Berita

Mega: Saya Tidak Anti Asing

SENIN, 10 JANUARI 2011 | 12:00 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Megawati Soekarnoputri mengritik habis-habisan arah ekonomi bangsa yang menurutnya tidak sesuai amanat konstitusi UUD 45 dan Pancasila.

Mega memberikan beberapa contoh dampak pembangunan ekonomi yang tidak pro rakyat, seperti pengurangan sistemastis subisidi rakyat dengan dalih kepentingan publik, korupsi yang terus berlangsung tanpa koreksi, ketergantungan pada impor barang dan pinjaman luar negeri yang menurutnya mengakibatkan kelunturan kedaulatan sebagai sebuah bangsa.

Tapi, lanjut Mega, pemerintah tidak pernah mengatakan, bahwa kerawanan pelarian modal asing yang terus menerus spekulatif akan mengancam. Kalau hal itu terus berlangsung, stabilisasi rupiah akan terus jadi pekerjaan berat.


"Hentikan pengungkapan keberhasilan statistikal itu. Tidak ada salahnya perkuat peran negara, agar Indonesia tak jadi korban pertarungan mata uang dunia," jelasnya, saat pidato politik di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Senin (10/1).

Ia contohkan, krisis yang terjadi di dua kawasan dunia, Eropa dan Amerika, pada akhirnya membutuhkan campur tangan negara. Terbukti kepentingan nasional satu negara jadi hukum tertinggi dalam membangun kedaulatan ekonomi bangsa.

"Ini yang harus dilakukan untuk membangun kepercayaan diri kita. Paling tidak kita harus mampu cukupi kebutuhan pokok secara mandiri untuk pasar dalam negeri kita. Ini yang saya maksudkan dengan prinsip berdiri di atas kaki sendiri atau Berdikari," ujar Mega.

"Saya tidak anti asing. Namun mari kita letakkan kedaulatan pada pangan, energi dan pertahanan. Pilar ekonomi Berdikari dapat diletakkan karena kita percaya bahwa kita bisa Berdikari dan jadi bangsa besar, karena kita punya modal tanah air subur, keindahan alam dan keanekaragaman suku agama dan budaya. Inilah modal besar yang harus kita syukuri," ucapnya.[ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya