Berita

rizal ramli/ist

Rizal Ramli: Pemerintahan Gus Dur Singkat, Pembagian SDA hanya Fokus pada Migas

JUMAT, 15 OKTOBER 2010 | 11:27 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Model desentralisasi yang dijalankan di Indonesia sangat unik. Pasalnya, pembagian kekuasaan di negeri ini tidak diturunkan secara bertahap dari tingkat nasional, provinsi, hingga kabupaten atau kotamadya.

Di Indonesia, kata ekonom senior Rizal Ramli, desentralisasi, yang bermula pada masa pemerintahan BJ Habibie, diberikan langsung kepada kabupaten dengan melewati tingkat provinsi. Hal ini disebabkan, sebut Rizal, pada saat itu BJ Habibie kuatir bila otonomi diberikan kepada provinsi akan memerdekakan diri.

"Tapi saat itu, Habibie kuatir kalau kekuasaan dibagi ke provinsi, jangan-jangan provinsi minta merdeka. Akhinya dibagi ke tingkat kabupaten," ujar Rizal Ramli dalam diskusi Menguarai Distribusi Dana Bagi Hasil SDA? di gedung DPD, Jakarta (Jumat, 15/10).


Padahal di negara-negara maju, jelas Rizal, desentralisasi biasanya dilakukan bertahap dari tingkat nasional, provinsi, kemudian baru kabupaten. Bahkan, di Belgia dan Perancis, desentralisasi sampai ke level kecamatan. Namun, Rizal mengapresiasi terobosan Presiden RI ketiga itu.

"Itu eksperimen yang sangat berani dari Habibie. Karena kekuasaan dibagi ke 420 kabupaten dan kotamadya. Dari segi organisasi pengendaliannya sangat sulit. Karena kekuasaan gubenur di by pass," terang mantan Menteri Ekonomi ini.

Dan yang menarik, sambung Rizal, pada saat Habibie belum ada bentuk baku peraturan perundangan-undangan mengenai otonomi daerah. Baru pada saat Abdurrahman Wahid memimpin negeri ini, UU Otonomi Daerah dibentuk. Dalam UU tersebut pun dibahas soal pembagian sumber daya alam.

Namun, Rizal Ramli mengaku menyesal karena pada era Gus Dur, pembagian SDA hanya berfokus pada bidang minyak bumi dan gas. Padahal, mestinya pembagian SDA bidang lain selain Migas juga dibahas.

"Di Maluku tidak ada Migas. Tapi banyak ikan. Tapi tidak ada aturan soal SDA pembagian perikanan. Lain di Balikpapan yang minyaknya banyak dan kotanya maju sekali," jelasnya sambil mengatakan hal itu tidak sempat diatur karena masa pemerintahan Gus Dur sangat singkat. [zul]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya