RMOL. Sekretariat Gabungan (Setgab) Koalisi tidak solid. Indikasinya, para elite partai-partai papan tengah seperti PPP, PAN, dan PKS, mengeluhkan dominasi Partai Demokrat dan Golkar di Setgab. Tidak itu saja, sejumlah isu yang telah diÂsepakati dalam rapat-rapat Setgab, nyatanya kembali diperÂdebatkan oleh para elite parpol koalisi di ranah publik, bahkan tak satu suara di DPR.
Meski demikian, pimpinan harian Setgab Koalisi masih membantah Setgab telah retak. Sekretaris Setgab, Syarief Hasan, berarguÂmen, bahwa kesan tidak solid Setgab timbul karena kegagalan pimpinan parpol koalisi mengkomunikasikan kesepakatan-kesepakatan Setgab kepada para elitenya.
“Yang tidak setuju kan anggota-anggota partai koalisi. Selama pimpinan partai dan fraksinya tetap komit, kan tidak ada masalah. Yang banyak berkomentar itu kan elite partai yang tidak pernah ikut rapat di Setgab,†kilahnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Karena itu, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini mengklaim, persoalan Setgab ini hanya riak-riak kecil dari upaya partai koalisi untuk menyamakan persepsi dalam menÂdukung kebijakan pemerintah.
“Itu hanya riak-riak kecil saja. Kecuali kalau pimpinan partaiÂnya yang ngomong begitu, baru bisa jadi masalah. Tapi itu kan bukan. Kalaupun dikatakan mengganggu, ya mengÂganggu. Tapi kita sendiri nggak memanas kok. Antara sesama partai koalisi tak ada istilah panas. Karena memang tidak ada persoalan di setgab,†ungkapnya.
Berikut petikan lengkap wawancara dengan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ini:Kabarnya Setgab segera mengÂagendakan pertemuan para pimpinan partai peserta koalisi menyusul kabar tidak solidnya koalisi?Loh, itukan pertemuan para pimpinan partai yang selalu kita agendakan. Itu acara rutin.
Jadi mengumpulkan pimpiÂnan partai bukan karena ada keÂresaÂhan di internal Setgab?Bukan. Pertemuan itu sudah diagendakan semua.
Apakah hubungan antar parÂpol koalisi yang kini memanas, akan menjadi agenda yang diÂbahas dalam pertemuan?Nggak. Kita nggak memanas kok. Di antara partai peserta koaÂlisi tak ada istilah panas atau gimana. Tidak ada karena tidak ada persoalan di Setgab.
Bukankah sejumlah elite parÂÂtai koalisi menyatakan ketiÂdakpuasannya pada Setgab?Ah, itukan anggota-anggota biasa di partainya, bukan anggota rapat Setgab yang diisi oleh para pimpinan partai.
Mereka elite parpol dan anggoÂta DPR yang menilai SetgÂab telah menyandera hak politik mereka?Ya, itu kan anggota-anggota partai yang kebetulan partainya peserta koalisi. Kalau pimpinan partai dan fraksinya tetap komit, kan tidak ada masalah.
Anggota rapat Setgab itukan berasal dari pimpinan partai dan ketua fraksi. Sementara yang baÂnyak berkomentar itu bukan anggoÂta-anggota Setgab, tapi anggota-anggota dari partai Setgab.
Lah, bukankah pendapat meÂreka merepresentasikan partai dan fraksi di DPR, karena meÂreka pimpinan partai dan anggota DPR?
Mereka-mereka yang komentar itukan tidak pernah ikut rapat-rapat Setgab. Sebenarnya, yang terjadi hanya masalah interÂnal antara mereka dengan pimÂpinan partai dan fraksinya.
Jadi itu urusan internal partai masing-masing dong, bukan uruÂsan Setgab. Kalau di Setgab itu clear, pimpinan partai koalisi teÂtap komitmen untuk solid dalam Setgab. Dan komitmen meÂreka hingga 2014. Jadi anggota-anggoÂÂtanya yang ngomong itu anggota-anggota partai biasa, bukan pimpinan partai.
Bukankah jadi persoalan kaÂlau pimpinan partainya saja yang solid sementara elite parÂtaiÂnya di bawah memanas?
Justru itu, saya katakan yang dibutuhkan hanya sosialisasi di internal partai masing-masing. Kan persoalannya bukan di Setgab, tapi di internal partai koalisi.
Bagaimana kalau persoalanÂnya bukan karena keÂtiÂdakÂpuaÂsan partai koalisi, melainÂkan memang keinginan bebeÂrapa partai koalisi agar Setgab dibuÂbarkan?Bagaimana mau dibubarkan, seÂmentara mereka sudah komitÂmen sampai 2014. Komitmennya kan seperti itu.
Jadi, apa perlu Setgab meÂminta partai peserta koalisi meÂnindak kader-kadernya yang memÂbandel?Itu urusan internal masin-masing partai. Kita tidak ikut campur.
Tapi sejauh ini kan mengÂganggu hubungan di internal Setgab?Ya memang berimbas dan berÂpengaruh pada Setgab. Agak mengganggu, tapi kami mengÂanggap itu adalah urusan internal mereka.
Jadi polemik yang terjadi seÂlama ini hanya riak kecil di inÂternal Setgab?Ya iyalah, itu hanya riak-riak kecil saja. Kecuali kalau pimÂpinan partainya yang ngomong begitu, baru menjadi masalah. Tapi itu kan bukan. Kalaupun diÂkatakan mengganggu, ya mengÂganggu.
Apa pandangan Anda soal desaÂkan sejumlah elite partai dan pengaÂmat politik agar Setgab diÂbuÂbarkan?Hahaha... Ya tentunya ada yang senang, ada yang tidak. Pasti begitulah. Namanya juga demoÂkrasi, ada yang setuju dan ada yang tidak. Tetapi yang penting, menurut saya, mari kita sama-sama menyamakan persepsi untuk membangun bangsa. Jangan perbedaan yang diangkat.
Bagaimana dengan reward dan punishment kepada partai koalisi yang tidak bisa mengenÂdalikan kadernya?Reward dan
punishment, saya pikir itu nanti cukup ketua kita (Ketua Setgab Koalisi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
red) yang menentukan. Itukan kewenangan beliau sebagai pimpinan Setgab. Kita memang belum pernah memikirkan itu, tapi yang jelas Setgab dibentuk sebagai forum komunikasi antara partai-partai koalisi untuk meÂnyamakan persepsi.
Tetapi kita masih tetap mengeÂdepankan fakÂtor
check and balanÂces. PerbeÂdaan pandangan dalam internal Setgab adalah hal biasa, jangan dianggap sebagai hal yang tabu. Yang penting kita ada satu keÂbersamaan dan koÂmitÂÂmen. Kan pada akhirnya, Setgab harus menÂdukung kebijaÂkan pemerintah.
Apa yang mesti dibenahi agar komunikasi di Setgab tiÂdak sampai terganggu?Inikan masalah pembahasan Rancangan Undang-Undang
Parliamentary Treshold (PT), mereka minta supaya dibahas. Tapi kita kan belum membahasÂnya secara eksplisit karena kita pikir masih lama. Jadi biarkan wacana ini berkembang dulu dan pasti ada jalan keluarnya. NamaÂnya juga kita berkoalisi. BerkoaÂlisi itukan pasti ada kebersamaan di dalamnya. Begitu.
Apakah Presiden SBY meÂnaÂruh perhatian pada memanasÂnya hubungan partai koalisi di Setgab?Kita tetap memperhatikan dan saya pikir Ketua Harian Setgab (Aburizal Bakrie,
red) yang harus mengikuti semua ini. Nanti lewat Ketua Harian kita lapor ke ketua (Presiden SBY).
SBY bagaimana menanggaÂpinya?Ya, apa yang terjadi dalam Setgab adalah dinamika yang biasa.
Dinamika politik ini bukanÂkah menjadi aneh tatkala peÂrang wacana terjadi di internal partai pendukung pemerintah, bukan dengan partai oposisi?Justru itu, karena semua pimÂpinan partai masih menyatakan komit, ya kita minta agar komitÂmen mereka betul-betul ditunjukÂkan. Gitu saja kita minta. Dan mereka kan sudah menyatakan komit, ya pimpinan Setgab pastiÂnya meminta komitmen mereka ditegakkan. Lagipula kita di Setgab melihat semua perbedaan yang ada adalah sesuatu hal yang biasa dalam dinamika demokrasi yang berkembang di masyarakat.
Saat ini ada wacana poros tengah yang digulirkan elite PKS. Apa ini pernah dibahas di Setgab?Poros tengah itu, yakinlah tidak akan terjadi. Poros tengah kan tidak jelas arahnya kemana. Kan hanya ada dua, mau pro pemeÂrintah atau oposisi. Sementara poros tengah kan tidak jelas ke mana. Jadi saya tegaskan, poros tengah tidak akan mungkin terjadi, itu hanya pemikiran yang tidak akan mungkin terimpleÂmentasikan.
Rapat Setgab kapan dilakÂsanakan?Minggu pertama Januari lah kira-kira.
[RM]