerakan Indonesia Bersih. Ia tidak membantah, masih ada segelintir anggota DPR yang masih konsisten perjuangkan aspirasi rakyat kecil, namun hubungan ekstra parlementer dengan DPR masih sebatas komunikasi.

"Karena ending-nya kalau terjadi delegitimasi pemerintahan, secara konstitusi itu pasti dilakukan DPR. Gerakan ini tak menjatuhkan harapan pada DPR," tegas Kasino kepada Rakyat Merdeka Online, Senin (17/1).  


Realitas rakyat yang disuarakan oleh tokoh-tokoh agama, menurut Kasino, adalah syarat penting bagi perubahan. Seruan tokoh agama adalah penajaman dari kritik mahasiswa, rakyat dan LSM yang selama ini diabaikan pemerintah.

"Kalau pemerintah saat ini mau merangkul kekuatan elit agama sekalipun, sudah terlambat. Dia sudah dua periode berkuasa dan masih berbohong," terangnya.

"SBY sudah pasti khawatir betul, karena ini bukan hanya tokoh agama yang umatnya se-Indonesia. Agamawan sebagai otoritas yang menyuarakan suara kenabian sudah pasti mengecek langsung ke daerah kondisi umatnya Tidak hanya agamawan, tapi tokoh militer, intelektual, punya nafas sama dan pikiran sama soal situasi sekarang," paparnya.

Kasino menandaskan, pertarungan saat ini bukan perebutan kekuasaan, tapi ideologis antara pemahaman demokrasi liberal versi pemerintah SBY dengan paham kebangsaan founding fathers yang jadi cerminan suara rakyat.

"Gerakan ini sudah belajar dari 98, mana kawan sejati dan mana yang penumpang gelap. Saya kira itu akan terpisah dengan sendirinya," pungkasnya.[ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya