Berita

Soal BlackBerry, Tifatul Sudah Betul

KAMIS, 13 JANUARI 2011 | 12:40 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Pemerintah sudah menunjukkan sikap tegas dan tepat, dengan
memberikan prasyarat yang harus dipenuhi oleh Research In Motion (RIM) dengan produknya yang bernama Blackberry, dalam batas waktu yang sudah ditentukan.

Namun, pemerintah seharusnya melakukan sosialisasi yang intensif bagi kelancaran pelaksanaan kebijakan ini, agar tidak bias dan cenderung menimbulkan tanggapan yang negatif dari masyarakat.

"Yang harus dipahami masyarakat adalah delapan poin yang harus dipenuhi oleh pihak RIM, tidak sepotong-potong, sehingga akan menimbulkan akses yang negatif dan prasangka buruk terhadap pemerintah," tegas anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Paula Sinjal, kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis (13/1).

"Yang harus dipahami masyarakat adalah delapan poin yang harus dipenuhi oleh pihak RIM, tidak sepotong-potong, sehingga akan menimbulkan akses yang negatif dan prasangka buruk terhadap pemerintah," tegas anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Paula Sinjal, kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis (13/1).

Menurutnya, opini yang beredar di masyarakat terkait kebijakan Menkominfo, Tifatul Sembiring, itu hanya seputar pemblokiran situs-situs porno, namun poin lainnya seakan-akan kurang direspons oleh masyarakat, hingga menimbulkan opini yang bias.

Sebagai catatannya dalam kaitannya dengan salah satu prasarat yang diajukan oleh pemerintah kepada pihak RIM, yang berkaitan dengan pemblokiran situs-situs porno, harus betul-betul dilakukan pengawasan secara periodik, karena kebijakan ini sudah lama diterapkan, namun di lapangan kebijakan ini belum bisa berjalan secara efektif, karena masih banyaknya situs porno yang masih bisa diakses oleh masyarakat.

"Pengadaan server atau repeater di Indonesia oleh pihak RIM harus betul-betul diwujudkan sehingga nantinya arus informasi yang beredar pada layanan Blackberry dapat dipantau, guna kepentingan pemberantasan korupsi dan terorisme," ujar Paula.

Selain itu, pemanfaatan software produk dalam negeri dan rekrutmen tenaga kerja lokal, harus betul-betul diwujudkan, guna mengurangi angka pengangguran. Dan pemanfaatan software lokal merupakan salah satu poin penting guna posisi dan daya saing bangsa ini di mata dunia.

"Kita dukung kebijakan ini, karena pemerintah tidak gegabah dan hanya cari sensasi saja," tegasnya.[ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya