Berita

KEBEBASAN BERIBADAH

Jubir Presiden: Pernyataan SBY Tidak Pernah Abu-abu

RABU, 29 DESEMBER 2010 | 10:48 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Sepanjang tahun 2010 konflik kebebasan beribadah di Indonesia tercatat semakin meningkat mencapai 40-45 kasus. Jumlah itu dinilai luar biasa karena peningkatannya hampir tiga kali lipat dari tahun 2009.

Hal itu diungkapkan Ketua Forum Komunikasi Kristiani Jakarta (FKKJ), Theofilus Bella. Ketidaktegasan dan kelambanan Pemerintah SBY-Boediono diniilai menjadi faktor utama meningkatnya konflik berlatarbelakang agama di tengah masyarakat.

Tapi, Jurubicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, menyangkal anggapan ketidaktegasan pemerintah sebagai sumber persoalan dalam kerukunan umat beragama.


"Hendaknya kalau menyatakan penilaian terhadap pemerintah dan pemangku kepentingan dan terutama otoritas penegakan kemanan, disertai data-data yang konklusif. Jadi bukan asal ngomong dan bisa selesaikan solusi yang bisa dibicarakan semua. Hendaknya jangan saling lempar begitu saja terutama menyebut ketidakbecusan pemerintah," ujar Julian saat berdialog dengan Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Rabu, 29/12).

Ditegaskannya, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama, tidak mewakili kepentingan agama tertentu, dan kepentingan umat minoritas pun diwakili. Setiap timbul kasus, Presiden perintahkan yang punya otoritas untuk selesaikan kasus per kasus, apalagi yang sensitif menyangkut kebebasan beribadah.

"Penilaian sepihak itu naif dan tidak pada substansinya. Pemerintah itu tidak keliru, tidak tegas dan sebagainya. Lazimnya, setiap ada kasus presiden selalu instruksikan ke Kapolri, baru Kapolri turunkan pada jajaran di bawahnya," tegasnya.

Dalam kasus kekerasan terhadap satu kelompok umat beragama yang terus berulang, pemerintah selalu melakukan kajian yang komprehensif. "Bila berkali-kali ada satu kegiatan misa selalu tidak pernah aman, tentu akan kita telusuri. Tentu tidak bisa diharapkan Presiden langsung yang turun ke sana," terang Julian.

Meski demikian, Presiden menghargai pandangan tiap pribadi atau komunitas menyangkut perkembangan kebebasan beribadah di Indonesia. Yang pasti, kekerasan atas nama agama adalah satu hal yang tidak pernah disepakati pemerintah.

"Kita menjaga agar masing-masing pihak timbul toleransi. Sudah jelas tidak pernah ada pernyataan presiden yang abu-abu. Bilamana ada gangguan tertentu harus segera diusut, diselesaikan secara tepat melalui prosedur hukum berlaku," pungkasnya.[ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya