Berita

Wawancara

WAWANCARA

Nurdin Halid: Kita Nggak Nyangka Kalah 3-0, Mereka Nggak Nyangka Kalah 5-1

SELASA, 28 DESEMBER 2010 | 07:14 WIB

RMOL. Ketua Umum Persatuan Sepakbola Indonesia (PSSI) Nurdin Halid menilai kekalahan telak 3-0 Tim Nasional dari Malaysia pada leg pertama bukan karena kalah permainan melainkan adanya teror dari para suporter tuan rumah. Teror itu datang sebelum dan saat pertandingan.

“Petasan dan laser sangat mengganggu para pemain. Saat latihan para pemain kita juga diteror. Saat kita latihan, mereka membubuhi sesuatu di lapangan. Akibatnya tiga kiper kita gatal-gatal semua,” kata Nurdin Halid kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Sementara terhadap upaya mempolitisir kekalahan timnas, Nurdin menganggapi sinis. Menurutnya, pihak-pihak yang berupaya mempolitisir kekalahan timnas di Malaysia-lah yang selalu membawa masalah sportifitas olahraga dalam urusan sepakbola.


“Kita (PSSI, red) tidak ada politik di sini. Iri hati mungkin itu. Orang sirik saja itu, bilang gitu saja,” katanya.

Berikut kutipannya:

Timnas kita kalah dari Ma­laysia dan banyak yang mem­po­litisir seolah-olah meng­anggap kekalahan tersebut ka­rena kesalahan PSSI?
Orang yang bicara politik itulah yang berpolitik, hehe. Jadi tulis saja besar-besar, orang yang mengomentari itu adalah orang yang berpolitik, dialah yang ber­politik sebenarnya, karena di sini kita tidak ada politik-poli­tikan. Dia saja yang mengomen­tari secara politik, berarti dia yang berpolitik, kan begitu.

Jamuan makan Timbas de­ngan Ketua Umum Golkar Abu­rizal Bakrie kembali me­nge­muka karena kekalahan terse­but?
Ya apa urusannya itu dengan mereka. Apa urusannya malah jadi itu yang diperdebatkan. Apa persoalannya, apa masalahnya, apa salahnya. Tanya pada me­reka. Iri hati mungkin orang itu. Orang sirik saja itu, bilang saja gitu.

Karena Timnas kalah, Anda digoyang dari kursi Ketua Umum PSSI?
Tidak usah dikomentari yang gituan. Pokoknya timnas ber­juang habis-habisan, semua pe­main akan mati-matian di la­pangan untuk memenangkan Indonesia, tidak ada cerita. Ja­muan makan segala macam, orang sirik saja itu.

Sejauh ini polemik tersebut apa­kah mengganggu konsen­trasi pemain dalam mengha­dapi leg kedua?
Tidak ada sedikitpun yang bisa mengganggu konsentrasi pemain. Justru yang mengganggu konsen­trasi pemain ini ketika mereka-mereka itu kok tidak tahu diri, tidak tahu apa-apa, tidak ada sum­bangsih, kok ribut. Itu kata pemain begitu. Begini katanya, kok ada ya orang-orang begini, tidak ada sumbangsih, tidak ada apa-apa, hanya pintar berko­mentar saja.

Anda sendiri bagaimana me­lihat kekalahan pemain kita?
Kalau soal kalah menang itu adalah biasa. Yang tidak biasa adalah kita kalah bukan karena kalah permainan, tapi kalah karena teror yang luar biasa. Jadi tidak hanya sinar laser, tetapi waktu anak-anak latihan pertama, itu di muka gawang tempat lati­han kita ditaburi sesuatu yang membuat kiper kita gatal-gatal.

Siapa saja yang gatal-gatal?
Ya ketiga kiper kita.

Selain kiper, siapa lagi?
Menurut laporan Widodo (Wi­dodo C. Putro, asisten pelatih kepala), tiga-tiganya kiper kita. Kiper kan kalau latihan buang badan. Cuma mereka saja yang kena.

Hasil pemeriksaan dokter ba­gaimana?
Dokternya sudah mengatakan bahwa ada sesuatu yang ditabur­kan di muka gawang tempat latihan anak-anak. Jadi terornya tidak hanya dalam stadion. Da­lam stadion juga luar biasa, kalian bisa lihat banyak sinar laser yang mengarah pada pe­main kita. Dan ketika wasit mem­ber­hentikan pertan­di­ngan, seharus­nya di­ber­­hen­tikan se­te­rus­nya, tidak boleh di­lanjutkan. Tapi karena wasit tetap melan­jutkan setelah dipe­rin­tahkankan oleh Ketua PSSI-nya Malaysia, ke­tika itu konsen­trasi anak-anak sudah mulai bu­yar, sudah pecah kon­sen­trasi­nya. Kita bisa lihat juga kan ada petasan yang sam­pai meledak di lapangan.

Bukankah perlakuan supor­ter Malaysia merupakan hal yang wajar mengingat pertan­dingan final sehingga in­tensin­tas mening­kat?
Kok wajar petasan meledak di tengah lapangan. Kalau di stadion kita kan mana ada petasan yang sampai di lapangan dan hampir kena pemain. Sinar laser juga. Sinar leser itu kan membaha­ya­kan mata pe­main, meng­ganggu konsentrasi pemain.

Jadi tiga gol itu karena ulah suporter Malaysia?
Ya iya. Bagaimana mau fokus kalau tiap kali pemain kita pe­gang bola matanya dilaser. Begitu pemain mereka menyerang, wa­jah markus dihantam sinar laser. Gimana bisa fokus. Jadi intinya konsentrasi pemain sa­ngat ter­ganggu dengan sinar laser itu, sangat terganggu. Apalagi ketika wasit menghentikan pertan­di­ngan sementara, itu lebih ter­ganggu lagi. Mestinya wasit itu kalau mau tetap melanjutkan, tidak usah menghentikan. Kalau mau diberhentikan, mesti ber­hentikan terus.

Apakah ini sudah diprotes ke FIFA?
Kita sudah protes resmi itu. Sudah.

Anda sendiri bagaimana me­lihat pertandingan leg ke-dua pada 29 Desember nanti?
Kita berharap anak-anak be­kerja keras menghadapi leg kedua nanti. Dan itu bukanlah hal yang mustahil karena sebelum­nya kan kita pernah kalahkan mereka 5-1. Ya kita ulangi saja itu menga­lahkan mereka 5-1.

Tapi para pemain optimis ti­dak bisa mengulang hasil itu?
Yang jelas, anak-anak pasti berjuang habis-habisan. Peluang menang masih terbuka. Kita kan tidak menyangka dikalahkan pada pertandingan tandang Ma­lay­sia 3-0, tapi waktu kita ka­lah­kan Malaysia 5-1 kan juga me­reka tidak nyangka juga. Jadi semuanya masih bisa terjadi­kan.  [RM]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya