Berita

teguh santosa/rmol

Dunia

PPIKU: Krisis Korea Dipicu Batas Wilayah yang Tidak Adil

SABTU, 27 NOVEMBER 2010 | 12:52 WIB | LAPORAN:

RMOL. Ketegangan yang sedang terjadi di Laut Barat Semenanjung Korea saat ini adalah buntut dari persoalan yang disisakan Perang Korea 60 tahun lalu.

Ketika Perang Korea berakhir dengan ditandatanganinya Korean Armistice Agreement, Agustus 1953, pihak Amerika Serikat dan Korea Selatan secara sepihak menarik garis batas di perairan Laut Barat yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan. Garis batas yang oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan itu disebut dengan nama Northern Limit Line (Garis Batas Utara) berada sangat dekat dengan wilayah daratan Korea Utara dan memisahkan pulau-pulau di sekitar perairan itu dengan daratan Korea Utara.

"Korea Utara sejak lama memprotes tindakan sepihak ini, dan tidak mengakui garis batas di Laut Barat Semenanjung Korea itu. Garis batas yang dibuat AS dan Korea Selatan secara sepihak itu membuat Korea Utara dalam posisi yang sulit karena dibatasi dan dikelilingi oleh pangkalan militer Korea Selatan yang sebenarnya hanya sepelemparan batu dari wilayah darat mereka," jelas Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara (PPIKU), Teguh Santosa, kepada Rakyat Merdeka Online di Jakarta, hari ini (Sabtu, 27/11).

Garis batas kedua negara di daratan yang disebut sebagai 38 Parallel disepakati oleh kedua negara di akhir Perang Korea. Tetapi garis perbatasan di perairan Laut Barat sampai sekarang masih meninggalkan masalah. Adalah Komandan PBB ketika itu, Jenderal Mark W. Clark, yang menetapkan garis batas utara di Laut Barat yang mepet dengan wilayah darat Korea Utara tersebut.

Pulau Yeonpyeong yang hari Rabu (24/11) lalu dihujani tembakan oleh Korea Utara mestinya masuk dalam teritori Korea Utara. Tetapi, seperti yang telah disebutkan di atas, secara sepihak AS dan Korea Selatan mencaploknya bersama pulau-pulau lain di sekitarnya.

"Korea Utara menembak pangkalan militer Korea Selatan di pulau itu setelah pihak Korea Selatan sehari sebelumnya menembakkan rudal dan artileri dengan alasan sedang menggelar latihan militer," sambung Teguh.

Pihak Korea Utara sejak Perang Korea berakhir menawarkan garis batas yang lebih netral, melintas secara diagonal memotong garis 38 dan 37 Lintang Utara ke arah baratdaya. Secara kasat mata garis yang ditawarkan Korea Utara ini, disebut sebagai Maritime Military Demarcation atau Demarkasi Militer di Laut, lebih adil karena persis membagi dua Laut Barat Semenanjung Korea. Garis ini tidak memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk melakukan provokasi, juga tidak memungkinkan kedua pihak membangun pangkalan militer yang begitu dekat dengan pihak lawan.

"Dengan demikian, Korea Utara berpendapat bahwa tembakan yang dilepaskan Korea Selatan dari pulau itu ke arah mana saja, merupakan provokasi. Sehari sebelumnya pun Korea Utara sudah mengingatkan Korea Selatan bahwa tembakan yang dilepas dari Pulau Yeonpyeong adalah tindakan yang mengancam kedaulatan Korea Utara dan akan dihadapi dengan aksi militer pula," demikian Teguh. [kgi]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya