Berita

Jenderal TB Hasanuddin: 2010, Hot Situation Akibat Kegamangan Pimpinan Nasional

SELASA, 21 DESEMBER 2010 | 10:53 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Periode 2010 adalah saat dimana situasi politik dan keamanan negara dipenuhi ketidakstabilan. Politik yang gonjang ganjing mengakibatkan fokus pemerintah tidak lagi pada pemulihan kesejahteraan rakyat tapi terbuang percuma untuk ongkos politik yang tinggi.

"2010 bisa disebut hot situation. Suhu memanas di semua aspek dari masalah keamanan, politik semua timbul pada 2010," kata Wakil Ketua Komisi I, Mayjen (Purn) Tubagus Hasanuddin, saat berdialog dengan Rakyat Merdeka Online, Selasa (21/12).

TB Hasanuddin mencontohkan, pada tiga bulan pertama 2010, politik gonjang ganjing oleh skandal Bank Century, secara keseluruhan fokus DPR dan pemerintah melupakan tugas pokoknya di UU. Lalu, muncul lagi konflik lama, sengketa perbatasan Indonesia dengan Malaysia yang memanas di 2010. Kemudian, marak konflik horizontal di daerah akibat sengketa Pilkada. Belum lagi, rentetan kecelakaan transportasi massal sepanjang tahun terutama perkeretapian.


"Semua itu membuat situasi menghangat dan kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah menggelinding karena apa, karena pemerintah tidak pernah mau menyelesaikan persoalan sampai ke akar masalah," jelas mantan Sekretaris Militer Presiden ini.

"Intinya ada semacam kegamangan dari pimpinan nasional yang notabene Presiden SBY, tidak secara all out memperhatikan masalah-masalah ini secara tuntas dan kalau ini dibiarkan akan jadi masalah besar di tahun 2011," tegasnya.

Kegamangan pimpinan nasional itu, jelasnya, salah satunya akibat komitmen koalisi pendukung pemerintah tidak selalu mencapai titik temu karena mengedepankan kepentingan politik masing-masing kubu.

"Terjadi benturan-benturan internal koalisi, bahkan lebih keras dari benturan dengan oposisi. Ini akan ciptakan instabilitas di lingkungan pemerintah sendiri. Kalau sebagai government berbeda pendapat dengan koalisi, itu menimbulkan kebingungan masyarakat," paparnya.[ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya