Berita

tom pasaribu/ist

Ada Agenda Politik dan Duit di Balik Panja Gayus

KAMIS, 13 JANUARI 2011 | 11:32 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Lambannya penanganan kasus mafia perpajakan Gayus Tambunan, melahirkan Panitia Kerja (Panja) Mafia Perpajakan Komisi III DPR.

"Saya melihat selama saya mengikuti, yang namanya Panja apapun namanya itu tak ada hasilnya. Malah kasus yang ditangani itu jadi kabur dari apa yang sebenarnya," terang Ketua Komite Pemantau Pemberdayaan Parlemen Indonesia Tom Pasaribu kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Kamis, 13/1).

Belajar dari pengalaman beberapa hasil Panja seperti Panja kasus Susno Duadji atau Panja Pengawasan Penegakan Hukum untuk membongkar mafia pajak bos Ramayana, Paulus Tumewu, usulan membentuk Panja malah antiklimaks dengan cita-cita penegakan hukum.


"DPR seolah telah berbuat. Mereka pernah panggil Susno, bahkan sampai Antasari Azhar, tapi proses hukumnya justru tidak tuntas. Sekarang mereka mau panggil Gayus ke DPR, apa kapasitas mereka?" tegasnya.

"Biar KPK yang tangani, semua lembaga hukum itu sudah amburadul. Jangan lagi dipolitisir lagi malah tambah kabur kasusnya," imbuhnya.

Tom melihat, selain ada agenda politik di balik pembentukan Panja, anggota DPR juga menguber anggaran operasional Panja yang bisa mencapai miliaran.

"Ada agenda politiknya, ada juga duitnya itu bisa miliaran untuk bayar per anggota dan setiap rapat ada anggarannya," pungkasnya.

Ditegaskan Ketua Komisi III, Benny Kabur Harman, kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (12/1), Panja Mafia Perpajakan tidak bermaksud untuk mengambil alih penanganan kasus oleh penegak hukum. Panja ini pada esensinya memonitor, membantu, memperkuat, agar aparat hukum punya keberanian moral untuk penyelesaian kasus hukum, agar semua pihak bisa diproses sesuai ketentuan berlaku.

"Sepakat bentuk Panja, ketuanya Pak Tjatur Sapto. Diminta untuk buat proposal kerja, siapa yang dipanggil. Minggu depan kita akan plenokan Panja ini untuk disahkan," terang Benny kemarin.[ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya