RMOL. Pengacara Todung Mulya Lubis terpilih secara aklamasi sebagai pelaksana tugas Ketua YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia). Meski hanya punya waktu sedikit, Todung bertekad membawa YLBHI kembali bertaring.
Rapat pemilihan tersebut diÂpimÂÂpin pejabat lama Toeti Herati Rooseno dan dihadiri sebagian beÂsar anggotanya, termasuk AdÂnan Buyung Nasution. Dalam raÂpat yang digelar di Gedung YLBHI hari Selasa (11/1) itu, meÂnyeÂtujui Todung memimpin DeÂwan Pembina YLBHI sampai keÂtua definitif bekas Jaksa Agung Abdurrahman Saleh menyeÂleÂsaiÂkan tugasnya sebagai Dubes RI di Denmark, Juni mendatang. SeÂdangkan Nursyahbani KatjaÂsungÂkana sebagai sekretaris dan Andi Rudyanto Asapa sebagai benÂdahara.
Namun begitu, Todung merasa hanya sebagai ban serep dengan jaÂbatan barunya. Mengapa?
Berikut kutipan selengkapnya:
Berikut kutipan selengkapnya:
Mengapa Anda berkata seperti itu?Karena ketua yang dipilih adaÂlah Abdurrahman Saleh. SeÂkaÂrang ini ia sedang menjabat DuÂbes di Denmark. Dan akan kemÂbaÂli Juni atau Juli. Jadi, saya ini hanya ban serep (alias) mengisi kekosongan sebagai Plt (PeÂlakÂsana Tugas) Ketua YLBHI saja.
Menurut Anda, kenapa Anda yang dipilih?Ha..ha..ha. Saya nggak tahu. MeÂmang ada anggota YLBHI yang lain, tapi semua mata tertuju keÂpada saya. Padahal saya itu jarang sekali rapat dengan Ketua DeÂwan Pembina. Saya katakan keÂpada mereka, Saya ini orang yang jarang rapat. Waktu itu saÂya dicalonkan jadi Ketua Dewan Pembina, untungnya saya bisa menghindar. Tapi akhirnya saya cuma menjadi Plt.
Mengapa Anda menolak menÂjaÂbat sebagai Ketua Dewan PemÂbina YLBHI?Karena saya tidak bisa meÂnyeÂdiakan waktu yang cukup. Saya meÂrasa tidak bertanggung jawab kalau saya menerima itu. Saya meÂrasa bersalah kalau menerima jabatan ketua. Selain itu, saya memÂpunyai banyak komitmen di LSM (Lembaga Swadaya MaÂsyaÂrakat) yang lain.
Semua ini kan butuh waktu. Kalau saya nambah (jabatan) lagi maka saya nggak bertanggung jawab lah. Oleh sebab itu, kemaÂrin jalan tengahnya adalah okelah saya diangkat selama enam bulan menÂjadi Plt. Jadi, saya selama enam bulan itu saya mencoba deÂngan keterbatasan waktu saya, melakukan apa yang bisa saya lakukan untuk YLBHI.
Apa saja yang nanti Anda lakuÂkan di LBH itu?Pertama, saya melihat YLBHI ini adalah sebuah LSM yang beÂsar dan punya kantor di mana-maÂna, tapi kehilangan vitalitasÂnya. Saya kan tidak mau kalau YLÂBHI tidak relevan lagi. YLÂBHI harus menjadi LSM yang reÂlevan untuk perjuangan peneÂgakÂan hukum dan keadilan bagi InÂdonesia. Saya juga mau tahu bagaiÂmana LBH-LBH di daerah mau merespon tantangan hukum dan keadilan yang dihadapi.
Kedua, saya ingin mengajak YLBHI untuk fokus kepada peÂnegakan asasi manusia. Karena asasi manusia kurang mendapat perÂhatian pemerintah. Untuk itu YLBHI juga harus mendorong pemÂberantasan korupsi yang tiÂdak setengah-setengah. Sebab, koÂrupsi adalah perang melawan hati.
Ketiga, bagaimana YLBHI ini juga terlibat dalam pembaharuan hukum. Kalau kita lihat, DPR selama ini gagal dalam program legislasi nasional. Buktinya, berapa sih target undang-undang yang tercapai di DPR. Kan sedikit sekali. Saya kira kita perlu menÂdorong proses itu. Di samping memÂbangun satu kapasitas instiÂtusionalYLBHI, supaya lebih efektif di dalam memberikan peÂlayanan bantuan hukumnya.
Apa Anda optimis dapat menÂjaÂlankan program tersebut seÂlaÂma enam bulan?Saya sih orang yang nggak pernah pesimis. Sebab, saya seÂlalu optimis dari dulu.
Kok yakin sekali?Saya tahu banyak masalah dan kendala dihadapi YLBHI. Tapi saya tahu banyak orang yang akan membantu dan mendukung apaÂpun program yang berkaitan dengan hukum, keadilan, dan pemberantasan korupsi. Jadi saya sangat optimis dengan itu semua.
Menurut Anda, tugas apa yang belum diselesaikan AbdurrahÂman Saleh selama menjabat?Itu mempunyai prioritas sendiri dan kita mencoba membantu menghadapi perÂsoalan dan program yang mungÂkin bisa dijalankan.
Bagaimana dukungan anggota keluarga kepada Anda?Ha..ha..ha. Selama ini keluarga selalu mendukung apa yang saya lakukan. Saya tahu waktu untuk keluarga sempit. Tapi saya kaÂtaÂkan, “Semua ini saya lakukan unÂtuk bangsa. Sebagai pejuang, kita harus ikhlas mengorbankan wakÂtu kita. Walaupun kadang tidak gampang untuk menjelaskan dan meÂnerima itu.â€
[RM]