Berita

KIB II

Iberamsjah: Negara Stadium Empat

SABTU, 15 JANUARI 2011 | 13:43 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Pemerintah SBY-Boediono memang pantas dicap gagal, karena dari sudut pandang rakyat jelata dua hal substanstif yang harusnya bisa diberikan negara, yaitu keadilan dan kesejahteraan, tidak pernah tergapai.

"Salah satu kegagalan terbesar pemerintah adalah pada leadership, kepemimpinan yang selalu ragu dan tidak yakin. Tapi terlalu yakin dengan pembantunya yang selalu bermain angka-angka statistik," kata Gurubesar FISIP Universitas Indonesia, Iberamsjah, saat berdialog dengan Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Sabtu, 15/1).

Buktinya, SBY tidak mempermasalahkan laporan Menko Perekonomian yang mengklaim kecukupan stok pangan, padahal fakta mengatakan, rakyat kian dibebani harga Sembako yang masih tinggi, dan angka pengangguran semakin besar.


"Tapi, saya tak mau salahkan anak buah. Anak buah itu tidak pernah salah, ini kesalahan pemimpin. Dia yang terima amanah lebih dari 60 persen rakyat," tegasnya.

Dikatakannya lagi, hakikat negara adalah menyediakan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyatnya. Kalau tidak ada dua itu, negara disebut negara gagal. Di Indonesia, akibat kegagalan itu timbullah kebohongan dalam data-data statistik.
 
"Yang bertambah jadi berkurang, yang berkurang jadi bertambah. Lapindo katanya selesai, apa yang selesai? Gayus selesai sepuluh hari, mana? Century berbohong juga," ungkapnya.
 
Apakah ini karena menyangkut ideologi pemerintah yang salah arah?

"Jangan digeser ke ideologi, ini murni masalah kepemimpinan. Saya katakan ke teman-teman pengamat dan pakar, kita tidak bisa berbuat apa-apa cuma satu orang yang bisa, SBY. Dia yang bisa hancurkan dan selamatkan Indonesia," katanya.

Situasi sosial saat ini bisa dikatakan darurat karena dua aspek substansi tadi, kesejahteraan dan keadilan merata belum tergapai dan kaum ulama sudah menyuarakan penilaian mereka yang tulus.

"Tokoh agama bilang pemerintah bohong, saya amini saja. Gold values tokoh agama adalah keadilan. Secara tidak langsung mereka mengatakan negara sudah stadium empat. Kritis," tekan Iberamsjah.[ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya