Berita

Wawancara

Jero Wacik: Petinggi Organisasi Pariwisata Dunia Kunjungi Candi Borobudur & Prambanan

JUMAT, 10 DESEMBER 2010 | 00:10 WIB

RMOL.Setelah itu, Favilla mengirim berita ke Madrid, markas besar UNWTO, tentang kondisi Yogya­karta pasca meletusnya Gunung Merapi. Dalam press release ke seluruh dunia bahwa Yogya dan sekitarnya sudah bisa dikunjungi pariwisata.

“Marcio Favilla sengaja saya undang untuk melihat langsung kondisi sejumlah lokasi pariwi­sata di Yogyakarta. Lalu hasilnya sudah diumumkan ke seluruh dunia bahwa Yogyakarta sudah bisa dikunjungi,’’ ujar Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, kepada Rakyat Merdeka, di Yogyakarta, kemarin.

Jero Wacik berada di Yogya­karta, selain menutup acara Inter­national Conference tentang Local Wisdom Inspiring Global Solu­tions, di UGM, juga me­ngun­­jungi Candi Borobudur, Prambanan, dan obyek wisata lainnya di Yogya­karta.

Berikut kutipan selengkapnya:

Imbas meletusnya Gunung Merapi dan politik memanas di Yogya apakah mempengaruhi kearifan lokal di sana?  

Kita mempunyai banyak lokal wisdom. Seperti pelaksanaan Wisdom 2010 yang  dilaksanakan Rektor UGM. Nenek moyang kita mengatakan, biasanya kalau kita mau laksanakan hajatan be­sar pasti ada hambatan. Itu adalah ujian dari Tuhan untuk menguji keteguhan kita. Jadi tidak boleh menyerah. Apalagi kearifan lokal kita itu menunjukkan bahwa kita teguh dan kuat niatnya.

Selain itu, kearifan lokal kita juga menunjukkan bahwa kita rajin memberikan penghargaan pada orang-orang berjasa. Lokal wisdom seperti itu yang harus sering kita lakukan, sekalipun kecil, kita memberi apresiasi. Kalau ada yang suka mengecam, menurut saya itu produk impor, bukan produk kita. Kritik sana-sini itu bukan lokal wisdom. Jadi politik di Indonesia tidak meme­cah, tapi saling menguatkan. Jadi mari kita jadikan seni budaya sebagai budaya pemersatu.

Apakah RUUK DIY yang mengatur Pilkada lang­sung di sana ikut membuat panas Yogya?

Di saku Pak SBY itu selalu ada buku UUD 1945. Ini bentuk ko­mitmen beliau terhadap UUD 1945, termasuk menjaga Keisti­me­­waan Yogyakarta. Jadi, RUUK DIY itu demi membuat agar keistimewaan Yogya lebih baik untuk 50-100 tahun mendatang.

O ya, apa terobosan yang te­lah dilakukan untuk meman­cing wisatawan ke Yogya?

Turisnya sedang welcome. Kemarin saya didampingi Marcio Favilla, yang sengaja saya undang untuk menjelaskan pada seluruh tanah air dan dunia bahwa Candi Borobudur, Pram­ba­nan dan obyek wisata lain di Yogyakarta dan sekitarnya se­karang mulai terbuka untuk umum. Jadi semua turis, masya­rakat Indonesia yang mau ke sana sudah boleh. Itu yang diharapkan sekarang. Jadi datang ke sana untuk melihat bekas-bekas bencana.

Semuanya sudah mulai meng­ge­liat, mulai dari restorannya, hotelnya. Jadi ekonomi pariwisata sudah mulai bergerak.

Siapa lagi tokoh dunia yang mengkampanyekan bahwa Yog­­­ya­karta sudah aman untuk di­kunjungi?

Saya sudah berdiskusi dengan Direktur Regional Asia Pasifik UNESCO, Hubert Gijzen yang menya­ta­kan ada beberapa negara, pe­rusahaan yang berinisiatif untuk membantu pembersihan dan merapikan Candi Borobudur. Jadi nanti menjelang akhir Desember, kita adakan perte­muan dengan negara-negara dan perusahaan-perusahaan yang ingin membantu pemeliharaan Borobudur dan Prambanan.

Kemenbudpar sengaja menga­jak UNESCO dan UNWTO. Ini na­ma­nya dunia kita ajak ke Yogya. Jadi kita tunjukkan bahwa Candi Borobudur aman, Yogya­nya aman.

Bagaimana caranya agar wi­sata di Yogya bisa cepat pulih?

Di Yogya saya punya program yakni mengadakan konferensi internasional dan nasional.  Gam­pang kok memulihkannya. Saya yakin itu karena saat gempa 2006 di Yogyakarta berdampak lebih besar bisa kita atasi. Padahal, jalan-jalan rusak, bandara rusak, banyak hotel rusak, candi-candi juga rusak. Itu saja bisa kita atasi. Jadi, ini pasti bisa.

Sebab, fasilitas pariwisata tak ada yang rusak, cuma berdebu, tak ada yang roboh sehingga re­coverynya cepat. Saya sudah bicara dengan Kementerian Per­hubungan untuk tanyakan kapan airport dibuka, dia katakan 8 Desember sudah dibuka, maka­nya hari ini saya umumkan pada seluruh dunia, Yogyakarta sudah dibuka. Daerah wisata non lereng gunung sudah bisa dikunjungi. Apalagi 2011 nanti kita akan jadi tuan rumah pertemuan UNESCO di Bali. Sebelumnya saya mena­warkan Yogya, tapi dipilih Bali.

Bagaimana kondisi obyek wi­sata di sekitar Gunung Merapi?

Sekarang sedang didata apa dan seberapa rusaknya, baru kita kerjakan untuk diperbaiki lagi. [RM]



Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya