Berita

Bisnis

Demo Bikin Tekor Pedagang Glodok

MINGGU, 24 OKTOBER 2010 | 00:01 WIB

RMOL.Sejumlah warga ibukota me­nilai satu tahun pemerintahan SBY-Boediono jilid II belum mampu mengatasi masalah men­dasar, yaitu keterjangkauan harga bahan pokok. Mereka mengeluh­kan harga khususnya bahan po­kok yang kian melambung.

Berdasarkan pantauan Rakyat Merdeka, seorang pedagang me­nga­takan, harga kebutuhan pokok semakin meningkat. Ke­butuhan primer ini menjadi per­masalahan mendasar yang harus dibenahi pemerintah. Hal tersebut tidak diiringi dengan kenaikan gaji atau upah. Se­hingga harus mela­kukan berbagai penghema­tan untuk mencukupi kebutuhan se­hari-hari.

“Sembako (sembilan bahan pokok) makin mahal. Cabe, be­ras, semuanya. Tapi gaji nggak naik, tetap segitu-segitu aja. Janji pemerintah yang mau nai­kin gaji nggak terbukti. Sebagai seorang pedagang, untung saya semakin tipis karena beli bahan pokok sudah tambah mahal. Kalau saya jual lebih mahal lagi, nanti nggak laku. Jadi hanya bisa untung tipis,” beber Yatun ke­pada Rakyat Merdeka, belum lama ini.

Hal senada disampaikan Nico, salah satu pedagang elektonik di Glodok, Jakarta Utara. Menurut­nya, pemerintah harus bisa men­jaga situasi agar tetap kondusif. Kata dia, sebagai pedagang, si­­tuasi yang tidak kondusif sangat berdampak pada usahanya. Jika ada demo, omzetnya langsung merosot tajam karena masyarakat enggan bertransaksi dan memilih berdiam diri di rumah.

“Aksi demo tanggal 20 Okto­ber lalu sangat berdampak negatif terhadap omzet kami. Tidak ada satu transaksi pun di hari itu. Pengunjung sangat sepi. Mung­kin mereka takut pergi ke luar rumah, takut ada kerusuhan. Ka­lau sering seperti itu, kami pasti rugi. Pemerintah harus mendu­kung terciptanya iklim yang kondusif. Kalau demo-demo se­perti itu, wisatawan juga ngeri ke Indonesia dan secara langsung berdampak pada pemasukan devisa negara. Investor juga ber­pikir ulang untuk menanam­kan investasinya,” jelas Nico.

Menurutnya, pemerintahan SBY-Boe­diono sebenarnya me­miliki sisi positif. Kurs rupiah makin mem­baik. “Ini bukti nyata keberha­silan pereko­nomian pe­me­rinta­han,” cetusnya. Ia me­nilai, nilai tukar ru­piah yang saat ini berada di­bawah Rp 9.000 da­pat dikata­kan sebagai prestasi luar biasa yang patut diapresiasi masya­rakat. [RM]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya