RMOL. Juru Bicara Presiden Bidang Dalam Negeri, Julian Aldrin Pasha mengatakan, dirinya tidak pernah berbohong soal pertemuan Presiden SBY dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X yang disaksikan Aburizal Bakrie, di Wisma Negara, Jakarta, Selasa (21/12).
“Saat ditanya soal itu, saya memang tidak mengetahuinya. Jadi, saya sebetulnya belum meÂngetahui pada saat itu. MakaÂnya saya bilang tidak tahu. Jadi, saya tidak berbohong,’’ ujarnya, keÂpada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:
Bukannya Anda bilang tidak ada pertemuan tersebut?Saya waktu itu ditanya, saya memang tidak mengetahui. Jadi, saya sebetulnya belum mengeÂtahui pada saat itu. Oleh sebab itu, saya mengatakan dan menanyaÂkan kepada para wartawan, sumÂbernya dari mana. Karena saya sendiri kan memang tidak tahu saat ditanyakan waktu itu.
Memang Anda di mana saat pertemuan itu?Pada saat itu, saya pergi ke TVRI untuk menghadiri acara TVRI. Setelah itu saya ditanyaÂkan tentang pertemuan itu. Saya katakan belum tahu. Sehingga saya tidak bisa memberi komenÂtar atau informasi apapun. Sebab, saya tidak tahu dan saya juga tidak terlibat dalam pertemuan tersebut. Jadi, saya tidak pernah bohong di sini. Saya tidak pernah bohong. Dan ini bukan keboÂhongan pada publik.
Anda keberatan dikatakan pemÂbohong?Tentu. Saya sangat keberatan, kalau saya dikatakan berbohong. Dan melakukan pembohongan publik. Ini kesannya seperti itu. Saya sangat tidak terima dengan itu. Sebab, saya tidak tahu perÂtemuan itu, jangan diputarbalikÂkan, seolah saya melakukan pemÂbohongan yang tidak perlu. Tidak ada gunanya bagi saya dan itu malah merugikan bagi semua.
Saat ditanya wartawan, saya bilang tidak tahu. Kemudian diÂtanyakan juga, apakah Pak Andi Mallarangeng yang memfasilitasi pertemuan Sri Sultan dengan Pak PreÂsiÂden. Saya kaÂtaÂkan, sama sekali tidak. KaÂrena pada saat ada Pak Andi, saya masih beÂrada di lingÂkungan IstaÂna KeÂpresidenan.
Apa yang diÂbiÂcaÂrakan Andi Mallarangeng deÂngan PreÂsiÂden?Yang saya tahu, bahwa yang dibicaraÂkan itu bukan menyangÂkut subsÂtansi yang berkaitan dengan Sri Sultan. Tapi lebih kepada prestasi olah raga dan Partai Demokrat itu sendiri.
Jadi, pada saat ditanyakan, apaÂkah pak Andi yang memÂfasilitasi. Saya katakan tidak betul. Karena saya memang masih berada di sana bersama Pak Presiden dan Pak Andi Mallarangeng. Tapi kemudian yang saya baca, malah beritanya macam-macam.
Katanya saya berada di sana dan saya tahu. Saya bilang, nggak tahu. Jadi, malah nggak jelas. Tolong diluruskan, jangan beritaÂnya setengah-setengah begitu. Itu tidak baik seperti itu. Saya tidak perlu menyebut medianya yang mana. Tapi kan akhirnya menimÂbulkan interprestasi publik.
Tolong ya, informasi ke puÂbliknya harus benar, jangan dipoÂtong, jangan setengah-setengah, nggak baik itu. Nanti keliru. KaÂlau memang saya tahu, tentu saya bilang tahu. Dan kalau memang saya tidak tahu, ya saya bilang tidak tahu.
Kenapa pertemuan itu Anda tidak tahu, seharusnya sebagai Jubir tentu wajib mengetaÂhuiÂnya?Saya tidak selalu mendampingi Presiden. Tapi kalau dalam acara-acara yang sifatnya formal, terÂbuka dan diketahui publik. Sudah pasti, hampir selalu saya bersama Pak Presiden. Makanya saya selalu hadir di dalam, untuk perÂtemuan resmi.
Apa memang pertemuan itu terÂtutup, sehingga Anda tidak mengetahuinya?Tidak selalu Juru Bicara tahu kan. Sebab, saya juga ada tugas lain yang harus saya selesaikan juga. Karena agenda Presiden yang diselenggarakan di Cikeas padat sekali. Semua kan perlu koordinasi.
Apa sebelumnya Presiden tiÂdak memberitahukan ke Anda kalau ada pertemuan itu?Tidak.
Sesudah pertemuan itu, apa PreÂsiden juga tidak memberiÂtahu Anda?Tidak.
Berarti sifatnya rahasia ya?Saya tidak bisa mengomentari soal itu. Silakan ditafsirkan atau interpretasikan. Saya tidak punya kapasitas untuk menilai segala sesuatu yang tidak saya ketahui secara persis.
Adakah tanggapan Presiden terkait pertemuan itu?Begini, kalau Anda menanyaÂkan pribadi kepada saya. Saya tetap memandang bahwa segala sesuatu yang dipikirkan Bapak Presiden, adalah sesuatu yang positif. Untuk kebaikan bersama dan kemaslahatan yang lebih luas, sehingga tidak boleh ada pikiran yang negatif di sini.
[RM]